20. Dangerous

524 80 38
                                    

Chan melihat ke arah rumah besar itu. Tanpa ragu Chan langsung melangkahkan kakinya ke dalam sana.

"Chan? Ada apa malam-malam?" Tanya seorang wanita paruh baya tengah tersenyum saat ini padanya.

"Bibi aku mencari Changbin apa dia ada?" Tanya Chan tanpa basa-basi.

"Ohh Changbin, dia ada di kamarnya dengan Jisung dan seorang pria manis. Dia mengatakan jika itu pacarnya" kata wanita itu. Mendengarnya membuat Chan meremas tangannya.

"Langsung naik saja Chan" kata wanita itu. Chan berusaha tersenyum sopan dia lalu naik ke kamar Changbin.

"Changbin! Buka pintunya" suara itu membuat Han dan Changbin terbangun.

"Kak Chan ya?" Tanya Changbin.

"Buka!" Katanya. Mereka lalu membuka pintu itu. Saat sudah dibuka kedua orang itu nampak terkejut melihat ekspresi Chan.

"Di mana Minho?" Tanya pria itu langsung menerobos masuk.

"Kau mencarinya setelah mencampakannya?" Tanya Changbin sambil tersenyum miring. Chan sudah benar-benar emosi, dia masih mencari pria itu.

"Di mana kalian me menyembunyikan dia" kata Chan kesal.

"Kak Chan, aku kira kau tidak akan kembali pada wanita brengsek itu. Kau mengatakan sudah muak dengannya, tapi kenapa kau masih menerimanya?" Gumam Han yang mulai berbicara.

"Apa peduli mu? Hah? Ini hidup ku kenapa kalian mengantur ku?" Tanya Chan.

"Kau memang pria bejat ya" kata Changbin kemudian.

"Lalu apa bedanya aku dengan  kalian? Kalian sama-sama bejat" kata Chan.

"Minho buktinya, kami sudah tahu jika kau sering bermain dengan Minho membuat tubuh pria itu rusak karena mu Kak Chan" kata Jisung yang mulai angkat bicara.

"Dan kau tega mencampakannya, hai! Apa kau hanya menganggapnya hanya sebagai peliharaan?" Tanya Changbin lagi. Chan benar-benar emosi mendengar semua ocehan dari mereka.

"Kenapa kalian tahu aku melakukan itu padanya?" Gumam Chan kemudian.

"Lubangnya longgar pasti ini semua karena kau. Kau selalu menyakitinya" kata Changbin. Mendengar itu membuat Chan tak bisa menahan emosi.

"Apa kalian berani menyentuhnya?" Tanya pria itu dengan tatapan tajam.

"Brengsek!!!" Teriak Chan dia lalu memukuli kedua pria itu sampai membuatnya babak belur. Changbin dan Han nampak berusaha melawat namun Chan seperti kesetanan.

"Katakan dia di mana?" Tanya Chan sambil mengepalkan tangannya.

Karena kedua pria itu tak menjawab, dia lalu mencari sendiri. Kebetulan tak sengaja Chan melihat kamar mandi Changbin terbuka.

"Hai! Kak Chan!" Teriak Changbin saat Chan masuk ke sana.

Chan melihat Minho tengah berendam di bak itu saat ini. Dengan tubuh polosnya dan ekor itu menjulur keluar bak. Minho menutup matanya, sepertinya dia terlelap.

"Minho" panggil Chan dengan lembut dia lalu berjalan mendekat ke arah pria itu.

"Minho ayo pulang" kata Chan sambil memegang tangan si manis. Pria itu nampak membuka matanya perlahan.

"Tuan Chan" tiba-tiba Minho menepis tangan pria itu darinya.

"Ayo pulang, kenapa kau di sini?" Tanya Chan berusaha menggendong pria itu.

"Aku tidak mau pulang, aku akan tinggal di sini saja mulai sekarang" kata Minho berusaha menolak, dia terlihat sangat takut melihat penampilan pria itu saat ini.

"Ayo Minho, aku dalam masalah saat kau tidak ada di rumah" kata Chan. Minho masih menggeleng berusaha menolaknya.

"Aku akan di sini saja, ada Jisung dan Changbin mereka baik pada ku" kata pria manis itu.

Chan benar-benar kehilangan kesadaran, dia lalu mencengkram wajah pria itu.

"Pulang! Jika tidak aku akan memaksa mu" kata Chan. Minho berusaha untuk meronta dan memukul pria itu saat akan menggendongnya keluar dari bak.

"Diam Minho" Teriak Chan kemudian. Minho nampak menggeleng sambil menangis saat itu. Karena meronta membuat Chan menjatuhkan pria itu ke lantai.

"Pergi kau! Aku tidak mau melihat mu lagi" kata Minho sambil menangis. Di sisi lain Jisung dan Changbin berusaha untuk masuk namun Chan nampak mengunci pintu itu dari dalam.

"Pulang!" Teriak Chan sambil memegangi ekor pria itu dia lalu mengelapnya agar kembali berubah menjadi sepasang kaki.

"Kau jahat Tuan Chan, padahal aku sudah melakukan banyak hal untuk mu" kata Minho sangat menangis. Tak perlu waktu lama akhirnya ekor Minho berubah.

Pria manis itu berusaha menendang Chan dari sana. Dia lalu bangun dan berusaha untuk kabur.

"Aiss" gumam pria itu. Saat Minho berusaha membuka pintu, ternyata terkunci.

"Changbin! Han!" Kata Minho.

"Minho apa yang dia lakukan pada mu?" Tanya Changbin dari luar.

"Ekkhhh" tiba-tiba Chan mendorong tubuh Minho hingga dia menempel di pintu.

"Kau membuat ku emosi" kata Chan dia kemudian memasukan sesuatu ke bokong pria itu.

"Arhhh jangan masukan benda itu" kata Minho sambil meronta dan menangis.

Saat jatuh tadi Chan tak sengaja melihat vibrator manual di sana. Sepertinya itu punya Changbin.

"Bagaimana pun caranya kau harus pulang" kata Chan. Dia langsung menghidupkan alat itu dengan kecepatan sedang.

Seketika Minho tumbang ke lantai saat benda itu bergerak dalam dirinya. Dia berusaha menutup mulutnya untuk menahan desahan itu. Melihat si manis tidak berdaya, Chan langsung membuka  jaketnya dan menyelimuti tubuh polos pria itu dan langsung menggendongnya ala bridal.

"Nggghhh ah, hmm lepaskan kan ahh" kata Minho sambil mencengkram baju Chan. Chan nampak tersenyum dan menempelkan wajah Minho ke dadanya.

"Kak Chan!" Kata kedua pria itu.

"Aku akan membawanya pulang" kata Chan sambil menggendong pria manis itu keluar dari sana.

"Ada apa ini?" Tanya Ibu Changbin tiba-tiba masuk ke dalam.

"Bibi tolong beritahu anak Bibi untuk tidak menculik calon istri orang lain" kata Chan sambil menggendong Minho keluar.

"Apa? Calon istri? Changbin!" Kata wanita itu dia masuk dan menjewer telinga kedua pria itu.

"Tahan kita hampir sampai" kata Chan saat melihat Minho menutup matanya. Air mata itu sudah membasahi wajah pria manis itu.

"Kau jahat" kata Minho tiba-tiba.

***


"Ahh sial" gumam Minho saat Chan mendudukannya ke kasur. Pria itu berusaha untuk membuka kakinya dan melepaskan alat itu sendiri.

"Kau tidak akan bisa melakuknnya" kata Chan. Minho nampak kembali menangis. Chan benar-benar menyiksanya.

Melihat itu Chan langsung mendekat dan menautkan bibirnya pada pria itu. Dia melakukannya seperti biasa untuk menenangkan Minho. Namun Minho nampaknya diam saja tak merespon apapun.

"Kenapa kau tidak membunuh ku saja? Aku lebih baik mati daripada disiksa seperti ini" kata Minho. Chan lalu melepaskan ciumannya.

Wajah Minho benar-benar terlihat bengkak saat ini. Melihat itu Chan lalu memeluk Minho dan melepaskan alat itu darinya.

"Hah hah hah" suara itu terdengar dari mulut Minho. Tubuhnya susah basah karena sperma darinya sendiri.



TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

30 komen kita update

LOVE IS GONE | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang