Un : ❝Hello, Felix❞

116 27 14
                                    

THE MISTERY OF AN EGG
[달걀의 신비]

ⁿᵒʷ ᵖˡᵃʸᶦⁿᵍ
ılı.lıllılı.ıllı
['Cause I Like You]
¹:¹⁷─⊙────── ³:⁴¹
ᵛᵒˡᵘᵐᵉ:▮▮▮▮▮▮▯▯▯
ʳᵉᵖᵉᵃᵗᵖᵃᵘˢᵉ ↠ⁿᵉˣᵗ
1:35 ──────ㅇ───────── 3:47

h a p p y r e a d i n g

•••

Odie terus menyalak. Seorin terbangun karena mendengar suara anjingnya yang lumayan kencang. Anjing ras Pomeranian itu berjalan memutari tubuhnya dengan raut sedih. Seorin tahu Odie khawatir karena melihat dirinya tiba-tiba pingsan tadi malam.

"Odie, tenanglah. Aku sudah sadar." Seorin menggendong Odie, membelai bulu hitam kecoklatannya lembut. "Kau pasti lapar. Sebentar, ya."

Seorin bangkit dari duduknya, agak merasakan beberapa nyeri di bagian titik tubuhnya karena semalaman tidur di atas lantai yang dingin dan keras. Seorin melangkah mendekati pintu kaca di hadapannya. Tentu saja, ia tidak akan lupa dengan kejadian mengerikan tadi malam. Perlahan namun pasti, Seorin berjingkat, mengintip dari balik pintu.

Tidak ada siapa-siapa.

Seorin memutuskan untuk keluar. Tetapi sedetik kemudian ia langsung menyesali keputusannya karena tiba-tiba pria tadi malam kembali keluar dari cangkang telur kemudian memeluknya dari belakang. "Mommy, you're here!" Diselingi tawa dari pria tersebut. Tunggu, kenapa terdengar sedikit, err, menggemaskan?


"Kenapa kamu terus panggil aku Mommy? Kamu bukan sugar baby-ku!"

Seorin berusaha melepaskan diri. Berhasil. Kemudian ia berbalik dan tidak sengaja, iya, TIDAK SENGAJA, melihat tubuh polos pria itu. Kualitasnya jelas, tidak seperti tadi malam yang hanya mengandalkan cahaya rembulan. Mata sucinya ternodai. Seorin refleks menutup matanya kemudian berteriak, "Kamu siapa?! Kenapa tidak berpakaian?!"

Mungkin karena terkejut dengan teriakan Seorin, pria tersebut langsung berlari masuk ke dalam rumah. Seorin menyadari itu kemudian ikut menyusul ke dalam sebelum pria tersebut mengacak-acak isi rumahnya.

•••

Seorin berhasil menangkap pria tersebut menggunakan selimut miliknya. Kedua manik hitamnya awas memperhatikan pria berperawakan manis yang kini ikut terduduk dengannya di kursi meja makan. Jika diperhatikan, pria tersebut memiliki kulit putih bersih dengan beberapa freckles di tulang pipinya. Wajahnya agak terlihat mirip anak ayam. Sedikit masuk akal jika ia keluar dari telur.

"Sekarang katakan dirimu siapa? Kenapa tiba-tiba keluar dari telur raksasa itu?"

Pria manis itu tidak berhenti tersenyum sembari mengayunkan kakinya yang sengaja dibuat menggantung dari atas kursi. "Aku anakmu, Mommy."

Astaga, gemas.

Tidak. Tidak bisa. Seorin harus kuat. "Jangan panggil aku Mommy karena aku bukan ibumu. Kamu tidak boleh seenaknya mengaku-ngaku seperti itu. Ayo, jujur."

[✓] The Mistery Of An EggTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang