prolog

775 51 6
                                    

✧✧✧

Hari ini, tepatnya tanggal 5 Maret di Rumah Sakit Mitra Medika, adalah hari lahirnya seorang bayi perempuan yang sangat dinantikan. Kehadirannya ke dunia ini disambut hangat oleh keluarganya, ibarat lahirnya tuan putri yang sangat dinantikan oleh semuanya.

Di kamar no.09, terdapat seorang wanita yang tengah melahirkan dengan ditemani suaminya, dan tiga anak laki-lakinya yang menunggu di ruang tunggu. Proses melahirkan yang cukup menyakitkan bagi kebanyakan wanita termasuk dirinya, tapi kali ini rasa sakit itu tidak seberapa dibanding rasa senangnya yang akan melahirkan putri pertama setelah melahirkan tiga anak lelakinya itu.

Karina, wanita tangguh yang sudah melahirkan tiga anak lelaki, dan kini sedang bersusah payah mengeluarkan semua tenaganya demi melahirkan sang putri. Di sisi lain, Ali si sang suami terus mencoba membuat istrinya tenang. Menemaninya, dengan sesekali melantunkan ayat suci Alquran dan sholawat agar Karina merasa lebih tenang.

Ali, lelaki dengan sikapnya yang lembut juga bijaksana itu sedang menemani istrinya melahirkan putri pertama mereka. Begitu senangnya ia saat tau bahwa Karina tengah mengandung anak perempuan. Dengan perasaan sangat senang juga rasa khawatir akan istrinya yang sedang melahirkan bercampur aduk. Hari ini, seorang tuan putri yang mereka berlima tunggu-tunggu akan lahir ke dunia.


"AAAAA."

"ayo Bu, sedikit lagi,"  tutur sang dokter.

"sabar Bun, yang kuat yaa."

"tarik nafass... buang...," ajar si dokter lagi.

"huh.. hah.. huh... AAAAAA."

"OoWeeEkkKKkk oOeEeekK" tangis sang bayi yang membuat seisi ruangan menghembuskan nafas lega.

"hah hah...."

"Alhamdulillah bunn."

"selamat ibu, bapak, anak nya berjenis kelamin perempuan, saya bawa dulu ya Bu, pak, untuk dibersihkan."

"iya dok, terimakasih."

"cewe Yahh."

"iya Bun, tuan putri kita udah lahir, dan hadir sebagai pelengkap kebahagiaan kita."

Di sisi lain, tiga anak lelaki di ruang tunggu sedang menunggu bundanya melahirkan. Begitu kagetnya mereka mendengar suara tangis bayi dari ruangan tempat bunda mereka melahirkan. Yupp, tuan putri kecil mereka sudah lahir.

"hah? ini suara bayi kan?" tanya Bian si anak pertama merasa senang dengan sedikit kaget.

"IYA ITU SUARA BAYI BANG" jawab Esa si anak kedua dengan teriakannya.

Nino si anak laki-laki ketiga yang saat itu berumur 2 tahun lebih,  melompat-lompat kegirangan.

"ayo masuk, kita liat bunda sama Dede bayi nya" ajak Bian kepada kedua adiknya.

Dengan perasaan sangat senang, mereka perlahan mulai memasuki ruang tersebut. Saat masuk senyum mereka sedikit pudar berganti raut wajah khawatir ketika melihat Bundanya tengah terbaring lemah. Dengan kepolosan dan rasa khawatir, mereka langsung berlari menghampiri sang bunda.

"bundaa, bunda kenapa? kok pucet? bunda sakit?" tanya Esa beruntun saking khawatirnya.

"bunda gak apa-apa, cuma capek aja abis lahirin dede bayi," ujar Ali memberi penjelasan kepada anak-anaknya agar tidak khawatir.

Mendengar itu Nino langsung memeluk bundanya erat. Tidak mau kalah, Esa dan Bian pun ikut memeluk sang bunda.

"Yah, laki-laki atau perempuan dedenya?" tanya Bian yang kini tengah mengelus rambut Karina.

"perempuan niih akhirnya," jawab Ali kepada putranya ini.

"HAH? BEBERAN? YEAYY KITA PUNYA ADE PEREMPUAN," teriak Esa kegirangan.

"Esaa, ssttt. jangan berisik, nanti dede bayinya nangis," peringat Bian.

"ehehe iya, Esa seneng banget soalnya," jawabnya cengengesan seraya menutup mulutnya dengan tangan mungilnya.

"oh iya Bun, Bian mau tanya, dedenya mau dikasi nama apa Bun?"

"bunda sii maunya Almahyra," jawab Karina seraya menatap lembut sang putri.

"Almahyra Batari Pratama," celetuk Ayah.

Semuanya terhening karena celetuk Ayah yang tiba-tiba jadi membuat mereka terdiam

"Almahyra Batari, artinya, perempuan berwajah seperti bidadari yang selalu beruntung dan sukses, kalo Pratama-nya dari nama belakang Ayah, sama kaya kalian," jelas Ali panjang lebar dengan antusias.

"iya, bagus Yahh" saut Bian diiringi anggukkan oleh Esa, sedangkan Nino masih setia memeluk bundanya.

"Ayra bidadari kita," ucap Karina dengan senyum hangatnya.

°
°

*okzz jadi ini di revisi karena aku rasa penulisannya kurang rapi (bukan kurang lagi si, emg ga rapi wkwk). Sekarang pun aku gatau ini udah rapi atau belum, jadi kalo ada kesalahan mohon maaf bgt ya, ini cerita pertamaku soalnya (curhat bund wkwk).

makasih buat yang udah baca ceritanya sebelum direvisi, makasih jg sm yg sekarang baca.

jangan lupa bintangnya ★
⊂((・▽・))⊃

Don't Touch Our 'BATARI' -!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang