Pic: Lee San
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Tidakkah kau ingin meninggalkan rumah Ro Hwi?" Min Hwan bertanya begitu mereka berada di dalam mobil. Mereka tidak dalam perjalanan ke rumah, tetapi ke hotel tempat di mana ibu Lee San berada. Saat akan pulang tadi, wanita itu menelepon dan meminta bertemu.
"Bagaimana aku bisa meninggalkan rumah dia?" tanya Lee San masih menatap jalanan. Kepalanya berdenyut-denyut meski sudah di perban. "Jika aku keluar, itu berarti kami putus, dan aku tidak ingin putus dengannya."
"Tetapi kau tahu sendiri dia begitu padamu," kata Min Hwan lagi. "Dia seperti hanya main-main saja."
Lee San tersenyum, kali ini menatap pria yang usianya lima tahun lebih tua darinya itu. "Hyung, jika dia hanya main-main, kami tidak akan sampai dua tahun ini," katanya. "Lagipula, aku mencintainya, dan dia mau menerimaku. Cukup dengan itu aku sudah bahagia..."
Min Hwan benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran Lee San. Mungkin memang benar, saat kau sedang terpuruk dan tiba-tiba ada yang mengulurkan tangan padamu, kau akan mengikuti orang itu sampai mati. Dan itu lah yang terjadi pada Lee San. Hanya saja menurutnya, dia telah mengikuti orang yang salah.
Sekarang dia akan bertemu dengan ibunya? Hah, Min Hwan benar-benar tidak menyalahkan sikap membangkang Lee San. Orang-orang di sekitarnya memang terlalu membawa pengaruh buruk.
Setelah sampai depan hotel, Lee San langsung turun.
"Aku akan menyuruh orang mengambil mobilmu," kata Min Hwan sebelum pergi.
"Thanks," Lee San melambai. Perasaannya langsung buruk ketika masuk ke hotel.
Ibunya berada di kamar super mewah yang ada di sana. Dia wanita modern yang terlalu bebas kelakuannya. Saat ini, dia bahkan baru saja tidur dengan salah satu pacar mudanya, sekaligus seorang training di perusahaan ayahnya. Namnya Kim David, laki-laki keturunan Jerman.
David tersenyum ketika berpapasan dengannya, lalu segera keluar dari sana. Lee San hanya meliriknya sekilas dengan muka bosan.
"Kau berulah lagi?" ibunya bersuara, dia duduk di sofa dengan pakaian tidur terbuka, dan dia sedang merokok saat itu.
Lee San menatap wanita itu. Perasaannya sekarang benar-benar tidak bisa dijelaskan, sayang tetapi juga benci di saat yang bersamaan.
"Kau memanggilku hanya ingin menanyakan itu?" dia duduk di depan ibunya, menyender malas.
"Tidak, lah. Mana mungkin," semburan asap itu seperti meledek. Lee San memang suka merokok, tetapi tidak suka saat melihat perempuan melakukan itu, apalagi ibunya sendiri. "Aku hanya ingin bertanya, kapan kau pulang?"
Lee San berdecih. "Pulang? Memangnya yang mana rumahku?"
Ibunya menekan rokok ke asbak. "Kalau kau masih bersikap sombong, kau akan mati di jalanan." matanya menatap tajam padanya. Wanita itu benar-benar sangat cantik meski usianya sudah lima puluhan. Kenapa sikapnya tidak cantik seperti parasnya?
"Aku akan mati di mana pun kecuali di rumah itu." Lee San bangkit. Dia tahu pembicaraan dengan ibunya akan selalu berakhir seperti ini, tetapi dia tidak bisa menolak keinginan hatinya yang terdalam, karena walaupun dia sangat membenci wanita itu sampai mati, dia juga sangat merindukannya.
Sebelum pergi dia kembali melirik pada ibunya. "Kau sebaiknya memperhatikan Minna. Mungkin sekarang dia sedang bermain-main..."
"Minna tidak sepertimu!" sergah ibunya cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Wake Me Up After An Hour [END]
Novela JuvenilBUKAN NOVEL TERJEMAHAN Sekuel Hiduplah Untuk Bahagia Author : Andrias13 Warning: Yaoi, BL, GAY, MENGANDUNG ADEGAN DEWASA ---------------------------------------------------------------------------------- Lee San Yoon menerima misi yang hampir mustah...