Confess

98 15 0
                                    

Chaeyeon terdiam di kursinya. Pikirannya terasa kosong, bibirnya susah untuk berbicara, dan tidak berminat untuk melakukan apa saja. Mungkin karena dia kangen Jeno, soalnya dia belum kembali dari Bandung.

"BALABALABALABALABALA!"

"ASTAGHFIRULLAH!"

Chaeyeon meninju wajah itu. Sampai ambruk orang yang dia tinju. Chaeyeon juga terkejut, karena yang dia pukul ternyata Jihoon.

"Eh, sorry Ji, gue kirain siapa. Ngagetin sih lo."

"Halah, santuy aje kali. Laki itu gak boleh nangis kalau di pukul cewek. Lagian gak sakit kok."

Padahal

'SAKIT BANGET CHAE YA ALLAH PENGEN BANGET GUE TINJU BALIK LO JUJUR'

Chaeyeon tersenyum tipis walau kembali murung. Dan membenamkan wajah di meja.

"Kenapa, Chae? Ada yang gangguin lo?"

"Enggak. Bete aja."

"Eh, kenapa bete?"

"Kangen."

Jihoon terkejut saat Chaeyeon mengatakan itu. Ekspetasinya mulai muncul. Wajahnya terasa panas.

"Lo kangen sama gue, ya? Jiakh, sa ae lo."

"Bukan, gue kangen Jeno."

Jihoon yang tersenyum lebar kini perlahan menipis, dan akhirnya senyuman itu menghilang.

"Hah?"

"Gue kangen Jeno, Ji. Kira-kira dia pulangnya kapan?"

"Yo, ndak tau kok tanya saya."

Chaeyeon murung, jauh lebih murung daripada tadi. Perlahan menangis tanpa air mata. Jelasnya, nangis kencang.

"JI! DIA KAPAN BALIK! BELAHAN JIWA GUE HILANG!"

Lalu Chaeyeon kembali membenamkan wajahnya di meja dan menangis di sana. Berbeda dengan Jihoon yang dirinya sendiri sudah tidak bisa di kondisikan wajahnya. Datar, senyum hilang, tajam.

"Ngapain nunggu. Lagian dia nge-basket, bukan simulasi jadi tentara."

"TETEP AJA KANGEN!"

"Bucin lo pea. Heran gue."

Jihoon meninggalkan Chaeyeon yang sibuk menangis. Chaeyeon yang aslinya butuh teman curhat malah semakin menjadi-jadi tangisannya di balik telapak tangannya.

Jihoon pun saat ini ada di belakang pekarangan kampus. Duduk di kursi, mencoba meredakan panas hatinya. Dan lagi, dia mencoba untuk tidak cemburu. Ingat, dirinya bukan siapa-siapa, hanya teman.

"Gini amat nasib gue. Dari dulu selalu terhalang sahabat."

"Apa gue emang di takdirkan hidup sendiri, ya? Semua orang yang gue cintai pasti selalu suka orang lain."

"Gue capek, jadi second lead mulu."

Jihoon menunduk, merenung. Semua perasaannya terus campur aduk di hati dan sampai ke kepala. Ada rasa sedih, emosi, kecewa, pasrah,  dan egois.

"Apa gue emang sepatutnya menyerah aja, ya?"

"Di hati Chaeyeon bukan tentang gue, tapi tentang Jeno."



****




"Lo kapan pulangnya, Jin?"

"Besok kak. Soalnya hari ini gue lagi refreshing, hehe."

"Lo juara kagak?"

"Juara dong."

NEOZONESURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang