Jika sedang sekolah pelajaran apa yang paling menyenangkan? atau saat waktu kapan hal yang sering diinginkan? pagi hari karena energi masih terkumpul untuk semangat sekolah, waktu mendekati jam istirahat karena tak sabar untuk mencomot gorengan dengan bau minyak menggoda atau saat jam terakhir tak sabar untuk pulang kerumah berleyeh leyeh santai ditemani gombalan sang pacar. eh ini bagi yang punya pacar saja sih.
atau jamkos?
hal ini tak menutup kemungkinan untuk disukai banyak murid disekolah. Jam kosong adalah waktu menyenangkan untuk dihabiskan. seperti mengadakan konser dadakan, gibah dengan teman sekelompok, tiduran atau bahkan pacaran? hemm,, mengasyikan.
seperti sekarang, keadaan kelas X1 Pemasaran 5 sedang sangat gaduh. Bu Janne yang biasanya mengisi pelajaran Design malah tak berangkat, beliau juga tidak menitipkan tugas apapaun. alhasil suasana kelas tak terkendali.
Kelima gadis dengan sifat yang bertolakbelaka satusamalain itu mengumpul pada dua meja yang disatukan.
"Oit, jamkos ni!" Yuna menaiktirunkan alis, menatap satu persatu keempat temannya.
Lia yang tepat berada didepan Yuna tampak menyahut, "Enaknya ngapain ya?" ia menopang dagu kemudian memainkan cermin milik Yuna yang setiap hari dibawa. "Gabut." Imbuhnya.
"Uwu - uwu sama pacar enak ni."
"Heleh, sok - sok an punya pacar lo!" Yuna menyahut dengan cepat perkataan Ryujin barusan.
Ryujin memutar bolamatanya malas, licin sekali anak ini dalam berkata. ingin rasa melolohi tenggorokan perempuan bermarga yang sama dengannya itu dengan Kurma, agar setiap perkataannya memiliki faedah sedikit.
tapi jika dipikir pikir, perkataan Yuna ada benarnya. dirinya tak mempunyai pacar tapi kenapa bisa mencelutuk seperti tadi?
"Gibah aja ngga sih?" Usul Rain yang langsung mendapat anggukan setuju dari Chaeryoung.
Ghibah memang kegiatan yang paling asik dilakukan bahkan disetiap suasana, waktu dan kondisi.
"Anjirt, sesat! tapi boleh juga sih, ghibahin siapa?" itu suara Yuna, dia antusias sekali dengan usul Rain barusan.
"Yeuh! kirain ngga bakal mau." Ryujin mendaratakan pukulan kecil pada tengkuk Yuna, namun meleset membuatnya makin kesal saat target malah menjulurkan lidah. "Gibahin mantan aja." Ryujin memberi saran.
"Jangan."
"Kenapa?"
"Mantan ngga seharusnya digibahin."
"Bener, apalagi kalau mantannya baik."
"psst psst" Yuna memberi kode, tangannya mengayunkan meminta untuk Ryujin dan Lia yang ada disebelahnya mendekat. "Keliatannya Rain sama Chae itu gamon." bisiknya kemudian.
"Iya betul, hati - hati karma karena elo ngatain." Ryujin ikut berbisik walaupun bisikan itu terdengar ditelinga orang yang sedang dibicarakan, Lia terbahak mendengar celetukan Ryujin barusan.
"Bangsat." Umpat Yuna kesal.
"Bayangin elo lagi ngantri buat dicatet amal baiknya tapi lo kentut paling kenceng dan nuduh orang." Kata Ryujin pada Yuna dengan absurdnya tapi sontak membuat ketiga temannya terbahak bersamaan.
Pulpen diatas meja melayang tepat mengenai dahi Ryujin, "Bungkus Sunlight kalau dikasih nyawa ya begini." Kesal Yuna.
"Eh, nanti pulang sekolah kita ngumpul yuk? Di Caffe biasa?"
"boleh."
"2in."
"Gue ngga bisa."
"Gue juga, gue mau beli novel takut keburu habis."
KAMU SEDANG MEMBACA
After your Rain
Fanfiction"apakah kisah kita akan seperti hujan dan pelangi? atau seperti matahari dan bulan? tidak bertemu ataupun dipertemukan apalagi diperuntukan"