Pengambilan gambar pada lanjutan syuting kali ini tidak terlalu banyak dan berjalan dengan baik, belum sampai jam istirahat, pekerjaan Lee San sudah selesai. Para kru juga merasa puas dan benar-benar mengucapkan terima kasih kepada Lee San. Ini pertama kali mereka bisa bekerja sangat lancar dengan pemuda itu.
Lee San sendiri langsung beristirahat di kursinya. Kepalanya pusing, dan sepertinya dia demam. Badannya cukup panas. Harusnya dia tidak memeluk pria itu sampai pagi. Dia mengeluh sembari memijat kepalanya sendiri.
Saat itu, terdengar suara Anna mengobrol dengan asistennya.
"Jadi, kau sudah jadian dengannya?"
Anna tersenyum, pipinya agak merona. "Sejujurnya aku tidak terlalu yakin karena dia temanku sejak usia kami masih sangat muda. Tetapi sikapnya padaku benar-benar membuatku hangat dan merasa sangat dicintai. Ah! Dia menelepon..." wanita itu lalu menyingkir ke tempat yang agak sepi.
Lee San memandangi ponselnya. Pesan yang dia kirim kepada Ro Hwi hanya dibalas "Ya." saja.
"Lee San..." Min Hwan datang sembari membawa coklat panas pesanan Lee San. "Apa kau masih pusing. Kita ke rumah sakit saja, bagaimana? Kita tidak perlu ikut acara makan-makan."
Lee San mengangguk, lalu pelan-pelan meminum coklatnya. Entah kenapa, tiba-tiba dia merindukan Ro Hwi, orang sialan itu! Padahal hatinya bergejolak karena amarah, tetapi dia masih bisa merindukannya? Benar-benar sakit. Ini perasaan yang tidak sehat.
"Aku akan ganti baju dulu," tetapi begitu dia bangun, kepalanya langsung berputar. Dia tidak punya darah rendah, sialan!
"Lee San, kau baik-baik saja?" Min Hwan bertanya khawatir.
"Aku..." matanya mulai gelap, lalu dia tidak ingat apa-apa lagi.
Tubuh Lee San ambruk begitu saja, untungnya Min Hwan menangkapnya dengan cepat. Orang-orang cukup terkejut ketika melihatnya, termasuk Chin Hwa, orang yang mengajak semua kru makan-makan. Dia segera menghampiri Lee San dan langsung mengambil alih tubuh itu dari asistennya. Min Hwan cukup terkejut dengan tindakannya itu.
"Direktur..."
"Dia demam," kening Chin Hwa mengkerut setelah menyentuh dahi Lee San. " Apa dia bekerja dalam keadaan seperti ini?"
"Badannya memang sudah tidak sehat sejak pagi, tetapi dia tetap memaksa," jelas Min Hwan. "Sekarang pun rencananya kami akan ke Rumah Sakit."
"Biar aku saja yang membawanya ke rumah sakit."
"Eh?"
Ho Rang yang melihat tingkah bosnya, langsung berbisik. "Tuan, kita akan makan-makan, ingat," katanya agak panik.
Tetapi Chin Hwa mengabaikannya, dan berkata pada semua orang setelah mengangkat tubuh Lee San. "Kalian bisa pergi tanpa saya," katanya. "Untuk tagihannya, Ho Rang yang akan mengurusnya. Dan kau..." dia lalu menatap asisten Lee San. "Pergilah makan-makan dengan yang lain juga. Aku akan menjaganya dengan baik."
Min Hwan melongo. Apa pria itu selalu seperhatian ini?
Ho Rang sendiri langsung memegangi kepalanya yang tiba-tiba pusing. Jangan-jangan dia demam juga karena perilaku bosnya.
.
.
.
Setelah menerima perawatan, wajah Lee San yang tadinya sangat pucat, mulai menunjukkan warna kehidupan. Dia masih tertidur dengan tangan di infus. Chin Hwa menatapnya, tidak habis pikir sebenarnya. Bukannya pemuda ini terkenal karena tidak pernah bekerja dengan baik. Kenapa sekarang ketika tubuhnya sedang tidak baik, dia malah begitu berusaha bekerja dengan baik?
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Wake Me Up After An Hour [END]
Fiksi RemajaBUKAN NOVEL TERJEMAHAN Sekuel Hiduplah Untuk Bahagia Author : Andrias13 Warning: Yaoi, BL, GAY, MENGANDUNG ADEGAN DEWASA ---------------------------------------------------------------------------------- Lee San Yoon menerima misi yang hampir mustah...