Chapter 09

4.1K 682 20
                                    

Hayoooo, pencet bintang  dulu d^^b

-----------------------------------------------------------------------------------

"Direktur Kim meminta Anda untuk menunggu di ruangannya."

Lee San diarahkan ke ruangan yang dulu pernah dia singgahi. Ruangan itu cukup besar, padu padan warnanya abu, hitam dan silver. Di tengah ruangan, ada lampu gantung seperti ranting pohon, terlihat sangat estetik. Dia dapat membayangkan bagaimana Chin Hwa duduk di kursinya lalu sibuk dengan dokumen-dokumen yang menumpuk.

Hari ini dia meminta janji bertemu lagi dengan Chin Hwa, tetapi sepertinya waktunya kurang tepat.

Sekertaris Chin Hwa masuk kembali dengan cangkir di tangannya. Lee San langsung berkata, "Aku tidak minum kopi."

"Oh, ini coklat hangat," katanya sambil tersenyum. "Direktur Kim memintaku membuatkannya untuk Anda."

"Dibandingkan kopi, saya lebih suka coklat hangat."

Perkataannya kemarin, apa dia mengingatnya? Lee San berpikir, dan senyum tulusnya kembali mengembang. Meski hanya memiliki teman satu seperti dia di dunia ini, itu merupakan sebuah keberuntungan.

Ah, sial! Mataku berat sekali.

Saat Chin Hwa kembali ke ruangannya, dia cukup terkejut karena Lee San ternyata sudah tertidur di sofa. Tidurnya terlihat nyenyak sekali.

"Tuan, tentang rapat tadi--"

"Ssshhtt!" Chin Hwa langsung menaruh telunjuknya di mulut. Ho Rang terkesiap, agak terkejut.

"Kenapa, Tuan?" dia berbisik, tetapi segera mendapat jawaban setelah Chin Hwa menunjuk sofa. Apa yang sedang dia lakukan, sih? Matanya langsung melotot.

"Pembahasan masalah tadi nanti lagi saja. Kau bisa keluar sekarang," kata Chin Hwa, mengusir secara terang-terangan. Dengan terpaksa Ho Rang undur diri.

Chin Hwa mendekat ke arah sofa, lalu menatap Lee San yang mengenakan kemeja berwarna kuning, terlihat seperti anak ayam. Dia lalu membenarkan posisi pemuda itu agar lebih nyaman. Meski terusik, Lee San tidak bangun sama sekali.

"Istirahat, lah."

Chin Hwa sudah mondar-mandir bekerja, mengurus dokumen, menelepon beberapa klien, bahkan sampai hari mulai gelap, Lee San belum juga menunjukkan tanda-tanda akan bangun. Akhirnya, karena Chin Hwa khawatir pemuda itu belum makan sedari siang, dia segera membangunkannya.

Lee San mengerjap begitu merasakan goyangan di lengannya. Saat matanya sepenuhnya terbuka, wajah tampan Chin Hwa adalah hal yang pertama kali dia lihat.

"Wah, surga..." gumamnya tanpa sadar. Chin Hwa langsung mengerutkan keningnya.

"Apa kau belum sepenuhnya bangun?" tanya pria itu.

Ah! Mata Lee San langsung melotot ngeri. Dia datang untuk membahas kontrak tetapi malah ketiduran. "Kau sudah datang?! Aku minta maaf karena aku..." ucapannya langsung berhenti begitu menyadari jika pencahayaan ruangan ini bukan lagi datang dari cahaya matahari, tetapi dari lampu. "Ini... sudah hampir gelap?"

Chin Hwa tersenyum, lalu duduk di sampingnya. "Ya, ini sudah jam pulang kantor."

Lee San langsung memegangi kepalanya. Bukannya membahas kontrak malah jadi seperti menumpang tidur saja. Dia benar-benar malu sekarang.

"Aku ingin membangunkanmu ketika sampai, tetapi kau terlihat nyenyak sekali," jelas Chin Hwa, mengerti dengan kekhawatiran pemuda itu.

"Tapi... aku pasti mengganggu kerjamu," Lee San menunduk, merasa tidak enak.

[BL] Wake Me Up After An Hour [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang