Chapter 17

3.8K 558 31
                                    

LEE SAN POV

Wartawan masih berkumpul. Setelah mendapat berita tentangku yang akan hiatus dari dunia hiburan, mereka kemudian disuguhkan berita besar lainnya tidak lama setelah itu.

"Lee San!"

Chin Hwa muncul seorang diri, memakai pakaian yang dulu aku pilihkan untuknya. Aku terkejut, tentu saja. Ini tidak ada di perjanjian kami saat bertemu kemarin. Bukankah dia sudah sepakat tidak akan menjemputku secara langsung? Tetapi anehnya, aku tidak membencinya sama sekali.

Para wartawan langsung menodongnya dengan berbagai macam pertanyaan.

"Apa kau ke sini untuk menjemput Lee San?"

"Hubungan seperti apa yang kalian miliki?"

"Bagaimana bisa kalian bisa dekat seperti ini?"

Sebelum menjawab, mata Chin Hwa sempat melihatku, "Ya, aku datang untuk menjemput Lee San."

Hanya itu. Dia tidak menjelaskan bagaimana hubungan kami. Tentu saja itu masih akan membuat para wartawan penasaran. Aku sebenarnya penasaran juga, bagaimana dia akan menjelaskannya?

"Lee San," Chin Hwa mengulurkan tangannya, mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang masih terus berdatangan.

Aku menghampirinya dengan ragu, tetapi wajahku rasanya panas. Kami bukannya tidak bertemu selama dua tahun, kenapa aku sangat merindukannya? Dia mengusap rambutku sebelum mendorongku masuk ke kursi co-pilot mobilnya.

"Omong-omong," Chin Hwa yang sudah masuk ke kursinya dan menyalakan mesin mobil, menatapku, senyumnya hangat sekali, rasanya seperti aku akan meleleh. "... Selamat datang kembali, Kapten."

Apa ini? Kenapa jantungku jadi berdebar tidak karuhan?

Mobil kami kemudian pergi dari sana. Meninggalkan para wartawan yang terus saja memotret kepergian kami.

"Kupikir kau sudah berjanji..."

"Apa?" dia melirikku dengan ekspresi tidak bersalah. Aku memutar bola mata. Tidak mungkin dia tidak mengerti. Tetapi aku tetap menjelaskannya kembali.

"Kau sudah berjanji tidak akan menjemputku."

"Ho Rang yang berjanji, bukan aku," dia kemudian menyeringai dengan kejam. "Sekarang, biarkan dia membayar atas kelancangannya."

"Apa yang kau lakukan padanya? Dia tidak bersalah," aku agak ngeri. Sekarang aku yang merasa bersalah.

Jauh puluhan kilometer dari sana, Ho Rang sedang muntah-muntah akibat harus menemani seorang klien menyeberangi lautan dengan kapal pesiar. Dia benci sekali dengan laut, dan bosnya mengetahui itu. Sekarang dia benci laut dan bosnya.

"Lupakan tentang dia. Boleh aku meminta ciumanku sekarang?" tanya Chin Hwa, senyumnya terlihat sangat menyebalkan. Tetapi, karena ini lampu merah, apalagi sudah lama mereka tidak melakukan ini, jadi aku akan memberikan apa yang dia minta.

Aku melepas sabuk pengaman, lalu bangkit dari kursi. Chin Hwa agak terkejut ketika jarak wajah kami tidak lebih dari satu sentimeter, tetapi dia kemudian menyeringai. Dia lantas membuka mulutnya, menjulurkan lidahnya, yang segera aku lahap habis-habis. Sayangnya, lampu merah tidak lebih dari satu menit. Bunyi klakson mulai terdengar dari arah belakang.

Chin Hwa kembali menjalankan mobilnya. Raut wajahnya penuh amarah. Sepertinya, karena kegiatan tadi terganggu di tengah jalan. Aku sendiri menyeringai melihat tingkahnya.

"Bagaimana kalau kau sedikit mempercepat lajunya," kataku, mencoba menggodanya, lalu menyentuh area terlarang. Dia terbelalak, dan aku pun sama. Ya Tuhan, ternyata dia sudah sangat tegang.

[BL] Wake Me Up After An Hour [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang