Uda Arman....
Kayla berdiri membatu. Bingung hendak bereaksi bagaimana. Ini sama sekali tak disangkanya. Diluar dugaan. Bahwa ia akan berjumpa dengan Naura sekaligus Uda Arman disini. Di saat ia sedang bersama Afshan.
Ya Allah, Kaulah sebaik-baik pengatur...hanya itu yang bisa Kayla gumamkan.
"Bunda Kay...ternyata disini juga" Naura memegang tangan Kayla.
Kayla menunduk memandang Naura yang juga memandangnya dengan wajah berbinar. Ditampilkan senyum seceria mungkin di depan Naura. Meski rasa gugup menguasai Kayla. Dia berasa ke 'gap' oleh Uda Arman.
"Eh iya. Ura mau main disini juga?" Tanya Kayla basa basi.
"Iya Bunda. Tadi pinginnya ajak bunda Kay. Eh beneran ketemu disini. Ura seneng deh"Naura menampilkan gigi putihnya di balik tawanya. Kenapa Kayla jadi merasa bersalah karena tadi menolak permohonan Melsa.
"Kalau gitu kita main bareng yuk"Seru Erina yang tak urung ikut senang bertemu Naura disini.
"Yes. Okey kak Erin" Naura menoleh ke arah ayahnya di saat yang sama Kayla juga melakukan hal yang sama. Sorot mata mereka seolah hendak meminta ijin agar dibolehkan main bersama.
"Ura boleh main sama kak Erin ditemani tante Kay ya. Jangan jauh-jauh mainnya. Uda nitip Ura ya, Kay" Uda Arman memandang Kayla biasa saja. Terlihat tenang dan santai.
"Kay, aku juga nitip Erina ya. Aku tunggu disini ya"Afshan yang daritadi hanya diam membuka suara. Berusaha tenang meski hatinya sempat diliputi rasa tak suka kenapa bisa bertemu Arman disini.
"Iya, Mas" Jawab Kayla pada Afshan. Mengabarkan tatapan tanya dari Uda Arman. Sebenarnya apa hubungan Kayla dengan Afshan.
"Biar ibu bantu jaga ya. Nak Arman jangan kuatir. Nak Arman bisa jalan-jalan ke tempat lain lho..."Bu Tatik ikut maju mendekati dua lelaki dengan putri mereka masing-masing yang menatap seorang perempuan dengan tak biasa.
"Mm ..iya, Bu. Terimakasih" Uda Arman mengangguk sopan.
"Atau itu Fis, kamu temani gih nak Arman. Anggap aja ini ladies time, ya Kay" Bu Tatik mengetipkan mata pada Kayla. Tapi tangannya memegang lengan Afshan.
"Iya, Bu. Tolong temani Kayla ya" Jawab Afshan datar.
"Mm...pak Arman..."
"Panggil Arman saja" sahut Arman ketika Afshan membuka obrolan. Kayla, Bu Tatik dan kedua gadis cilik itu sudah masuk ke arena time zone yang ramai.
"Ah iya, Arman. Tapi kok rasanya tak enak hanya memanggil nama"
Uda Arman menggeleng dengan senyum dipaksakan.
"Tak apa. Setidaknya itu cara saya agar tetap berasa muda" seharusnya perkataan Uda Arman masuk kategori bercanda. Patut mendapat tawa. Tapi entah kenapa, dua lelaki itu tak ada yang tertawa. Selain wajah datar yang sama-sama mereka tunjukkan.
"Saya haus. Kalau tak keberatan boleh saya ajak Afis minum disana" Arman meunjuk kedai teh yang tak jauh dari mereka berdiri.
"Boleh. Mari"
Afshan mengiringi langkah Uda Arman menuju kedai teh yang ditunjuk tadi. Tak ada yang bicara. Sampai dua gelas teh ada di hadapan mereka.
"Sepertinya Ura sangat dekat dengan Kayla ya" Afshan memulai obrolan. Sepertinya ini saat yang tepat untuk bicara serius dengan Arman. Setidaknya Afshan ingin memastikan bahwa Arman tak jadi kendala yang serius buatnya untuk menikahi Kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
REPEAT TO LOVE
روحانيات#Spin off LSIH 5 Bila manusia meyakini jika jodoh telah tertulis di lauhul mahfudz sejak 50 ribu tahun yang lalu. Lantas buat apa kita harus bingung ketika jodoh itu belum datang? Jodoh bukan untuk dikejar, bukan untuk ditargetkan da...