Chapter 03

287 29 2
                                    

✧✧✧

Di Minggu pagi yang cerah, sesuai janjinya semalam, Bian dan kedua adik laki-lakinya akan mengajak Ayra bermain ke Timezone. Mereka sering pergi ke sana untuk mengajak Ayra bermain agar tidak suntuk di rumah.

Kini mereka sedang berada di teras rumah dan berpamitan kepada sang Bunda.

"Bun, kita berangkat yaa," ucap Bian yang lalu mencium punggung tangan Karina dan diikuti oleh adik-adiknya.

"Ayah mana Bun?" tanya Ayra kebingungan karena sedari tadi batang hidung ayahnya tidak terlihat, matanya terus mengedar mencari sang Ayah.

"biasa, panggilan alam di kamar mandi," ucap Karina sambil menunjuk kamar mandinya dengan mata.

Mendengar itu keempatnya langsung paham dan sedikit tertawa. Kegiatan rutin Ayah di pagi hari, BAB, sama seperti Nino, Ali juga selalu lama saat melakukan aksi BAB nya, yeaa walaupun tidak selama Nino.

"tolong bilangin Ayah kita berangkat ya Bun," pinta Ayra.

Karina menganggukan kepalanya seraya tersenyum hangat kepada putrinya. Perasaan baru kemarin putri kecilnya ini lahir, tapi sekarang sudah besar saja. Tidak rela rasanya haha.

"assalamualaikum, dadahh Bundaaaa," ucap keempatnya sambil melambaikan tangan ke arah Bundanya. Karina tersenyum melihat anak-anaknya yang sudah beranjak dewasa. Tak terasa, rasanya baru kemarin mereka merengek meminta permen kepada Bundanya ini.

***

Pukul 09.00 dini hari, mereka sampai di sebuah mall dan langsung mendatangi arena bermain timezone.

"mas, saya isi saldo 300 ribu ya." Bian menyodorkan kartu berwarna merah miliknya.

"apa gak kurang bang? Ayra kan kalo udah di timezone lama," bisik Esa yang berdiri disamping Bian, sementara Ayra dan Nino sedang asik berforo ria.

"hmm..., coba dulu aja, nanti kalo kurang tinggal tambah," jawab Bian yang kemudian dibalas anggukan paham oleh Esa.

Mereka mencoba banyak permainan, tentunya karena Ayra yang menantang abang-abangnya itu. terlihat sekali wajah Ayra yang sangat senang, sesekali Ayra menjahili Nino yang membuat Nino kesal dan menggelitikinya. Sudah banyak boneka dan beberapa hadiah lain di tangan Ayra dari permainan capit yang mereka mainkan.

"Bang, saldonya abis, boleh isi lagi gak hihii." Ayra cengengesan sambil menutupi mukanya, takut-takut abangnya akan mengomelinya.

Bukannya marah, Bian justru gemas dengan tingkah Batarinya ini. Asalkan adik perempuan satu-satunya ini bahagia, ia akan lakukan apapun itu. Ayra adalah perempuan ke-2 setelah Karina (bunda) yang menjadi prioritas para laki-laki di keluarga Pratama ini.

Tak terasa, sudah 2 jam lebih mereka menghabiskan waktu di timezone. Kini jam menunjukkan pukul 11.28.
karena sebentar lagi waktunya ibadah sholat dzuhur, Bian mengajak adik-adiknya mencari mushola terdekat untuk melaksanakan ibadah sholat dzuhur disana.

Saat sedang berjalan sambil bercanda dengan Nino, Ayra tidak sengaja menabrak seorang laki-laki dengan wajah berbalutkan masker, kepala yang menggunakan topi, dan, beralis tebal. Lelaki itu terlihat sedang terburu-buru.

Don't Touch Our 'BATARI' -!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang