"Tuan Muda jarang sekali tersenyum dengan tulus, apalagi tertawa. Tetapi semenjak bersama Anda, Tuan Muda jadi sering melakukan itu."
Supir Chin Hwa pernah perkata seperti itu.
Lee San memperhatikan Chin Hwa yang saat ini sedang tertawa karena rajukannya: kita mau liburan atau sex, sih!
Mereka melakukannya selama hampir tiga jam nonstop. Pinggang Lee San rasanya mau patah sekarang.
"Berhenti tertawa! Kau menyebalkan." keluhnya dengan sebal. Chin Hwa berusaha meredakan tawanya, lalu menariknya ke dalam pelukan. Mereka masih belum beranjak dari tempat tidur, terlalu lelah, bahkan untuk sekedar membersihkan sperma yang mengenai beberapa anggota tubuh.
"Maaf. Maaf. Kenapa kau imut sekali," kata Chin Hwa seraya mencium keningnya.
"Aku tidak imut!"
"Kau ingat saat kita bertemu di club malam? Aku pikir saat kau membasahi kepalamu dan air itu kemudian menetes ke dagumu, lalu jatuh ke kemejamu, itu terlihat sangat imut dan seksi," kata Chin Hwa, seolah menerawang masa lalu.
Lee San nampak mengingat juga. Kalau tidak salah, itu saat pertama kali dia datang ke dunia ini. Dia baru menyadarinya sekarang, orang yang pertama kali dia ajak bicara ternyata Chin Hwa.
"Saat itu, aku pikir kau juga pemilik suara paling seksi di dunia," katanya jujur. Lee San ingin terus memuji suara berat Chin Hwa, kalau bisa.
"Benarkah? Kau berpikir seperti itu?"
Seperti ada bunga yang mekar di hati Chin Hwa. Itu pertama kalinya dia senang seseorang memuji suaranya.
"Jangan terlihat senang begitu. Aku masih marah padamu!" kata Lee San.
"Baiklah. Maafkan aku," Chin Hwa lantas mencium tengkuk Lee San dengan lembut, semakin memeluknya dengan erat. Seandainya dia bisa memeluk pemuda ini selamanya...
.
.
Lee San belum pernah berendam di air susu sebelumnya. Tidak ada kepikiran untuk melakukannya juga. Buat apa? Dia laki-laki. Tetapi setelah melakukannya, ternyata ini sangat nyaman.
Air susunya cukup hangat, dengan taburan bunga mawar merah juga. Di tambah coklat sepertinya enak...
Apa yang kupikirkan!
"Kau wangi vanilla."
Chin Hwa sepertinya hobi memeluknya dari belakang.
"Itu dari susu!"
Wajah Lee San mengantuk. Dia bersandar dengan nyaman di dada Chin Hwa. Air susu yang hangat seperti selimut, wanginya juga enak. Bukankah ini waktu yang pas untuk tidur? Tetapi, tiba-tiba dia kepikiran satu hal.
"Chin Hwa?"
"Ya?"
"Apa kau tidak memiliki keluarga lain selain Bibi Moon?" tanya Lee San. Dia tidak tahu apa-apa mengenai pria ini, dan Chin Hwa sepertinya tidak berniat menceritakannya juga dengan sendirinya.
"Tidak ada."
"Ayahmu?"
"Mati."
"Paman? Bibi? Kakek? Nenek? Sepupu?"
"Mati semua."
Dia memang tidak berniat menceritakannya sama sekali.
"Kau bukan orang Korea asli?"
"... Bukan."
Hanya itu. Pelipis Lee San berkedut. Benar-benar tidak mau menjelaskan lebih panjang.
"Nihon no koto suki, watashi wa..." [Aku suka hal tentang Jepang...]
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Wake Me Up After An Hour [END]
Teen FictionBUKAN NOVEL TERJEMAHAN Sekuel Hiduplah Untuk Bahagia Author : Andrias13 Warning: Yaoi, BL, GAY, MENGANDUNG ADEGAN DEWASA ---------------------------------------------------------------------------------- Lee San Yoon menerima misi yang hampir mustah...