Sekarang sudah pukul 9 tepat, dan semua murid di bubarkan, karena memang masih hari pertama masuk dan pelajaran belum dimulai. Begitu juga Gerry dan kawan-kawan nya. Kini mereka tengah jalan keluar dari dalam kelas.
"Ger, nongkrong gas?" ajak Dion seraya menaruh tangan nya di pundak Gerry.
"Sorry, gua gak bisa hari ini, daddy ada dirumah soalnya. Cuti lagi dia," ujar Gerry sedikit lesu. Dia ingin sekali hari ini makan mie buatan teh Titin, tapi ... ahh sudahlah.
"Yaudah, mau gua anterin pulang?" tawar Fadlan
"Makasih Fad, tapi, daddy ga izinin gua balik sama kalian. Dia bilang, dia mau jemput gua," tolak Gerry secara halus
"Yaelah ger, udah sesekali berontak aja!" kesal Ravil. Dia benar-benar muak dengan peraturan ayah sahabat nya itu. Apapun tidak boleh, tidak menurut dihukum, lebay sekali. Sudah tau anak nya masih muda, lepas aja selagi tidak berbahaya.
"Sekali lagi maaf, ya, gua duluan." Gerry lantas pergi menuju gerbang seraya mencoba menelpon daddynya.
Sampai di gerbang, ternyata Gerry hanya sendi- ralat ternyata ada seorang perempuan yang seperti nya juga menunggu jemputan.
Mata nya tidak berhenti melirik perempuan itu. Astaga gadis itu cantik sekali, batin Gerry. Kalau dilihat dari seragam nya, seperti nya dia angkatan kelas 2.
Tanpa pikir panjang, Gerry perlahan mulai mendekati gadis itu hingga ia berdiri di sampingnya.
"Ekhem, sendirian aja," ucap Gerry dengan suara cool nya.
"Eh, k-kak Gerry," gugup perempuan itu seraya menunduk
"Loh, lu tau nama gua?" tanya Gerry seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal
"Satu sekolah tau kamu, kak!" ujar gadis itu masih setia menunduk
"Oh baru tau, kamu nunggu jemputan juga?" tanya Gerry
"Iya, kak,"
"Boleh kenalan gak?" sambung gadis itu seraya menjulurkan tangannya
"Boleh, gua Gerry Loris, lo?" ucap Gerry masih dengan gaya cool-nya
"A-aku, Alma kak!" jawab Alma dengan wajah merah padam
"Tegang banget, gugup? santai aja," ucap Gerry
"Hehe, iya, kak," balas Alma
Tiba-tiba hening melanda mereka berdua. Gerry yang celingak-celinguk menunggu daddynya dan Alma yang gugup memainkan jarinya.
Sampai ...
"Kak, boleh minta whatsapp-nya?" tanya Alma sambil menyodorkan handphone nya.
Tanpa bicara Gerry mengambil handphone gadis itu lalu mengetikkan nomor nya.
"Makasih, kak," Gerry balas dengan anggukan
Beberapa saat kemudian jemputan Alma dan daddy Horry telah sampai. Namun, saat Alma ingin pergi ia hampir terjatuh karena menginjak tali sepatu nya. Tapi, gagal karena Gerry menangkap nya. Klasik sekali bukan?
"S-sorry kak," ucap Alma
"Its okay, lain waktu hati-hati, tali sepatu nya masukin." ujar Gerry
Alma pun pergi lalu Gerry menghampiri daddy nya.
"Maaf, dad, lama," ucap Gerry
"Hm," ucap Horry
Setelah Gerry naik, Horry langsung tancap gas dan membawa motor itu cukup kencang seperti orang gila. Gerry sudah paham, pasti daddy nya marah perihal tadi dia menolong Alma yang ingin terjatuh. Tamat sudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSESSIVE DAD (ENDING)
RandomMelihat seorang ayah posesif dengan putrinya mungkin sudah hal biasa di dunia, karena memang kodratnya seperti itu. Laki-laki menjaga perempuan. Namun, jika kalian melihat seorang ayah posesif kepada putranya? Kaget? Terkejut? Heran? Sah-sah saja se...