Melihat Minho tidak respon, Chan langsung naik ke atas aquarium dan berusaha untuk membawa Minho keluar.
Dia menggendong duyung manis itu ala bridal dan membawanya keluar. Minho nampak lemas sekali, hal itu membuat Chan merasa bersalah.
"Tuan Chan perut Ino sakit banget" kata Minho dengan lemas dan memegang perutnya.
"Mau buang air?" Tanya Chan. Minho langsung menggeleng. Dia lalu menaruh pria itu ke lantai dan menyandarkannya di tembok.
"Ino makan ya, aku cari obat ke dalam dulu" kata Chan. Minho mengangguk sambil meringis kesakitan.
"Aduh kalau mati gimana ya? Pasti arwah ayah gentayangin gue" kata Chan sambil mengacak rambutnya.
"Tuan Chan" suara itu memanggilnya, Chan lalu berlari ke sana dan membawa sebotol minyak urut.
Chan langsung menuangkan tangannya minyak urut lalu mengusap perut rata pria manis itu.
"Masih sakit ya?" Tanya Chan. Minho mengangguk pelan.
Setelah itu Chan langsung menyiapi Minho makanan. Pria itu membuka mulutnya dan mengunyah saat Chan memasukan makanan itu ke mulutnya.
"Tuan Chan jangan marah ya" kata Minho tiba-tiba. Hal itu membuat Chan meneguk salivanya.
"Marah kenapa Ino, emangnya kamu ngapain?" Tanya Chan.
"Hmm tadi karena lapar, Ino makan ikan-ikan Tuan Chan semuanya" kata Minho sambil menunjuk takut. Chan lalu melihat ke arah aquarium, ternyata sudah sepi tak ada satupun ikan.
"Kayaknya karena itu Ino sakit perut" ujar Chan. Minho masih menunduk.
"Maaf ya, padahal mereka teman-teman Ino. Aquariumnya jadi sepi sekarang" kata pria itu. Bukannya marah Chan jadi terkekeh pelan.
"Aku gak marah kok" Chan mengurut kepala Minho.
"Maaf ya, nanti Ino mau deh main sama Tuan Chan, sampai Tuan puas" celetuk duyung manis itu. Mendengarnya membuat Chan menjadi semakin menegang.
Pria polos itu selalu membuatnya bergairah. Mungkin karena itu membuat dia sangat menarik perhatian.
"Ino kuat gak?" Tanya Chan tiba-tiba.
"Kuat kok, kalau Tuan Chan senang Ino juga senang" kata pria itu lalu dia menatap wajah Chan. Sialnya Chan menjadi tergoda mendengarnya. Dia sampai melupakan visi misinya sebagai lelaki lurus.
"Kalau gitu, Minho ayo main sekarang" mata Chan.
"Jangan sekarang perut Ino masih sakit, kapan-kapan ya" kata pria itu sambil mengusap perutnya. Pria itu sangat pintar menggoda dan mengecewakan Chan. Tapi karena Minho sedang sakit jadi Chan tak bisa memaksanya.
"Okey deh nanti aku solo aja dulu sampai Ino sembuh" kata Chan dengan frontalnya.
***
"Tuan Chan tampan sekali, Ino mau peluk Tuan Chan" panggil Minho dari arah aquarium saat ini dia berada di atasnya sambil memandangi Chan dari luar kamar.
"Nanti aku peluk ya, Ino basah nanti baju aku basah lagi soalnya dah telat" kata Chan mendengar itu membuat Minho kecewa. Dia terlihat cemberut dan menenggelamkan wajahnya ke air.
Chan tahu saat ini Minho pasti kesal, dia lalu mendekat dan mengetuk kolam.
"Ino jangan ngambek dong, sini aku cium aja deh" kata Chan. Mendengar itu Minho tersenyum dia lalu kembali naik ke permukaan dan mengeluarkan kepalanya sampai dada ke arah Chan yang ada di luar kolam.
Pria Bang itu kemudian mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir si manis singkat.
"Semangat sekolah ya, Tuan Chan" kata Minho dengan gembira setelah mendapatkan kecupan singkat dari pria itu.
Chan seperti menjadi seorang ayah yang memiliki anak yang manja saat itu.
"Apa aku suruh dia panggil daddy aja ya biar lebih seksi" gumam pria itu sambil keluar dari rumah.
"Daddy Chan" gumamnya lagi sambil terlekeh.
***
"Kak Chan" panggil wanita itu sambil memegang kedua tangan Chan. Pria Bang itu terlihat malas dan berusaha melepaskan tangannya.
"Mau apa lagi? Gak puas nyakitin gue?" Tanya Chan dengan penuh emosi. Mendengar itu membuat Hyuna berkaca-kaca.
"Kak jangan ngomong gitu, aku bisa jelasin semuanya" kata Hyuna tiba-tiba menangis.
"Gue gak butuh, sebaiknya lo pergi deh" kata Chan dia lalu pergi dari sana.
"Kak Chan!" Panggil wanita itu sambil menangis.
Chan memutuskan tidak pulang hari itu, dia pergi ke bar untuk minum dan menghilangkan stresnya.
"Sialan cewek itu, ngapain dia balik" kata Chan sambil meneguk minumannya. Dia sudah nampak minum beberapa kali sampai akhirnya dia mabuk.
"Tuan kami sudah ingin tutup, jadi apa Tuan bisa pulang" kata pria itu dengan penuh sopan santun pada Chan. Pria itu masih tidur di atas meja karena mabuk.
"Tuan.." panggilnya lagi.
"Diam, aku gak mau pulang. Aku akan membeli bar ini jika perlu" kata pria itu. Chan lalu membuka dompetnya dan memberikan sebuah kartu pada pelayan bar itu.
Bukannya kartu ATM debit atau kredit, ternyata Chan menyerahkan KTPnya yang dia kira adalah blackcardnya.
Pelayan itu menghela napas, dia membaca KTP itu dan mengembalikannya pada Chan.
"Kau sudah tahu aku ini kaya kan?" Tanya Chan sambil terkekeh pelan.
"Iya Tuan" kata pria itu, dia lalu menelepon seseorang.
***
Karena ikan dalam aquarium itu sudah habis, hal itu membuat Minho menjadi kesepian. Dia hanya menatap ke dalam kamar Chan yang masih terbuka dari dalam aquarium.
"Gimana ya rasanya tidur di sana?" Gumam Minho sambil menatap ranjang itu. Sebenarnya dia ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi manusia.
"Aku takut berubah di depan Tuan Chan, bagaimana jika dia marah dan membuang ku?" Pikir Minho.
Tiba-tiba dia mendengar suara langkah kaki menuju ke sana. Dia benar-benar bersemangat saat itu, Chan akhirnya pulang.
"Tuan Chan, Ino kangen" kata Minho dari permukaan. Namun saat melihat siapa yang datang membuatnya menjadi terdiam.
"Ternyata kakak" kata Minho kecewa.
"Ada apa dengan mu?" Tanya Minhyun sambil menatap Minho.
"Aku kira Tuan Chan" kata Minho.
"Minho sudah makan?" Tanya Minho, si manis lalu menggeleng pelan.
"Kebetulan kakak belikan makanan untuk kamu" katanya dia lalu mengeluarkan kantong ayah goreng.
"Aku mau kak" kata Minho dia lalu kembali ke permukaan dengan semangat. Melihat itu membuat Minhyun menjadi gemas, dia lalu naik ke tangga itu untuk naik ke aquarium dan mengeluarkan Minho dari sana.
"Yes akhirnya Ino makan ayam" kata pria itu sambil mengalungkan kedua tangannya ke leher Minhyun.
"Ino?" Kata Minhyun.
"Iya Tuan Chan yang kasi nama itu, imut kan?" Tanya Minho sambil tersenyum. Minhyun lalu mencubit pipi si manis dengan gemas.
"Minho setelah makan ayam nanti minum yang banyak ya, nanti kamu sakit perut" kata Minhyun. Si manis hanya mengangguk pelan.
"Di mana Tuan Chan?" Tanya Minhyun.
"Dia di kampus" jawab Minho. Minhyun lalu melihat arlogi miliknya. Ini sudah lewat dari jam kuliah Chan. Namun dia berusaha menepisnya, Chan itu sudah dewasa apalagi dia itu pria jadi wajar ini terjadi.
Dia sebenarnya ke sana untuk mengecek keadaan kedua pria itu. Apalagi Minho, Minhyun takut jika Chan menganiaya Minho karena merasa terpaksa mengajaknya di sini.
"Minho Tuan Chan gimana? Dia galak gak sama kamu?" Tanya Minhyun sambil mengusap rambut si manis.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
30 komen kota lanjut

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS GONE | BANGINHO ✔
FanfictionNOTE: SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR 🌊UPDATE TIAP HARI 🌊 Berawal saat Chan seorang mahasiswa Oseanografi diberikan sebuah warisan yang benar-benar-benar langka. Warisan yang bukan berbentuk barang atau tempat melainkan seorang peliharaan ma...