halooo guyssssss
long time no see huhuuusorry baru up lagi
aku sempet lupa kalau aku nulis ceritaa wp😭😭
and aku juga hilang mood buat nulis huhuumaafkan diriku yang tidak profesional ini😞😞😞
jangan bosen-bosen yaa teman-teman
btw minal aidzin walfaidzin guysss, maaf zahir batin
selamat mebacaaa~~
***
Malam hari yang sejuk, dengan langit yang dipenuhi bintang seakan mendukung moment kebersamaan empat orang kakak beradik ini. Mereka tengah berbaring di atas rumput hijau yang terletak di belakang rumah besar mereka. Taman yang sengaja disediakan untuk menghabiskan waktu bersama.
Di sisi taman terdapat semak-semak yang terbentuk rapi mengelilingi taman, juga bunga-bunga yang menghiasinya. Di sana juga terdapat dua kursi taman, satu meja, dan satu pohon besar. Pohon yang ditanam mereka berempat saat masih kecil bersama Ayah mereka tercinta. Di pohon tersebut terdapat ukiran nama-nama dari anggota keluarga Pratama yang dibuat oleh Ali sendiri.
Mereka sedang menatap indahnya langit dimalam hari, sambil mengobrol santai dan bercanda gurau. Ayra, si gadis bungsu, itu, kini mulai memejamkan matanya. Menikmati angin malam yang berhembus menerpa kulit putihnya. Matanya mulai mengantuk, padahal jam masih menunjukkan pukul 08.45 pm.
Bian yang awalnya fokus menatap langit sambil mendengarkan kedua adik lelakinya bercerita kini menoleh ke arah Ayra yang di sebelahnya. Ia tersenyum melihat Batarinya yang sedang terpejam. Ia tahu kalau Ayra sebenarnya belum tidur, ia hanya memejamkan matanya. Tangannya tergerak untuk membelai lembut puncak kepala adik perempuan semata wayangnya itu.
Ayra membuka matanya kala belaian lembut itu sampai di kepalanya. Ia menoleh ke arah si pelaku, terdapat Bian yang masih setia dengan senyuman khasnya.
"udah cerita ke Bunda?" tanya Bian memulai pembicaraan.
Ayra menganggukkan kepalanya. Senyuman lebar terukir di wajah cantiknya. Seketika rasa ngantuknya hilang. Mengingat tadi ia berhasil membujuk Vino dan Vero agar kembali ke panti, dan Vina yang juga ikut karena belum menemukan orangtuanya.
Saat di panti tadi, ia dan abang-abangnya menjelaskan tentang alasan Vino dan Vero yang kabur dari panti. Ibu panti yang mengurusi panti itu sempat menangis karena merasa bersalah kepada Vino dan Vero. Bahkan ia juga bilang kalau ia sudah berusaha mencari kedua bocah lelaki itu, tetapi hasilnya nihil, ia tidak dapat menemukan mereka. Wanita paruh baya itu juga memeluk Vino dan Vero dengan eratnya saat mereka baru saja tiba di panti. Ayra merasa lega, karena ternyata Ibu panti itu tidak seperti yang dipikirkannya. Sebelumnya ia berfikir kalau Ibu panti yang mengurus mereka memang pilih kasih dan tidak memedulikan Vino dan Vero. Tapi saat melihatnya menangis saat memeluk mereka, pemikiran itu langsung menghilang, bahkan ia juga beberapa kali mengecup Vino dan Vero. Terbesit rasa bersalah dihatinya karena sudah berfikiran buruk kepada sang Ibu panti itu. Mengobrol dengan si Ibu membuatnya yakin kalau beliau adalah orang baik dan ia bisa dengan tenang mengembalikan Vino dan Vero. Ibu panti itu juga bilang kalau ia tidak merasa keberatan jika Vina akan tinggal di sana.
Anak-anak panti yang menjadi teman bagai saudara bagi Vino dan Vero juga menyambut mereka dengan hangat. Mereka juga dengan senang hati menerima Vina sebagai anggota baru keluarga mereka. Bahkan anak-anak yang mengganggu Vino dan Vero di panti pun sudah meminta maaf dan berjanji akan berdamai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch Our 'BATARI' -!!
RandomAlmahyra Batari Pratama, atau Ayra adalah putri bungsu dari 4 bersaudara, semua kakaknya adalah laki-laki. karena ia adalah satu-satunya anak perempuan di keluarga ini, ia diperlakukan seperti tuan putri dengan julukan di rumahnya yaitu Batari (pere...