"WOI NDER YAALLAH MAAP AKU KETAWA SAMPAI USUSKU BERGETAR, JANTUNGKU BERDISKO, PANKREASKU SPLIT, HAHAHA. RASANYA MAU MATI TAPI MASIH INGIN KETAWA HAHAHAnjing!"
"Cangkemmu, Cah. Bengi- bengi mbarang kok! dikiro koe engko kesurupan reog lo?!"
Renjun baru saja melontarkan perkataan minus akhlak diiringi gelak tawa itu mendapat pukulan keras pada tengkuk leher dari tangan kekar Jisung, hingga sang empu mengumpat.
Chenle yang berada disamping Jisung ikut nimbrung setelah gagal mencerna makna dari ucapan Jisung.
"Ngomong naon, sia?" Chenle menyenggol lengan milik Jisung.
"Sampean nek ora reti meneng wae, Aku loh ora ngejak omong sampean!"
"Ha? aing teu ngarti."
"Beginilah gambaran ketika dua mkhluk asing berkumpul." Renjun menceletuk ditengah perbuncangan dua lelaki didepannya.
"Lo ngga bakal ngerti, karena lo makhluk ghaib!"
"Anjing!"
Sementara Mark yang menyaksikan perdebatan para temannya itu hanya bisa menggeleng sambil memakan buah kesukaannya, Semangka.
Menjadi keistimewaan tersendiri saat mereka berkumpul kemudian berbiacara dengan bahasa daerah masing-masing. Pusing bagi mereka sendiri tapi setelah itu akan sadar betapa lucu suasana yang telah terciptakan.
Hari ini malam minggu, malam yang identik dengan hal romantis. Seperti keluar menikmati angin malam, memakan hidangan favorit dengan orang terkasih atau menghabiskan waktu dengan orang tersayang. Dapat digaris bawahi, ini berguna untuk orang yang mempunya pacar.
Mungkin untuk kaum Jomblo seperti mereka, Jisung, Chenle, Renjun dan Mark hanya berkumpul menghabiskan malam dengan para sahabatnya.
Mengobrol random, bernyanyi diiringi alunan gitar yang dipetik oleh Mark, memakan gorengan hingga esok hari Radang tenggorokan hingga tidur berpelukan bersama.
Itu lebih istimewa daripada harus keluar tidak jelas, kalau kata Chenle, 'Malam-malam keluyuran kayak ngga punya rumah!'.
Hei? tanpa disadari ia juga keluar rumah walalu hanya berdiam dikediaman salah satu sahabaynya. Apakah itu tidak termasuk? Mungkin yang dimaksud hanya yang berkeliaran disana bukan duduk manis disatu tempat.
Mark yang sedaritadi sibuk mengumpulkan biji semangka pada piring diatas meja dekat sofa itu turun, mendekat dalam lingkaran ketiga sahabatnya.
"Guys-guys! Main tebak tebakan, yok?"
"Tebak-tebakan soal apa?" Alis tebal milik Renjun menukik, sedikit geram. teman satu ini sering sekali menggantung kalimatnya hingga dirinya yang lemot harus berfikir menebak apa yang dimaksud.
"Main tebak-tebakan berapa banyak link haram yang dipunya Jisung!"
"Gue diem ya dari tadi anjing!"
Jisung menepuk jidat Chenle yang barusaja berkata yang tidak-tidak tentang dirinya.
Renjun mengangguk antusias, "Si Jisung mah bandarnya!"
Ia tak menyangka akan mendapatkan penistaan seperti ini, bibir Jisung mengerucut menampilkan muka semenggemaskan mungkin kemudian berujar, "Dede ngambek! dede ngga mau bagi kalian link haram agy!" Ia mengalihkan pandangaannya.
Sementara Mark yang menyaksikan kelakuan Jisung itu rasa ingin memuntahkan semua buah semangka yang dimakannya tadi.
"Jangan gitu lah,,," Renjun mendekat kearah Jisung untuk membujuk. "Baperan banget ni bujaang, bagi ya biar berkah."
KAMU SEDANG MEMBACA
After your Rain
Fanfiction"apakah kisah kita akan seperti hujan dan pelangi? atau seperti matahari dan bulan? tidak bertemu ataupun dipertemukan apalagi diperuntukan"