15. Pengintaian (1)

12 2 0
                                    

"Kau gila Adrien! Bukankah ini terlalu mendadak? Pertemuan itu malam ini sedangkan kita belum memiliki persiapan apapun."

Adrien menghela nafas seraya menatap keluar jendela. Di depannya Chloe tengah berjalan mondar-mandir dengan wajah gusar.

"Adrien, ini bukanlah hal yang mudah. Semuanya tidak akan berjalan seperti yang kau pikirkan. Kau tahu kita di mana? Tempat itu berbeda dengan Hunian Manusia atau Hunian Huteom yang dapat kau lalui keamanannya begitu saja, ini kota dengan keamanan paling ketat! Kamera pengawas terpasang di mana-mana, robot penjaga berjaga di setiap sudut, bahkan jaringan pun dapat dengan mudahnya di lacak di sini. Apa kau yakin kita bisa mengatasinya?"

Itulah, itulah yang membuat Adrien diserang rasa keraguan. Chloe benar, bahkan mereka hanyalah 3 murid biasa yang tidak memiliki koneksi dalam. Kekuatan di bawah rata-rata. Dan hanya bermodalkan asisten digital apakah bisa melalui semua ini? Tiba-tiba terlintas dalam pikiran Adrien, sebenarnya apa tujuan mereka melakukan ini? Hanya karena rasa penasaran? Tidak, tidak! Adrien ingin menyibak misteri ini, siapa musuh mereka, kaitannya dengan segala hal yang terjadi, dan pastinya kenapa semua ini terjadi. Mungkin terdengar hanya terlalu penasaran tetapi inilah Adrien. Sepertinya yang dikatakan orang-orang memanglah benar, sifat ayah dan ibunya menurun padanya sama persis. Sebagaimana ayahnya seorang profesor dan ibunya peneliti memiliki rasa penasaran yang tinggi merupakan hal yang wajar dan dirasa hal itu menurun pada Adrien. Lelaki itu tahu tujuannya, ia ingin mencari tahu apa yang terjadi dan mencoba membereskan dengan tangannya sendiri walaupun dirinya tahu itu hanya akan memberikan dampak kecil, setidaknya ia tidak akan menyia-nyiakan hidupnya hanya dengan menunggu semuanya terselesaikan. Ia tidak ingin hal itu terulang kembali.

Adrien bangkit dari duduknya, ia berjalan ke arah Chloe yang tengah berdiri membelakanginya. Lelaki itu memegang pundaknya dan membuat Chloe berbalik. Gadis itu menatapnya, Adrien dapat melihat pancaran keraguan dari manik gadis di depannya tetapi, Adrien tersenyum. Sebuah senyum yang memberikan kepercayaan.

"Bukankah kita sudah sepakat untuk menghadapi segala sesuatu yang akan terjadi bersama? Aku, kau dan Felix. Kita adalah tim. Apapun yang akan terjadi akan kita lalui bersama dan semuanya akan baik-baik saja selama kita masih memiliki satu sama lain. Kesempatan ini adalah dorongan bagi kita untuk maju. Awal terbentuknya tim kita adalah mengetahui apa yang terjadi bukan? Dan ini kesempatan kita, bila ada sesuatu yang tidak beres maka kita akan hadapi bersama. Jangan pernah takut Chloe, jangan pernah ragu jika kau bersamaku. Kita ada untuk satu sama lain."

Chloe tertegun, sebenih kepercayaan muncul dalam benaknya. Adrien benar, sudah sejauh ini seharusnya ia tidak boleh menyerah terutama jika sampai melewatkan suatu kesempatan. Memang terdengar seperti keputusan bodoh, kemungkinan gagal yang besar membuat pikiran Chloe terpenuhi oleh hal-hal negatif apalagi jika sampai hal ini malah memperkeruh keadaan tentu akan berdampak besar bagi mereka. Tetapi, bagaimana ia bisa menolak kepercayaan yang diberikan Adrien? Lelaki di depannya ini, entah mengapa memberi suatu dorongan besar untuknya maju, menyalakan kembali semangat yang ada di dalam dirinya.

Perlahan Chloe mengangguk, ia balas tersenyum. Apapun yang terjadi akan dihadapi bersama layaknya sebuah tim.

[ [ [ • ] ] ]

Pakaian berlapis baja dari ujung kaki sampai kepala, dimana tiada sedikitpun celah pada pakaiannya, memakai pelindung kepala yang membuatnya terlihat seperti seorang robot. Setidaknya itulah gambaran dari barisan para penjaga yang kini berdiri di setiap sudut lorong utama menuju ruang rapat. Namun, mereka tidak tahu bahwa salah satu di antara mereka adalah Felix.

"Menurut informasi yang aku dapatkan, sebanyak 100 penjaga berada di lorong utama lalu 5 anggota CGI kelas atas akan menjaga di ruang rapat sedangkan 10 anggota CGI lainnya akan berjaga di luar, itupun dari koloni manusia belum koloni lain."

"Tiada celah untuk kita menyelinap jadi kita harus menyamar dari awal. Felix akan menyamar sebagai seorang penjaga dan mengawasi di lorong utama, aku akan menyamar sebagai anggota CGI yang nantinya akan masuk ke dalam ruangan seraya merekam pembicaraan mereka sedangkan Chloe mengawasi kita dari kamar Felix."

Syukurlah Felix mendapat informasi penting tersebut, dan begitulah rencana Adrien. Kedengaran sepele, mudah dan sangat sembrono. Mereka bahkan tidak tahu apakah rencana ini akan berjalan lancar atau tidak. Untungnya mereka punya rencana B apabila sampai ketahuan, menyerah.

"Lorong 1 aman," ujar Felix melalui speaker yang langsung terhubung kepada Adrien dan Chloe.

"Bersiaplah, aku melihat President Edwin datang dengan para pengawalnya dan Adrien," saut Chloe dari ruangnya, tepatnya dari kamar Felix yang kini telah di sulap seperti ruang pengawas yang dipenuhi layar monitor.

Suasana kembali hening tetapi, Adrien belum dapat bernafas lega. Walaupun tubuhnya terlihat biasa sebenarnya ia masih was was, bagaimana jika penyamarannya terbongkar, di keluarkan dari Space-O Academia tidaklah cukup untuk membayar kesalahannya.

Adrien melirik barisan penjaga tanpa menolehkan kepalanya, semuanya terlihat sama ia bahkan tidak tahu yang mana sosok Felix. Beberapa saat kemudian, rombongannya sampai di ujung lorong, di depannya terdapat sebuah jembatan yang menghubungkan dengan sebuah ruangan bundar tanpa jendela di seberang sana, ruangan itu tidak menyatu dengan ruangan lain tetapi memiliki celah yang langsung ke luar angkasa. Sesuai arahan ketua OGC, Adrien berhasil mendapat bagian berjaga di dalam ruangan, bersama 4 anggota lainnya ia mulai berjalan masuk melalui jembatan tersebut. Di liriknya kanan dan kiri, sedikit terlihat hamparan putih kebiruan di bawah sana, planet Oxedon. Lalu atensi Adrien teralihkan pada jembatan-jembatan lain di mana para koloni lain tengah menyeberang. Walau dinamakan jembatan, tetapi jembatan ini menyerupai lorong di mana dinding dan atapnya terbuat dari kaca dan sampingnya langsung terhubung dengan langit.

"Berhati-hatilah Adrien," ujar Felix.

Di dalam..

Para presiden dari seluruh koloni telah berkumpul, duduk melingkari meja bundar, menatap satu sama lain dengan berbagai macam ekspresi. Lalu presiden dari salah satu koloni angkat bicara dengan bahasa Oxedon.

"Imos comezar a discusión."
(Mari kita mulai pembahasannya.)

《OXEDON》
__________To be continue__________

Salam fiksi,
-Vein Achary

OXEDON : The Secret of Forbidden SectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang