Tepat dengan janjinya, Gerry mengajak keluarganya serta Alma juga orang tuanya untuk ke rumah sakit mengadakan acara makan malam bersama di taman belakang. Kenapa rumah sakit? Karena Gerry memikirkan Fadlan dan Alea yang sedang sakit. Agar tidak terlalu jauh dia menyewa taman belakang.
Meja, kursi, piring dan antek-anteknya sudah siap. Lilin-lilin harum tidak lupa Gerry minta untuk dinyalakan. Pasien dan pengunjung lainnya sudah kembali ke kamar masing-masing.
Pihak rumah sakit benar-benar membantu Gerry dalam acara kecil-kecilan itu. Dengan imbalan biaya seluruh pasien akan ditanggung juga akan memperbaiki serta menambah fasilitas yang kurang. Oleh daddynya. Lagipula ini adalah salah satu rumah sakit yang daddynya dirikan.
"Apa harus serapih ini, sayang?" keluh Rodiah. Dia sudah gerah dengan pakaian cantik yang diberikan cucunya.
"Harus nenek! Ini acara kecil tapi penting, nek!" ujar Gerry
"Baiklah-baiklah, ayo kita berangkat sekarang," Rodiah menggandeng sang cucu. Horry lalu menggandeng sang adik. Ditambah bi Inah bersama pak Jamal dibelakang ikut bergandengan. Sementara Dain yang akan menyetir mobilnya.
...
*"Ma, Pa, ayo buruan!" Alma memurungkan wajahnya. Ia benar-benar sebal. Setelah tadi diminta Gerry pulang untuk bersiap-siap. Alma langsung mengabarkan orang tuanya untuk bersiap-siap pula.
Namun, saat dirinya masuk ke rumah, kalian tau apa yang terjadi? Ya! Betul sekali! Orangtuanya masih bermesraan di depan televisi!
Dan sekarang disaat waktu sudah mepet mereka baru pusing sendiri. Jangan tanya Alma, dia sudah ingin menangis.
"Pak antar kami ke alamat ini," perintah Norman-Papa kandung Alma-pada supirnya
"Bawa mobilnya kencang, ya, pak, kita udah telat soalnya!" ketus Alma dengan wajah julidnya.
"Baik nona,"
"Udah dong sayang, Gerry sama keluarganya juga paham kalau alasan kita macet," kata Laura-Mama kandung Alma-membujuk putri bungsunya.
"Mana ada, rumah Gerry itu satu arah sama kita, kalau macet seharusnya dia juga ikutan macet, Ma!" Alma memalingkan wajahnya. Matanya lebih berminat pada pemandangan jalan.
Norman dan Laura hanya menghela nafas. Toh memang salah mereka juga. Setelah ditelepon Alma niat mereka memang ingin langsung bersiap-siap. Tapi entah mengapa ada setan yang membuat mereka justru terus menonton televisi seraya bermesraan.
Supir melajukan mobilnya sesuai perintah nona muda. Tidak sampai 40 menit akhirnya mereka sampai. Mereka langsung di arahkan lewat pintu belakang.
Ketiganya tersenyum sungkan sebab keluarga Gerry sudah duduk rapih di meja makan. Disana juga ada Ravil, Dion, serta Fadlan dan Alea yang masih memakai infus.
"Malam semua, maaf kami terlambat," kata Alma mewakili orang tuanya
"Tidak apa-apa, sayang. Om, tante, silahkan duduk," Gerry menarik dua kursi di sebelah Horry. Tidak lupa dia juga mempersilahkan Alma yang akan duduk di sampingnya.
"Baiklah karena semuanya sudah ada disini, kita mulai saja acaranya," ucapan Horry membuat pelayan disana menyalakan musik tenang dengan volume yang kecil.
...
*Para orang tua saling berbincang di meja makan sedangkan anak-anak, Gerry ajak ke sisi lain taman untuk mengobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSESSIVE DAD (ENDING)
RandomMelihat seorang ayah posesif dengan putrinya mungkin sudah hal biasa di dunia, karena memang kodratnya seperti itu. Laki-laki menjaga perempuan. Namun, jika kalian melihat seorang ayah posesif kepada putranya? Kaget? Terkejut? Heran? Sah-sah saja se...