3. Rencana Mikey

427 62 17
                                    

Dua hari kemudian..

Pagi ini (Name) berniat mengembalikan jaket Mikey. Sepengetahuannya Mikey siswa kelas 2, satu tahun di atasnya. Tapi (Name) tak tahu di mana posisi pasti kelas Mikey karena memang kelas 2 terbagi menjadi beberapa kelas. (Name) berpikir untuk menanyakannya pada siswa lain. Kebetulan ada siswa laki-laki yang lewat dengan setumpuk buku yang hampir menutupi setengah wajahnya. Jalannya begitu cepat, sepertinya sedang buru-buru.

"Chotto matte! Kamu yang membawa buku!" Teriak (Name), berusaha menghentikan langkah siswa itu.

"Nani? Aku sedang sibuk!" Jawabnya sembari menoleh ke belakang.

(Name) sedikit kesal. (Name) berjalan mendekat. Tangan mungilnya bergerak mengambil alih separuh tumpukan buku yang dibawa siswa tadi padahal (Name) juga sedang membawa paper bag .

"Biar ku bantu. Ah iya, apa kamu tahu di mana kelas Mikey?" Tanya (Name).

Pemuda bersurai bleach blonde itu tertegun, lalu sedetik setelahnya ia mengangguk. "Oke, di kelasku." Sahutnya.

Haruchiyo Sanzu. Terus bertanya-tanya dalam hatinya. Siapa perempuan di sampingnya ini? Untuk apa dia mencari Mikey? Dilihat dari penampilannya saja jelas sekali jika (Name) adalah anak yang baik. Bukankah Mikey tidak pernah mau berurusan dengan perempuan? Bisa saja (Name) adalah salah satu penggemar Mikey. Begitu pikir Sanzu.

Sanzu tersadar dari lamunannya ketika melihat (Name) yang jatuh terpeleset di depannya. (Name) jatuh tak begitu kencang, tapi bisa Sanzu lihat lengan kanan (Name) yang tadinya mulus kini memar. Segera Sanzu hampiri (Name) yang tengah mengaduh kesakitan.

"Terima kasih." Cicit (Name).

"Lenganmu memar, biar aku saja!" Seru Sanzu seraya memungut buku yang berserakan di lantai.

(Name) menggeleng cepat."Tidak, aku akan membantumu!" Tegasnya.

Sanzu menghela napas kasar "Ya sudah terserah, hati-hati lantai di sini memang licin." Diserahkannya buku-buku tadi pada (Name).

Belum juga sampai ponsel (Name) berbunyi, pertanda ada telpon masuk. Tapi (Name) tak menghiraukannya. Begitu pula dengan Sanzu, kini ia berjalan di depan. Mendahului (Name).
Tak ada obrolan apapun di antara keduanya. (Name) jadi semakin gugup kala mereka sudah sampai di kelas Sanzu yang juga kelas Mikey.

"Simpan saja bukunya di meja guru!" Perintah Sanzu dengan nada dingin.

(Name) menurutinya tanpa ragu. Kehadiran (Name) menjadi pusat perhatian seisi kelas. Apalagi ia datang bersama dengan Sanzu. Sesosok pemuda dingin dengan segala kemisteriusannya.
(Name) merasa risih, tapi ia ingat tujuannya utamanya adalah bertemu dengan Mikey. (Name) celingak-celinguk mencari keberadaan Mikey. Nihil, (Name) tak melihatnya. Detik berikutnya seseorang menepuk pelan pundak (Name).

"Cari siapa?" Tanyanya lembut.

Saat itu juga jantung (Name) terasa seperti ingin copot. Wajahnya memerah bak udang rebut. Pasalnya wajah sang pelaku sangat dekat. berhadapan lebih tepatnya. "Sa..no-san..". Jawab (Name) dengan polosnya.

"Sesuai dugaanku, kamu pasti akan datang. Tuan putri." Serunya.

"Ehh? Tuan putri!?" Kaget (Name).

"Putri tidur maksudku."

Bagai diterbangkan lalu dilepas begitu saja. (Name) semakin terkejut.

Tangan pemuda itu mengelus rambut (Name). "Bercanda, ayo ke mejaku!" Ajaknya.

Tak ada respon dari (Name), ia masih terlalu syok.

"Ayo! Bukankah kamu tadi mencariku?".

Ya, dia adalah Mikey.
Tapi (Name) belum juga membuka suara. Mikey menarik pelan tangan (Name), membawa (Name) ke mejanya.

Complicated - Sano ManjirouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang