Chapter 4

227 24 2
                                    

✧✧✧

Senin ini, seperti yang sudah mereka bicarakan malam Minggu kemarin, Ayra akan berangkat sekolah dengan Nino.

"Ayah sama Bunda berangkat yaa" ucap karina membelai lembut kepala putri bungsunya.

"mau titip apa pas Ayah Sam Bunda pulang nanti?" tawar Ali kepada anak-anaknya.

karena tertarik, dengan cepat Ayra langsung menjawab pertanyaan Ayahnya itu. "Ayra mau duren yah" ucap Ayra seraya mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

semua di buat terkekeh oleh tingkah Ayra yang selalu menggemaskan Dimata mereka.

"siap boss!" Ali mengangkat tangannya memberikan hormat kepada sang putri.

Ayah dan Bunda sudah pergi berangkat, tinggal mereka berempat yang harus berangkat menuntut ilmu.

"Ay, periksa barang bawaan dulu" ucap Bian yang sudah memegang selembar kertas berisi barang bawaan yang harus Ayra bawa ke sekolah.

"buku sesuai jadwal?"
"check!"
"alat tulis?"
"mm.. check"
"dasi?"
"check"
"sabuk?"
"check~~"
"topi?"
"adaa~~" Ayra melambai-lambaikan topi ditangannya.

kira-kira pertanyaan itu yang Bian sebutkan agar Ayra tidak ceroboh.

"Ayra gak bawa sunblock?" tanya Nino. "sekarang kan upacara, takutnya panas kann" sambungnya.

"ada kok ini di tas" Ayra menunjuk tasnya yang katanya sudah ditaruh sunblock olehnya.

"okee. yu gas berangkat" ajak Nino
"salim abang-abang dulu bang Ninooo" seru Ayra yang membuat Nino memutar balik.
"oh iya lupa hehee" Nino cengengesan seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Nino mah gitu Ay" sindir Esa

----------

karena cuma berdua, Nino fikir lebih baik pakai motor supaya bisa lebih cepat. Mereka menaiki Vespa matic milik Nino. awalnya Nino ingin mengajak Ayra kebut-kebutan, mumpung tidak ada Bian yang memarahi mereka. tapi karena Ayra menggunakan rok, dan posisi duduknya yang miring ke samping kiri jadi tidak memungkinkan untuk kebut-kebutan.

sampainya di parkiran sekolah, banyak pasang mata yang memperhatikan Nino dan Ayra. mungkin mereka fikir Nino dan Ayra adalah sepasang kekasih, karena kalau dilihat-lihat mereka cocok juga.

"bang, kayanya pada salah faham deh," bisik Ayra kepada Nino

"biarin Ay, biar cewek-cewek gak deketin Abang terus hahaa" terang Nino dengan kepedeannya. "oh iya, Ayra mau Abang anter sampe kelas ga?" tawar Nino

"gak usah bang, Ayra sendiri aja" Ayra malas jika harus berlama-lama menjadi pusat perhatian. Ayra sudah yakin kalau ia diantar ke kelas oleh Nino, pasti dirinya akan menjadi perbincangan. baru sampai perkiran saja mereka sudah mencuri perhatian para murid, apa lagi kalau sampai Nino mengantarnya ke kelas.

"yaudah hati-hati yaa Ay, nanti upacara jangan sampe tumbang. Oh iya, nanti istirahat Abang ke kelas yaa," ujar Nino sedikit teriak karena Ayra sudah berhalau pergi.

Ayra memutar balik badannya dan berjalan mundur. Ayra mengacungkan kedua ibu jarinya dan lalu melemparkan flying kiss untuk Nino. Nino terkekeh melihat tingkah lucu adik semata wayangnya itu. Ia selalu bertingkah menggemaskan.

----------

Bell berbunyi menandakan waktu istirahat. Jiaa ke kantin dengan siswi lain, Ayra tidak ikut, karena Nino bilang ia akan datang ke kelas Ayra.

Saat Ayra asik memainkan handphone dengan earphone di telinganya tiba-tiba, ada seorang wanita dengan gang-nya datang dengan lagak seperti ingin mengajak ribut.

Don't Touch Our 'BATARI' -!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang