Enam belas

213 22 2
                                    

Jam istirahat tiba, Wilda sudahi dulu aktifitas ketik-mengetiknya, dia save terlebih dahulu supaya tidak hilang setelah itu dia berdiri dan merenggangkan otot-ototnya, baru setengah hari bekerja rasanya lumayan juga, biasanya setiap hari Wilda hanya rebahan saja sekarang dia harus mengerjakan banyak hal, hari pertamanya bekerja sangat sibuk sekali, dia harus membuat dokumentasi data-data pasien dan juga tadi sempat ada beberapa telfon yang masuk untuk membuat janji dengan para dokter.

Energi nya terkurang cukup banyak, perutnya juga sudah lapar, dia berencana untuk makan siang di kantin rumah sakit.

"Yuk Wil ikut mbak sama anak-anak yang lain aja makannya" ajak Shiren.

"Gak pa-pa emang mbak?".

"Iya gak pa-pa Wil, yuk sekalian kenalan sama mereka biar akrab, tadi kan belum sempet kenalan sama yang lain karena udah keburu kerja, yuk!".

Wilda menurut saat tangannya digandeng oleh Shiren, ide bagus juga sih, Wilda juga belum tahu dimana kantinnya.

Ravan mengiriminya pesan untuk makan bersama di ruangannya namun Wilda menolak dengan alasan takut ada yang curiga, walau sempat berdebat perihal itu namun pada akhirnya Ravan mengalah.

"Kantinnya bagus banget mbak, mahal gak sih makanannya?" tanya Wilda pada Shiren, dia takjub melihat kantin rumah sakit tempatnya bekerja mirip  seperti kantin-kantin yang ada didrama korea yang sering ditontonnya.

"Gak kok, makan di sini mah gak usah bayar, ini kantin khusus dipersiapkan buat para pegawai di sini, kita tinggal makan aja gak usah bayar, bisa disebut ini fasilitas yang kita dapat kalau kerja di rumah sakit ini" beritahu Shiren menjelaskan.

"Oh gitu ya mbak" Wilda mengangguk paham.

Kalau begitu Wilda tidak usah khawatir, untuk makan siang sudah terjamin, itu artinya uang untuk membeli makan siang akan utuh dan bisa Wilda tabung untuk keperluan yang lain nantinya.

"Yuk, kita antre".

Wilda mengangguk, dia mengikuti langkah Shiren untuk mengantre.

🍬🍬🍬

"Wilda ini adik kandungnya dokter Rendra bukan sih?".

"Bukan mbak, temen doang tapi dari dulu udah deket gak cuma sama dokter Rendra doang sih, sama istrinya juga aku deket kok, sering main".

"Oh kirain kita kamu ini adik kandungnya dokter Rendra".

Suasa di kantin sangat ramai, meja tempat Wilda duduk juga penuh, banyak karyawan lain yang juga ikut duduk di sana, mereka penasaran kepada Wilda yang tadi pagi datang satu mobil bersama dokter Rendra.

Wilda seketika jadi trending topic pagi itu, banyak info dari mulut ke mulut kalau Wilda ini adiknya dokter Rendra bahkan ada yang mengira kalau Wilda adalah selingkuhan dokter Rendra namun Wilda buru-buru membantah rumor itu. Gila saja, belum genap satu hari bekerja Wilda sudah terkena rumor yang tidak berdasar.

"Udah punya pacar belum, Wil?" tanya Alya.

"Hah?".

"Udah punya pacar belum? Kan tadi rumor soal kamu yang selingkuhan dokter Rendra itu udah kamu bantah, sekarang kita penasaran kamu udah punya pacar belum?" Alya memperjelas pertanyaannya.

Wilda mengerutkan keningnya, harus ya Wilda jawab pertanyaan seperti itu? Memangnya penting untuk mereka tahu Wilda ini punya pacar atau belum?

CLBK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang