🌺 25. Menuju Pelaminan 2 🌺

2K 500 51
                                    


      Afshan menjalankan mobilnya menuju ke kediaman keluarga Arman. Tanpa perlu Kayla memberi arahan, Afshan sudah tahu kemana arah yang dituju. Karena ia sudah tahu dimana rumah orangtua Melsa dan Arman.

       Afshan sesekali melirik Kayla yang duduk di sebelahnya. Memperhatikan raut Kayla yang menampakkan gurat khawatir. Kenapa Afshan malah merasa tak suka. Kayla seperti sangat memperhatikan Naura. Afshan menggeleng sendiri. Masak iya dia merasa tersaingi oleh Naura.

      "Mas Afis masih hapal jalan menuju rumah Uda Arman kan?" Tanya Kayla memecah keheningan.

      "Mm...iya. Mas kan sudah pernah kesana" jawab Afshan yakin.

      "Ah iya. Waktu mas Afis bergaya bak detektif itu kan?" Sahut Kayla mengingat saat Afshan mencari informasi tentang dirinya dan hubungannya dengan uda Arman.

     "Iya. Waktu itu mas sudah tidak memikirkan apapun selain menemukan jawaban, apakah kamu sudah menikah atau belum" Jawaban Afshan membuat Kayla tersenyum. Kalau bukan karena perjuangan Afshan mencari kebenaran hubungannya dengan Arman, mungkin sampai sekarang mereka masih menyimpan rasa itu sendiri. Karena saling berprasangka tentang status masing-masing.

       Tanpa terasa mobil yang dikemudikan Afshan sampai di rumah orangtua Uda Arman.

      "Erin ikut masuk ya" ajak Kayla pada Erina.

      "Iya, bunda" dengan sigap Erina menjawab.

     "Mas ikut masuk juga" tegas Afshan pada Kayla. Membuat Kayla memandang lelaki itu sejenak. Kayla sebenarnya ingin Afshan menunggu diluar saja. Biar ia dan Erina yang masuk. Entahlah, Kayla tak enak kalau membawa-bawa Afshan.

      "Kenapa? Masak mas kamu suruh di dalam mobil?"

      "Iya. Mas masuk aja. Kan mas juga sudah kenal sama Uda Arman" putus Kayla akhirnya.

       Ketiganya akhirnya keluar dari mobil. Berjalan beriringan masuk ke dalam rumah besar tersebut.

      "Kayla..." Sambut Melsa ketika melihat sosok Kayla di depan pintu ruang tamu yang memang terbuka. Netra Melsa sempat menatap Afshan. Ada binar sendu di sana. Melsa sepertinya masih belum bisa menerima kenyataan kalau Kayla akan segera menikah dengan lelaki lain. Bukan kakaknya.

       "Ura sakit apa, Mel?" Tanya Kayla ingin tahu.

      "Sejak kemarin panas, Kay. Beberapa kali panggil kamu" jelas Melsa sambil menggandeng tangan Kayla untuk menuju kamar Naura.

      "Lho ada nak Kay?" Papa dan mama Melsa ternyata tak tahu kalau Melsa menghubungi Kayla.

      "Iya, Ma, Pa. Habis Melsa kasihan lihat Ura panggil Kay terus"

      "Oalah. Trus Kay sama siapa ini? Ada yang mengantar?" Cecar mama Melsa pada Kayla.

      "Ini Erina, Mituo. Kayla diantar sama..."

      "Itu ayahnya Erina, Ma. Mm, nanti aja ya ceritanya. Kita ke kamar Ura dulu ya" Melsa mengajak Kayla segera ke kamar Naura.

      "Sama Erin gak papa kan Mel?" Ijin Kayla pada Melsa. Melsa sempat melirik Erina. Kenapa ia makin sedih bahwa posisi Naura digantikan oleh Erina. Iya, Kayla akan menjadi bunda buat Erina bukan Naura.

      "Erin juga pingin jenguk Ura, Tante" belum juga Melsa menjawab, Erina berkata begitu.

      "Iya. Tentu saja boleh" Melsa mengangguk seraya berjalan menuju kamar Naura.

      Di dalam sana terlihat Uda Arman sedang duduk di samping Naura. Seperti sedang membujuk Naura makan. Lelaki itu sedikit terkejut ketika melihat Kayla sudah ada dalam kamar Naura.

REPEAT TO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang