03. Kencan Pertama

69 15 3
                                    

Sebut Namamu 03

03. Kencan Pertama

.
.
.
.
.

Aku hanya memandanginya yang sedang asik dengan Es krim ditangannya, dia seperti anak kecil yang baru memakan es krim. Sampai pinggir bibirnya pun kotor dengan es krim, dia terlihat lucu.

Segerah aku mengambil tissue dan membersihkan sisah es krim yang menempel disekitar bibirnya. Dia hanya memandangiku selagi aku sibuk membersihkan bibirnya, aku hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya.

Setelah bersih aku pun menawarkan minuman untuknya, dan dia menerima dan membuka penutup botolnya. Aku masih memandanginya yang asik dengan dunianya, entah kenapa memandanginya membuatku senang. Bahkan yang dia lakukan terlihat lucu.

Gadis: kenapa? Apa masih ada coklat di wajahku?

Ian: hem? Nggak, uda bersih kok

Gadis: terus kenapa kamu tatap aku terus?

Ian: kamu imut

Gadis: he?

Ian: kamu udah punya pacar?

Gadis: Ah?

Ian: jawablah

Gadis: hemm.... Belum

Ian: syukurlah (tersenyum)

Gadis: Jangan tatap aku terus... Malu

Ian: Dasar (cubit pipi Gadis)

Wanita didepanku ini sepertinya membuat hatiku terbuka, dan sepertinya aku punya rasa. Tapi entah apa ini rasa suka atau hanya rasa sayang teman, aku harus memastikannya lagi.

Ian: Besok, kamu sibuk?

Gadis: Besok?

Ian: Iya

Gadis: Aku tiap waktu libur

Ian: kamu mau nggak keluar denganku?

Gadis: Ngedate?

Ian: ehh..... Bu...bukan.... Bukan gitu.... Maksud ak... Aku

Gadis: pelan-pelan

Ian: itu... Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat

Gadis: berdua?

Ian: Hemm iyya

Gadis: Baiklah

Ian: kalo gitu aku tunggu kamu didepan toko ini jam 9 yah

Gadis: Iya

Ian: Asiek... Ehh maksud aku, iya

~

[Keesokan Harinya, 9.00]

Sebetulnya aku sudah disini 30 menit yang lalu, karna takut akan membuat dia menunggu lama jadi aku datang lebih awal. Bukan itu saja, karna terlalu gugup jadi tak tau apa yang harus aku lakukan biar terlihat baik didepan dia.

Tak menunggu lama dia pun muncul entah dari mana, dengan gaun putih yang sederhana tapi terlihat sempurna ditubuhnya. Dengan senyum manis diwajahnya membuat kesannya semakin menggemaskan, tubuh yang sedikit mungil membuat dia terlihat seperti anak-anak yang ingin pergi bertamasya.

Aku hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya, ku genggam tangannya dan mengajaknya untuk jalan. Hari ini kita hanya jalan-jalan disekitar sini, kebetulan didekat sini ada taman dekat sungai dan lumayan cantik untuk dijadikan tempat kencan.

Setelah sampai kami pun duduk ditepi sungai dan beristirahat sejenak, meskipun cuman memakan waktu 10 menit jalan tapi lumayan menguras tenaga. Mengingat diriku yang jarang keluar ini membuatku mengeluarkan banyak energi, sedikit lelah tapi melihat dia senang seperti ada energi yang masuk ke tubuhku.

Gadis: Woah aku baru tau tempat ini

Ian: kamu suka?

Gadis: Iya, tempat ini cantik

Ian: kamu juga

Gadis: Hemm... Jangan tatap aku seperti itu ih

Ian: Oh iya, tunggu bentar... Aku pergi beli minuman

Gadis: Iyya

(Membeli Minuman)

Setelah membeli beberapa menimuan dan cemilan untuk menemani santai hari ini. Sekarang sekitar jam 10 dan terik matahari mulai terasa panas, aku lansung bergegas menuju tempat kami tadi untuk mengajak dia untuk berteduh.

Aku terkejut karna mendapati tempat yang tadi tidak ada satupun orang, bahkan orang-orang yang didekat kami tadi juga tidak ada sekarang. Pergi kemana dia? Aku hanya pergi beberapa menit tapi kenapa lansung nggak ada ditempat.

Aku lansung berlarian disekitar sini untuk mencarinya, bahkan aku bolak-balik untuk memastikannya. Tapi sepertinya aku hanya membuang tenagaku, karna sudah sekitar 10 menit hanya berlarian kesana kemari tapi belum menemukannya.

Yang buat kesal dia tidak punya hp buat aku hubungi sekarang. Apa yang harus aku lakukan? Aku takut dia tersesat lagi seperti dulu, rasa resah dan kesalpun bersatu. Bagaimana bisa aku lalai mengawasi anak orang. Dia disini hanya sendiri, tapi aku malah membuatnya hilang.

Aku harus mencarinya lagi sampai aku menemukannya, aku takut dia kenapa-kenapa, atau dia ketemu sama orang yang jahat dan diculik. Jangan sampai hal buruk terjadi, kalau terjadi ini semua salahku.

~

[Mini Market]

Liona: Ian? Kamu baik-baik saja kan?

Ian: eh? Kenapa kak?

Liona: kamu dari tadi melamun

Ian: Ahh nggak kok kak

Liona: wajah kamu juga pucat loh

Ian: Ahh ini mungkin aku kurang istirahat saja

Liona: kalo gitu kamu pulang istirahat aja

Ian: Nggak kak, aku baik-baik saja kok

Liona: Ya udah, minum air putih dulu baru lanjut

Ian: Iya kak

Mungkin perkataan Kak Liona benar, aku sepertinya butuh istirahat beberapa hari. Karna tugas kuliah yang semakin banyak dan kerja yang harus aku jalani. Ditambah pikiran yang selalu pikirkan tentang perempuan itu, sampai sekarang membuatku merasa menyesal meninggalkannya sendiri. Apa dia baik-baik saja sampai sekarang? Apa dia sampai dirumahnya?.

Liona: Ian

Ian: iya kak?

Liona: Kayaknya kamu banyak pikiran yah? Kamu bisa bicara sama aku, aku bisa bantu kok

Ian: nggak kok kak

Aku tidak ingin Kak Liona khawatir apa yang telah aku alami, tapi jika aku menutupi semua mungkin semakin membuatku tertekan. Tapi aku tidak ingin merepotkan kak Liona.

Liona: cerita aja

Ian: hemm.... Gini kak

Liona: soal perempuan yah?

Ian: Eh? Kok kakak tau?

Liona: beneran? Cerita ih

Ian: Hemmm... Aku kenal cewek, tapi jarang ketemu juga sih

Liona: woah, terus?

Ian: aku juga baru kenal dia, tapi aku merasa dekat aja gitu kak. Seperti aku perna mengal dia, tapi aku nggak tau pasti apa kami perna ketemu di masa lalu atau gimana

Liona: bentar

Ian: kenapa kak?

Liona: itu didahi kamu, itu bekas jahitan kan?

Ian: eh? Ini? Ini waktu aku kecelakaan.... Arrrgggggg

Liona: Ian? Ada apa?

Ian: Aaarrrgggg aaaaahahhkkk (Pingsan)

Liona: Ian? Bangun..... Ian bangun

********
Author: kasihan Ian yah T.T

Sebut Namamu: Saat Hujan Turun (S1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang