🌺20. Clear Unclear🌺

1.8K 454 93
                                    


      Niat apa Bu?

     Niat untuk meminangmu menjadi istri nak Arman...

      Kayla tercenung sejenak. Sebetulnya ia sudah bisa menebak kemana arah perkataan ibunya. Namun tetap saja Kayla merasa belum siap harus menjawab bagaimana pada sang ibu.

      "Bu, Uda Arman itu sudah pernah menikah. Dan sudah memiliki dua orang anak" Kayla mencoba memberi alasan.

     "Apa itu masalah buatmu Kay? Ibu kan pernah bilang, tak masalah lajang atau duda. Terpenting dia baik dan sayang sama kamu. Apalagi di usiamu ini..."Nenek Ninis tak melanjutkan kalimatnya. Ia sudah pernah mengatakan hal yang sama.

     Kayla menggeser duduknya. Meraih tangan nenek Ninis. Digenggamnya erat tangan keriput itu. Tangan yang tak pernah lelah membelainya. Dari ia bayi hingga sekarang.

       "Kay sadar diri dengan usia Kay, Bu. Tetapi menikah bukanlah sekedar merubah status. Sekedar agar orang lain tak membicarakan kita lagi. Hanya agar kita tak dibilang lagi sebagai perawan tua.  "

     "Kay, tapi itulah kenyataannya"

     Kayla mengangguk. Iya, benar. Memang itulah kenyataannya. Jangan ditanya bagaimana sedihnya ketika orang lain melabeli dirinya perawan tua. Menuduh terlalu pemilih dan mencari yang sempurna. Padahal mereka tak pernah tahu bagaimana perjalanan hidupnya. Iya, netizen hanya bisa menyoraki, berseru terkadang menjulidi di pinggir lapangan. Tanpa pernah mau tahu sebenarnya apa yang terjadi di tengah lapangan. Hingga detik ini Kayla belum kebal dengan rasa sakit ketika orang lain melabelinya begitu.

     "Kay tahu,Bu. Tapi bukan hanya karena cuma ingin menuruti agar orang tak lagi mengomentari kita akhirnya kita sembarangan memilih" Ujar Kayla lebih mirip merajuk.

     "Kay, keluarga Melsa bukan orang sembarangan. Nak Arman juga bukan lelaki sembarangan. Lagipula ibu yakin kita pasti bisa menjadi keluarga. Kita dari suku yang sama. Tak sulit kan untuk menyatu"

     Kayla menelan ludahnya. Benar apa kata nenek Ninis. Tak ada cela di keluarga Melsa. Mereka orang baik. Sesama orang Minang. Sepertinya tak sulit untuk saling beradaptasi.

      "Sudah malam, Bu. Sebaiknya ibu segera tidur. Nanti tekanan darah ibu naik kalau terlalu lelah" Kayla memilih menyudahi obrolan mereka. Hari memang sudah larut

     Nenek Ninis menghela napas dalam. Sepertinya bicara dengan Kayla memang selalu membuatnya lelah. Putri bungsunya ini benar-benar keras kepala menurutnya. Susah untuk dibelokkan.

      "Iya, ibu lebih baik tidur. Daripada ngomong sama kamu tak pernah ketemu sepakat. Sudahlah..." Seperti anak kecil yang tak dituruti apa inginnya, nenek Ninis mengerucutkan bibir. Merebahkan badan dan menarik selimutnya. Kemudian tidur membelakangi Kayla.

     Kayla hanya tersenyum samar melihat ibunya. Konon katanya orang sudah tua itu kembali seperti anak kecil. Kemudian terus menua malah kembali seperti bayi. Tak bisa melakukan apa-apa dan harus dibantu ketika melakukan apapun. Jauh hari Allah telah menginformasikan hal seperti ini dalam Al Qur'an.

"Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadiannya. Maka mengapa mereka tidak mengerti?" (QS. Yasin : 68)

     Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya menjelaskan makna ayat tersebut bahwa Allah mengabarkan kepada anak cucu Adam apabila ia dipanjangkan umurnya maka Allah akan kembalikan mereka kedalam keadaan lemah setelah kuat dan tidak bersemangat setelah bergairah.

     Karena itu Kayla berusaha memahami perilaku sang ibu. Bagaimanapun sikap ibunya, beliau adalah perempuan hebat yang sangat berjasa dalam hidupnya. Terlebih lagi tinggal beliau pintu surga buatnya setelah sang ayah meninggal. Disanalah mengalir deras pahala dan kebaikan seorang anak. Yaitu menjaga, merawat dan menyayangi orang tuanya yang telah renta dan tak berdaya lagi

REPEAT TO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang