02. Berita

59 20 7
                                    

"Hello kid."

Adrien berbalik dan mendapati seorang lelaki dengan tubuh kekar berdiri di hadapannya, ia kembali mendengus kala melihat seringaian yang terpasang di wajah Mark.

"Bersiaplah tes dimulai sepuluh detik lagi!" seru sang pelatih.

Dengan wajah songongnya Mark memasang kuda-kuda sembari memberi isyarat ajakan pada Adrien untuk memulai pertandingan. Lelaki itu menatap Mark dengan tatapan tajam seraya memasang posisi siaga. Sebuah robot sudah berada di bawah mereka dengan membawa sebuah bendera kecil, saat bendera itu terkibas ke atas Mark langsung menyerang Adrien dengan kakinya. Adrien mengelak dan membalasnya dengan pukulan, Mark meninduk untuk menghindar lalu menyerang perut Adrien.

Adrien mengerang ia berputar untuk menendang Mark, lelaki di depannya sedikit terdorong kebelakang. Alisnya tertaut tajam, ia kembali menyerang Adrien kali ini dengan membabi buta, setiap tonjokan dan tendangan yang semula dapat di tangkis Adrien kini sudah tidak bisa. Dalam satu pukulan telak Adrien terjungkal ke belakang, hal itu membuat Mark tertawa.

"Ayolah apa hanya itu kemampuanmu?" Ia menyeringai.

Adrien terbatuk serya mencoba berdiri, ia sungguh menyesal tidak belajar bela diri dengan baik padahal dibanding kelas favoritnya-kelas menembak-bela diri juga sangat penting. Ia mulai menyerang Mark dengan pukulan, hal itu hanya pengalihan karena detik berikutnya tendangan Adrien berhasil mengenai wajah lelaki itu. Mark memegang dagunya yang terasa sakit dan mulai menyerang Adrien lebih dari sebelumnya. Ia memukul perut Adrien yang membuat lelaki itu terbatuk-batuk, belum sempat membalas pukulannya wajah Adrien kembali diberi bogem mentah Mark. Lelaki itu tertawa, ia menendang Adrien hingga ia jatuh tersungkur. Ia memukul wajah Adrien yang membuatnya langsung mimisan, sebelum Mark kembali memberi pukulan sebuah suara menginterupsi mereka.

"Cukup Mark! Kau berlebihan! A015 hentikan pertandingan ini!"

Adrien melirik seorang gadis yang tengah menatap robot di dekat kakinya. Ia sedikit tersenyum kala Chloe mendekatinya dengan tatapan tajam.

"Dasar payah!"

"Aw." Adrien memegangi bahunya saat Chloe menariknya kasar.

"Shea panggilkan medis kemari," ujar Chloe pada salah seorang robot.

"Kau bisa katakan pada pengajar agar mengganti lawanmu!" lanjut Chloe.

"Aku tidak apa-apa."

"Ck, pakai ini!" Chloe mengambil sebuah sapu tangan dari kantongnya lalu menyerahkannya pada Adrien.

Lelaki itu terkekeh, "Terimakasih." Ia menyumpalkan sapu tangan itu pada salah satu lubang hidungnya yang mimisan.

"Dasar gila," gumam Chloe saat mendapati Mark yang memberi kerlingan padanya.

[ [ [  •  ] ] ]

"Tuan, nona Chloe tadi kemari untuk menjenguk anda," ujar Riu seraya tersenyum dalam layar hologram gelang Adrien.

"Oh ya? Hm pulang nanti kau harus melatihku bela diri," ujar Adrien masam.

Dirinya saat ini berbaring pada kasur empuk di ruang medis, ia menatap datar langit-langit putih di atas sana. Lelaki itu mengernyit kala mendengar asistennya tertawa.

"Apakah karena tuan Mark?"

"Jangan sebut namanya! Lagipula kau juga tak perlu memakai embel-embel tuan untuknya."

OXEDON : The Secret of Forbidden SectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang