10. Mengungsi

16 5 0
                                    

Adrien berada di tengah gerumunan orang yang berusaha keluar dari wilayah sektor. Beberapa menaiki lift besar maupun yang bermuatan hanya 1 orang, ada pula yang rela berjalan melewati tangga demi selamat dari tempat yang sepertinya akan runtuh ini. Raut panik terpampang di wajah mereka dengan para anak kecil yang menangis histeris. Saat mereka sampai di permukaan gempa tersebut telah berhenti namun tergantikan suara alarm tanda bahaya yang menggema di setiap penjuru langit. Mereka semua tercekat, mereka tahu sesuatu yang tidak beres terjadi, sesuatu yang sangat membahayakan sehingga membangkitkan alarm bahaya dan menyalakan lampu merah di seluruh penjuru wilayah.

"Tuan segeralah masuk ke pesawat, kita harus kembali ke hunian manusia!"

Tanpa membalas ucapan Riu, Adrien segera berlari menuju pesawatnya dan melesat dengan kecepatan tinggi. Ia bahkan menghiraukan akses keluar yang seharusnya ia lakukan saat keluar dari wilayah makhluk Pubbel.

Sebuah layar muncul di sudut kaca pesawat Adrien, menampakan seorang Alpha koloni Manusia, tidak! Bukan Epsilon Karl melainkan seorang pria yang umurnya sudah berkepala lima tengah memasang ekspresi serius.

Auto Translate

"Salam sejahtera para rakyatku! Saya selaku pimpinan makhluk manusia mengatakan suatu hal dengan berat hati. Marabahaya berada di sekitar kita hendak menghancurkan kita beserta planet ini dari dalam. Maka dari itu para rakyatku, hari ini juga demi keamanan, kalian akan diungsikan ke kota layang melalui pesawat induk yang akan menjemput kalian sebentar lagi di setiap kota pusat. Jangan berdesakan! Semua orang akan diungsikan! Kita akan selamat, saya berjanji. Bawalah barang-barang yang penting saja tidak perlu membawa transportasi pribadi dan terus ikuti aturan. Sekian dari saya, terima kasih dan jaga diri anda sekalian."

Adrien menambah laju pesawatnya ketika pidato singkat itu selesai. Ia yakin sekali bahwa penyebab ini semua adalah titik misterius yang sampai saat ini belum dapat ia pecahkan. Matanya menajam, ia mengeratkan pegangannya pada kendali pesawat. Satu hal yang tertanam di pikirannya adalah,

"Kehancuran yang datang."

Beberapa orang sudah berkumpul di lapangan di tengah kota, di mana pesawat akan datang untuk menjemput mereka. Setelah memakirkan pesawatnya, lelaki itu berlari menuju kamarnya. Ia mengemasi pakaian, dan beberapa benda elektronik yang mungkin saja membantunya. Adrien setengah berlari menuju tempat tidurnya, ia merogoh sesuatu di kolong tempat tidur lalu menariknya keluar. Sebuah kotak berbentuk koper berwarna hitam dengan logo S berwarna silver terukir rumit di atasnya.

Adrien menempelkan ibu jarinya pada logo tersebut lalu sebuah suara 'klik' terdengar, ia membuka kotak tersebut dan tampaklah sebuah senjata api berwarna hitam yang memiliki logo S di gagangnya. Ia mengambil benda itu dengan nafas tercekat, sekelebat bayangan muncul dalam kepalanya, tentang senyum Adrien kecil sewaktu mendapatkan benda ini dari ayahnya. Sebenarnya memiliki senjata api seperti ini adalah hal ilegal namun karena ayahnya, Adrien dapat memiliki barang-barang seperti ini. Bukan hanya senjata api, Adrien juga memiliki barang lain yang bisa dikatakan ilegal juga. Salah satunya Visible Laser yang tengah ia gunakan sekarang pada senjatanya tersebut. Visible Laser berbentuk bulat dengan sebuah titik berwarna hijau di tengahnya yang berfungsi mengeluarkan laser tersebut. Benda ini memiliki fungsi untuk menyamarkan benda lain dengan lasernya, bukan hanya tidak dapat terlihat oleh mata telanjang, benda yang terkena laser tak terlihat juga kebal terhadap lacakan maupun pemindai. Sayangnya Visible Laser katanya sampai saat ini memiliki kekuatan terbatas dengan arti lain ia tidak dapat menyamarkan benda berukuran besar, paling besar hanyalah sebuah komputer.

 Sayangnya Visible Laser katanya sampai saat ini memiliki kekuatan terbatas dengan arti lain ia tidak dapat menyamarkan benda berukuran besar, paling besar hanyalah sebuah komputer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Visible Laser)

"Riu, panggil Chloe," ujar Adrien seraya bersiap untuk keluar dari rumahnya.

"Baik Tuan."

"Kau sudah berkumpul?" tanya Adrien dalam panggilannya kepada Chloe.

"Sudah dan di mana kau?"

"Aku masih di rumah."

"Cepatlah atau kau akan ketinggalan pesawat!"

Adrien terkekeh, terkadang sifat Chloe yang sedikit bawel itu membuatnya terlihat lucu. Ia mengemasi barangnya kembali lalu keluar dari tempat itu, sebelum benar-benar pergi Adrien mengunci tempatnya menggunakan microchip multifungsinya.

Dengan pikiran kalut, Adrien mencari letak keberadaan Chloe. Hatinya memang tidak berhenti cemas semenjak misi pertamanya hari lalu, ia tidak pernah menduga bahwa hari ini akan tiba, mungkin semua orang juga begitu. Planet buatan yang digadang-gadang planet teraman nyatanya bisa begini juga, hanya tinggal satu tanda tanya besar, siapakah dalang dibalik semua ini?

"Adrien!"

Merasa namanya dipanggil, lelaki itu menoleh dan mendapati seorang gadis bersurai abu-abu yang tengah melambai padanya. Adrien berlari kecil di tengah lautan manusia yang menyesakkan.

"Chloe." Adrien menghela nafas lega.

"Aku tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi," gumam Chloe yang dibalas anggukan kecil Adrien.

"Ngomong-ngomong, di mana Felix?"

"Dia ikut kelompok lain."

"Mengenai titik itu-" Adrien menoleh, menunggu kata-kata yang akan dikeluarkan Chloe.

"-Felix berhasil meretasnya-"

"Lalu?" potong Adrien cepat dengan kedua alis yang terangkat, bukankah ini kabar bagus?

Chloe menghela nafas, "namun sistem jaringan utama tidak dapat memindainya."

"Apa maksudmu?" Adrien mengernyit tidak mengerti. Sebenarnya apa titik merah tersebut, jika memang bukan entitas pasti sebuah mesin yang memiliki kecanggihan melebihi sistem jaringan utama Oxedon.

"Kau tahu visible laser?"

Adrien mengangguk sebagai jawaban.

"Felix mengira hal itu yang membuatnya menjadi tidak dapat dipindai."

"Tunggu, visible laser hanya dapat menyamarkan benda kecil."

Chloe dan Adrken bergeming. Jika memang karena benda ilegal itu maka titik tersebut berupa benda kecil atau makhluk kecil namun, bisa saja ada makhluk yang belum pernah terdeteksi tinggal jauh di luar sana dan memiliki kecanggihan teknologi di atas mereka. Menginvasi planet buatan yang memiliki teknologi di bawahnya, karena suatu alasan yang tidak jelas. Atau alasan yang belum mereka ketahui.

Suara mesin mengalihkan atensi mereka. Angin menerpa ketika 3 buah pesawat mulai mendarat tak jauh dari kerumunan. Para anggota OGC Epsilon berseragam lengkap keluar dari pesawat tersebut dan mulai menggiring mereka untuk masuk ke dalam pesawat dengan tertib. Suara tembakan terdengar, membuat mereka terkaget namun itu hanyalah sebuah tembakan tanpa peluru yang dilontarkan oleh seorang petugas yang berdiri di pesawat ketiga, sepertinya terdapat masalah kecil di sana.

《OXEDON》
__________To be continue__________

Salam fiksi,
-Vein Achary

OXEDON : The Secret of Forbidden SectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang