04. Gempa Kedua

22 15 0
                                    

Adrien mendengus seraya menatap gelangnya, untuk kali ini ia tidak bisa leluasa menggunakan asisten pribadinya karena 'pak tua sialan' itu tengah mengawasi sistem asisten pribadi milik Adrien, apapun yang ia lakukan dengan asistennya walau hanya mengirim pesan pasti diketahui oleh Mr. Karl, bisa dikatakan Mr. Karl menanamkan alat pelacak pada sistem Riu. Tentu saja Adrien protes karena itu mengganggu privasinya tetapi daripada harus berurusan dengan OGC ia memilih untuk menurut. Untung saja pria tua itu tidak mengganggu microchip-nya kalau sampai itu terjadi mungkin Adrien akan melaporkan itu pada pemimpin Oxedon koloni manusia. Jangan memanggilnya pengadu! Ini adalah kejahatan karena mengganggu privasi orang lain.

Saat ini ia berada di kamarnya, mengotak-atik komputer hologram dengan serius. Terkadang ia melirik gelangnya di mana alat pelacak itu tertanam, hanya untuk membangkitkan rasa kesal di lubuk hatinya. Kemarin ketika ia kembali, Chloe langsung menemuinya dan mengomel karena 'rasa penasaran' Adrien dan omelannya semakin bertambah saat mengetahui bahwa Adrien tengah dilacak. Selesai dengan urusannya, Adrien hendak melanjutkan rencananya di kediaman Chloe. Ia membutuhkan gadis itu dan asistennya untuk membantu dirinya dalam beberapa misi. Tetapi langkahnya terhenti di ambang pintu kala lantai yang dipijaknya bergetar singkat, lelaki itu mengernyitkan dahi belum sempat ia melangkahkan kaki getaran selanjutnya muncul dalam skala yang lebih besar, gempa! Tetapi tidak lama, selang beberapa detik gempa itu berhenti.

Adrien mengunci pintunya sebelum melangkah lebar menuju kediaman VIP, dimana gadis itu berada. Ia mengacuhkan orang-orang yang bergerumun di depan layar lebar dimana Mr. Karl tengah memberi interuksi pada mereka agar tetap tenang. Persetan dengan itu, Adrien perlu mencari tahu apa yang terjadi. Lelaki itu menekan tombol bel berulang kali sebelum pintu besi didepannya terbuka dan menampakan seorang gadis bersurai pirang yang diikat satu tengah menaikan sebelah alisnya.

"Maaf ini mendadak, tetapi aku perlu bantuanmu sekarang. Apa kau tidak sibuk?" ujar Adrien dengan cepat.

"Tidak."

Gadis itu mempersilahkan Adrien masuk tetapi saat lelaki itu sudah ada di dalam Chloe masih bergeming di tempatnya, belum sempat Adrien bertanya gadis itu sudah membuka mulut untuk berkata.

"Gempa barusan-"

"Pasti ada kaitannya dengan gempa di hunian Huteom."

"Bagaimana kau bisa tahu?"

Adrien bungkam, "aku hanya beropini, itulah kenapa aku ada disini. Aku memerlukanmu dan asistenmu untuk menyelidikinya."

Chloe bergeming untuk beberapa saat, ia tahu akan keadaan Adrien saat ini tepatnya tentang apa yang terjadi pada asistennya tetapi di sisi lain ia cemas, lelaki ini benar-benar sembrono. Setelah beberapa saat dalam keheningan ia mengangguk kecil dan membawa Adrien ke ruang lain, tepatnya ruang kerjanya. Perbedaan kamar VIP memang sangat signifikat dengan kamar biasa, lebih luas dan furniturnya lebih banyak. Jika diperhatikan lagi, tempat tinggal Chloe ini tidak pantas dijuluki kamar tetapi ini lebih mirip ke apartemen mewah.

Mereka menuju sebuah ruangan dengan warna perak yang mendominasi. Di bagian tengah ruang terdapat meja bundar dengan hologram planet Oxedon melayang di atasnya, di setiap sisi terdapat meja bar yang terpasang keyboard dan layar hologram. Salah satu sisi dinding merupakan kaca jendela yang menampakan pemandangan luar dengan sangat jelas.

"Welcome Mrs. Chloe."

Sebuah suara robot menyapa kala mereka memasuki ruangan tersebut.

OXEDON : The Secret of Forbidden SectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang