Masa lalu. Semua orang memiliki masa lalunya masing-masing. Terekam kuat di pikiran mereka. Entah buruk atau bahagia hanya kita yang bisa merasakan.
Kalau dunia ini ada mesin waktu dan kalian diberikan satu kesempatan untuk kembali. Kira-kira ke tahun berapa kalian akan mundur? Kejadian apa yang ingin kalian rubah?
...
*Malam hari tiba. Gerry kini sedang bersantai di ruang tamu. Menonton film kesukaannya yang bertema horor. Nenek, aunty serta uncle dan keponakan Gerry sudah kembali ke rumah masing-masing petang tadi. Daddynya sedang berkutat dengan laptop di ruang kerja.
"Woy kabur ga lo!? Itu dibelakang lo woy!" teriak Gerry mengomentari film yang ia tonton.
"Yaelah drama amat! Buruan lari segala gemeteran dulu! Cepat woi!" Gerry geram sendiri. Bantal sofanya sudah basah karena digigit Gerry.
Begitu terus. Adegan yang membuatnya geram akan ia komentari. Karena memang dia benar-benar kesal atas adegan yang diputar.
Kurang lebih 4 jam Gerry habiskan untuk menonton 2 film horor. Setelah itu dia bosan. Kemudian menemui sang ayah yang tengah bekerja.
tok tok
"Dad, may I come in?" kepalanya ia sembulkan ke dalam.
"Sure honey, what's going on? The film is over, hm?" tanya Horry namun masih fokus mengetik
"Kau masih sibuk, ya, dad?" Gerry berdiri dan melihat layar laptop sang ayah. Begitu banyak diagram juga persenan yang Gerry sendiri tidak paham.
"Sedikit lagi, sayang, kenapa? Kau bosan, hm? Atau mengantuk, ya?" terka Horry
Gerry kemudian menggeser tangan Horry dan duduk di atas pangkuannya. Memeluk erat kesayangannya dan mendusel di spot favoritnya. Dada bidang. Atau yang biasa Gerry sebut big pillow.
"Kau mengantuk, hm?" Horry berhenti sejenak dan mengelus punggung bayinya.
Gerry bergeleng. "Tidak, aku bosan. Filmnya tidak ada yang seru. Pemainnya bodoh dan sutradaranya payah. Sudah tau adegan menegangkan tapi hanya diam bukannya berpikir untuk kabur." keluhnya
"Haha, namanya film, nak. Itu sengaja agar menarik perhatian penonton. Ngomong-ngomong kau sudah makan malam?" Horry kembali fokus pada pekerjaannya yang sedikit lagi selesai.
"Belum. Aku menunggu daddy. Tidak apa, perutku masih bisa tahan." Gerry semakin erat merapatkan tubuhnya. Merasakan kehangatan yang dihantarkan dari tubuh ayahnya.
"Tunggu sebentar lagi. Daddy akan selesai, setelah itu kita keluar cari makan, ya?" Gerry mengangguk.
Horry tersenyum merasakan anggukan sang anak. Dia kembali fokus dan terus mengetik juga mengecek file dokumen yang dikirim oleh sekretarisnya.
Sedangkan Gerry memejamkan matanya. Merasakan detak jantung Horry juga kehangatan dari tubuhnya. Menikmati setiap detik yang berjalan.
"Selesai. Mau cari makan sekarang?" tawar Horry yang kini membalas pelukan bayinya yang mulai dewasa.
"Kita beli mie jawa, ya, dad? Di restoran yang almarhumah bi Inah suka. Tiba-tiba aku kangen bibi." ujar Gerry lesu
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSESSIVE DAD (ENDING)
RandomMelihat seorang ayah posesif dengan putrinya mungkin sudah hal biasa di dunia, karena memang kodratnya seperti itu. Laki-laki menjaga perempuan. Namun, jika kalian melihat seorang ayah posesif kepada putranya? Kaget? Terkejut? Heran? Sah-sah saja se...