Ahmad Si Pembunuh

813 28 2
                                    

"Ya elah Aceng perkara nyolong uang dari tas biduan lu bisa dihukum penjara begitu"ucap Mbah Gendeng.
"Iya mbah,kagak adil kan mbah?"ucap Aceng.
"Nah sekarang elu dah cerita"ucap Mbah Gendeng menunjuk pria yang duduk di paling kanan.

Kenalin nama gua Ahmad Subarjo,atau orang-orang biasa manggil gua dengan sebutan Barjo si Pembunuh tanpa Darah.Pekerjaan gua adalah pembunuh bayaran.Gua biasa direkrut para orang-orang kaya untuk membunuh.Biasanya targetnya adalah musuh dari orang-orang kaya tersebut.Dalam membunuh,gua gak biasa pake alat seperti pisau ataupun pistol.Gua membunuh tanpa darah.Gua biasa membunuh dengan racun atau dengan tehnik rahasia gua,yaitu kelitikan maut.Kelitikan maut adalah proses dimana gua akan membuat korban geli tanpa henti dengan kelitikan gua.Korban akan terus tertawa hingga mati.Cukup unik bukan.

Hari itu,gua mendapat misi membunuh seorang wanita pengusaha di rumahnya.Tentu  bayaran yang sangat amat menggiurkan untukku.Untuk wanita ini,klien rela membayarku 50 juta.Angka yang sangat fantastis.Aku pun menyetejuinya.

Tahap awal,biasanya aku akan mengawasi targetku dulu.Aku akan mengikuti kemanapun target pergi.Rumah target juga tak luput dari pengawasanku.Rupanya rumh target ada satpamnya.Agak susah pikirku.Tapi tenang,seperti kata pepatah "Banyak jalan menuju Roma",pasti rumah ini punya pintu belakang pikirku.Dan rupanya bagian belakang rumah cukup aman.

Setelah beberapa hari mengintai,aku pun melakukan aksiku.Aku meloncat masuk dari pintu belakang.Aman pikirku.Kulihat ke arah gerbang depan rupanya sedang tidak ada satpam.Aku pun bergegas masuk ke dalam dan menuju kamar targetku.

Sesampainya di kamar,aku kaget.Targetku rupanya sudah duduk menungguku.Dia pun memberikan aku pilihan senjata di atas meja.Ada pisau,pistol dan beberapa senjata untuk membunuh.Dia memberikanku tantangan,kalo aku bisa membunuhnya dengan alat-alat itu,ia akan memberikan warisan padaku.Namun dengan syarat,aku harus melepaskan topengku.Aku dilema.Aku tidak pernah menggunakan alat selama membunuh.Targetku menunjukkan surat wasiat yang ada tanda tangannya padaku,ia menyuruhku menuliskan namaku di kertas itu.Aku seperti menurut dan membaca kertas itu sekilas.Anjir warisan rumah beserta aset perusahaan senilai 5 milyar rupiah.Uang yang sangat banyak pikirku.Aku pun bergegas mengambil pisau di meja dan menusuk targetku tersebut.Dia mati berlumuran darah.Aku melihat tanganku yang penuh darah.Aku pun buru-buru kabur dari tempat itu.

Esoknya aku ditangkap oleh kepolisian saat sedang bersantai di kontrakanku.Rupanya nyonya rumah itu memasang CCTV di kamar tersebut.Tentu saja wajahku terlihat jelas.Belum lagi surat wasiat kemarin yang rupanya palsu.Sial pikirku.Aku pun memberitahu bahwa aku hanya disuruh oleh seseorang.Polisi pun menangkap pengusaha yang menyuruhku itu.

Namun keanehan terjadi,saat persidangan pengusaha itu mendapat hukuman bebas sedangkan aku mendapat hukuman 10 tahun penjara.Sial pikirku.Ada yang aneh dengan semua ini.Aku merasa dijebak oleh seseorang.

Bersambung
Jangan lupa vote dan view
Biara author rajin update

Kisah Mbah Gendeng : 3 NapiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang