🌺 28. Bertindak 🌺

2.1K 481 52
                                    

        Afshan memacu kendaraannya secepat mungkin. Kabar dari ibunya sungguh membuatnya seperti tak bertenaga. Meski sang ibu meminta Afshan untuk tak mengebut atau panik, tapi mana mungkin Afshan bisa. Ibunya mengatakan kalau Kayla sedang di rumah sakit karena kecelakaan.

      Posisi Afshan sudah berada di kantornya sepulang dari Kediri. Afshan sempat melirik jam di tangan kanannya menunjukkan pukul sebelas malam. Tugasnya di Kediri membahas cukai dengan beberapa perusahaan baru usia sekitar pukul delapan malam. Dilanjut acara ramah tamah. Belum lagi sopir kantor yang mengajak mampir waeung kopi karena mengeluh mengantuk. Afshan pun menurut saja, meski ia bukan penikmat warung kopi.

     Secepat kilat Afshan mengarahkan HRV nya menuju rumah sakit yang ditunjuk ibunya. Nafasnya serasa berhenti mendadak demi mendengar kabar kalau Kayla kini di rumah sakit. Ketika ia mendesak ibunya untuk memberitahu kondisi Kayla, ibunya tak mau menjawab detail. Sang ibu hanya meminta Afshan agar tak terlalu khawatir dan jangan menyetir tergesa-gesa. Kayla katanya insyaAllah baik-baik saja.

     Tapi nyatanya Afshan tak bisa membendung rasa khawatir pada calon istrinya. Jalanan kota Malang yang sudah sepi di malam hari begini membuat Afshan spontan menginjak gas sedalam mungkin. Pikirannya hanya satu, segera sampai ke rumah sakit dan melihat Kayla.

      Afshan bergegas melepas seat belt dan membuka pintu mobil. Tak dipedulikannya seragam kantor yang masih menempel. Tubuhnya yang terasa lengket karena keringat bukan lagi menjadi fokusnya. Mukanya yang kusut tak ia pedulikan. Beruntung ia tadi sempat ikut menyeruput kopi di warung kopi tadi. Ternyata secangkir kopi yang ia minum tadi mampu menahan rasa kantuknya malam ini.

      Dengan langkah cepat, Afshan menuju lobi rumah sakit. Menanyakan dimana persisnya letak kamar yang tadi ibunya beritahu. Agar ia tak terlalu mrncari-cari dimana letak kamar Kayla. Ia belum pernah ke rumah sakit ini. Meski tadi sang ibu sempat bilang kalau Kayla dibawa ke rumah sakit milik keluarganya. Namun Afshan belum tahu persis keluarga yang mana yang dimaksud.

     Setelah mengetahui dimana letak kamar Kayla dirawat, setengah berlari Afshan menyusuri lorong rumah sakit. Mengikuti arahan dari salah seorang perawat tadi membuat Afshan tak terlalu kesulitan menemukan kamar yang dimaksud.

     Afshan segera membuka pintu kamar VVIP tempat Kayla dirawat. Ia melihat ibunya duduk di samping Kayla sembari tertidur di atas tangannya. Netra Afshan beralih ke Kayla yang terlihat terbaring di ranjang rumah sakit. Perlahan Afshan mendekati Kayla. Ia tak mau ibunya terbangun.

       Sejenak Afshan menatap Kayla yang seperti tertidur pulas. Wajah Kayla terlihat pucat. Apakah Kayla tidur atau pingsan? Hati Afshan seperti diremas. Ia berdiri terpaku di ujung ranjang. Sebenarnya apa yang sudah terjadi?

      "Eh Fis" suara parau khas bangun tidur menyapa Afshan. Ia melihat sang ibu terbangun. Sepertinya gerakannya mendekati Kayla membuat ibunya terbangun.
 
      "Assalamualaikum, Bu" Afshan langsung mencium tangan ibunya.

     "Waalaikumsallam. Kamu baru sampai?" Afshan hanya mengangguk. Tatapannya masih belum bisa lepas dari Kayla. Bu Tatik paham apa yang dirasakan putranya.

      "Kayla masih istirahat" ujar Bu Tatik memberitahu.

      "Sebetulnya apa yang terjadi,Bu? Tadi pagi Afis masih berbalas pesan dengan Kay. Afis pamit mau ke Kediri. Terus sudah. Afis sibuk .. sampai ibu telpon dan..." Afshan menyugar rambutnya. Terlihat tak bisa mempercayai apa yang terjadi.

      "Kita duduk sana dulu ya. Biar Kay istirahat" Bu Tatik menunjuk sofa yang ada di ruang sebelah yang hanya dibatasi oleh semacam kelambu.

       "Kayla kenapa Bu? Bagaimana kondisinya? Kata ibu tadi kecelakaan, bagaimana ceritanya?" Afshan tak sabar ingin mengetahui semuanya. Ia memberondong sang ibu dengan pertanyaan.

REPEAT TO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang