Sudah hampir dua minggu lebih sejak Lee San tidak diperbolehkan keluar dari rumah. Ok Nam merupakan orang luar yang bisa masuk ke rumah itu setiap hari, mulai di larang untuk berada di rumah itu lama-lama, apalagi bicara dengan Lee San. Sepertinya, Ro Hwi ingin membuat Lee San gila secara perlahan-lahan.
Meski Pria itu yakin jika Lee San tidak akan kabur, dia tetap membawa beberapa bodyguard untuk menjaga rumahnya. Dia tidak akan memberikan celah sedikit pun atau memberikan kesempatan Lee San untuk kabur.
Setiap hari, dia akan memantau pergerakan Lee San di komputernya. Dari semua sudut cctv yang dia pasang, dia bisa melihat bagaimana muramnya pemuda itu di sana. Bibirnya tidak pernah terlihat tersenyum lagi, bahkan tubuh itu lebih kurus dari sebelumnya. Ro Hwi sempat merasa aneh di dalam hati, rasanya seperti ada yang menyiramkan air keras setiap melihat bagaimana rapuhnya Lee San. Tetapi dia segera mengabaikan itu. Rasa kasihan tidak cocok untuk orang yang ingin balas dendam.
Ro Hwi hampir selalu melihat Lee San tertidur. Jam tidurnya jadi bertambah seiring bertambah pula waktu luangnya. Jika tidak tidur, dia akan turun ke bawah, mencari makan, menonton televisi, atau bermain ponsel. Tetapi pada akhirnya dia akan tidur lagi.
Kemarin Lee San bernyanyi dengan riang gembira. Itu pertama kalinya dia tersenyum setelah beberapa waktu. Tetapi kemudian senyumnya menghilang pada sore hari, lalu menangis tanpa suara ketika malam hari. Keesokan paginya, mata itu jauh lebih cekung saat Ro Hwi melihatnya.
"Bukankah Min Jun sudah memberimu obat dan vitamin?" tanyanya dingin. "Kenapa kau masih terlihat buruk?
Beberapa hari yang lalu, Ro Hwi tidak melihat tanda-tanda pergerakan Lee San di layar komputer nya. Pemuda itu terbaring di atas sofa sejak pagi, dan sampai hari mulai gelap, posisinya tidak berubah. Karena panik, dia langsung meminta Min Jun mengeceknya, ternyata hanya tertidur. Tetapi kondisinya jelas tidak baik-baik saja.
"Um, dia memberikannya," jawab Lee San, wajahnya menunduk, tidak pernah lagi menatap matanya. Ro Hwi tidak terlalu suka situasi ini. Dengan marah, dia mengambil leher Lee San dan mendongakkan wajahnya ke atas secara paksa. Lee San seperti tubuh tanpa jiwa. Hati Ro Hwi langsung tidak karuhan, lalu dengan kasar melepaskan cekikan itu sampai tubuh Lee San terhuyung dan jatuh ke atas sofa.
Ro Hwi geram sendiri. Dia lebih senang Lee San melawan, atau berteriak marah seperti dulu jika tidak menyukai sesuatu. Kenapa sekarang dia terlihat jauh lebih menyedihkan?
Malamnya, suasana hati Ro Hwi semakin buruk. Di acara Asosiasi Pertemuan Para Pemimpin Perusahaan, dia tahu Lee Da Jin akan hadir juga, tetapi tidak menyangka mereka akan memiliki persimpangan seperti ini. Jika saja mereka tidak saling tegur sapa, Ro Hwi akan mengabaikannya sampai akhir. Tetapi pria rubah itu mendekatinya sembari tersenyum, senyum yang hampir mengejek.
"Selamat malam CEO Park," dia menyapa.
Ro Hwi balas tersenyum basa-basi. "Sudah lama tidak bertemu CEO Lee..."
"CEO Park terlalu sibuk, sih" Lee Da Jin masih terlihat ramah, tetapi kemudian matanya menajam. "Yang sebenarnya saya tidak tahu apa yang Anda sibukkan dari perusahaan kecil itu."
Wajah Ro Hwi langsung kaku. Lee Da Jin pergi dan mengobrol dengan yang lain, tawanya benar-benar menggelegar.
Tertawa lah selagi kau bisa!
Saat Ro Hwi hendak pergi dari sana, dia melihat sosok Kim Chin Hwa, wajah pria itu cukup mencolok di antara para orang tua. Dia sedang mengobrol dengan Direktur Bank Korea. Sesaat setelah itu mata mereka saling bertemu. Chin Hwa pamit pada orang-orang di sekitarnya, lalu mulai mendekatinya.
"CEO Park, selamat malam," sapanya. "Sejak kejadian di restoran, kita belum bertemu lagi. Senang melihatmu sekarang."
Ro Hwi tersenyum, tetapi hatinya mencibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Wake Me Up After An Hour [END]
Teen FictionBUKAN NOVEL TERJEMAHAN Sekuel Hiduplah Untuk Bahagia Author : Andrias13 Warning: Yaoi, BL, GAY, MENGANDUNG ADEGAN DEWASA ---------------------------------------------------------------------------------- Lee San Yoon menerima misi yang hampir mustah...