23. The Ending (END) 🌊

951 91 50
                                    

"Apa kau benar-benar mencintai pria itu?" Tanya sang dewa. Minho mengangguk dengan cepat sambil menunduk.

"Baiklah, karena kau melakukan penghianatan untuk membantu manusia, diperintahkan oleh manusia bukan keinginan mu,  juga karena kau tengah mengandung seorang bayi manusia. Jadi aku akan meringankan hukuman mu, kau tidak akan menjadi bagian dari lautan lagi. Aku mengutuk mu menjadi manusia biasa dan akan menua  dan mati sama seperti manusia dan ekor mu akan menghilang selamanya " jelas sang dewa sambil mengarahkan trisulanya pada Minho.

"Tapi kutukan ini akan berlaku jika Ayah dari bayi manusia ini menerima mu dan mencintai ku juga. Jika tidak kau akan kembali menjadi busa, dewa mana pun tidak akan bisa menyelamatkan mu" lanjut sang dewa.

Minho nampak berkaca-kaca mendengarkan itu.

"Aku akan memberikan waktu sampai tengah malam ini" jelas sang dewa.

"Terima kasih dewa" kata pria manis itu.

"Pergi lah" kata sang dewa. Minho lalu langsung berenang pergi sana. Istana itu benar-benar jauh dari daratan membuatnya harus menempuh beberapa jam agar sampai di darat dengan tepat waktu.

"Aku pasti bisa gumamnya sambil menyelam naik ke atas.

Semakin ke atas, Minho merasakan ekornya mulai menghilang. Hal itu membuat pergerakannya mulai lambat. Namun itu tak membuatnya menyerah, dia semakin cepat menggerakan kakinya.

Akhirnya Minho sampai, tanpa membuang waktu dia langsung berenang ke tepian. Saat berjalan pasir, dia tak sengaja melihat sosok pria itu.

"Tuan Chan" Panggilnya kemudian.



***



"Maafkan aku, karena aku kau menjadi sangat menderita" kata Chan sangat mengusap wajah pria manis itu. Minho menggeleng sambil tersenyum pada Chan.

"Aku janji tidak akan meninggalkan mu Minho" kata Chan.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku Tuan Chan" kata Minho  kemudian.

"Apa sayang?" Tanya Chan sambil mengecup bibir pria manis itu berkali-kali.

"Hamil itu apa?" Tanya Minho dengan polosnya. Chan terkekeh dia lalu mengusap perut buncit itu. Pria Bang itu tersenyum saat merasakan gerakan bayinya.

"Di dalam sini ada bayi kita" kata Chan sambil mencium perut Minho.

"Bayi? Kenapa bisa ada di sana? Bukankah biasanya ada telur?" Tanya Minho lagi.

"Bukan! manusia itu mengandung bayinya, tidak seperti ikan yang mengandung telur. Kau ternyata masih polos ya" kata Chan sambil mengusap rambut Minho.

"Kenapa aku bisa hamil?" Tanya Minho lagi.

"Apa kau ingat permainan celup-celup oreo? Ya karena itu? Jadi apa kau pernah bermain itu dengan orang lain?" Tanya Chan.

"Belum pernah" kata Minho dengan polosnya. Chan lalu memeluk pria itu, dia kembali menemukan pria manis polosnya itu sekarang.

***

Chan memegang tangan Minho saat pria manis itu mulai diperiksa oleh dokter.

"Tidak usah khawatir Minho kau akan baik-baik saja" kata Chan sambil mengusap punggung tangan si manis.

"Apa yang mereka oleskan ke perut ku?" Gumam Minho pada Chan.

"Itu jeli USG, nanti kita akan melihat bayi kita di sana" kata Chan sambil menunjuk ke sebuah layar monitor besar.

"Tuan Minho jangan tegang ya, tidak sakit" kata dokter pada Minho.

"Maaf dok, dia baru hamil pertama" kata Chan pada dokter.

LOVE IS GONE | BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang