13. Bukan (Name)

181 29 11
                                    

Tidak seperti biasanya, pagi ini Mikey bangun lebih awal. Piyama masih melekat di tubuhnya, tapi Mikey sudah duduk rapih di meja makan bersiap menikmati sarapannya.

"Hih cuci muka dulu!"

Emma tiba-tiba menarik piring milik Mikey. Dengan malas Mikey melenggang ke kamar mandi. Emma terkekeh geli melihat Kakaknya seperti itu.

Tak lama Mikey kembali dengan wajahnya yang masih basah. Aneh, satu kata di pikiran Mikey kala melihat isi piringnya.

"Oi Emma kotak apa ini? Kemana perginya sarapanku?" Tanya Mikey tak terima.

"Dibuka dulu saja!" Titah Emma dari dapur.

Mikey menurut, matanya berbinar kala kotak berwarna putih itu terbuka sempurna. Tampak sebuah ponsel pintar keluaran terbaru. Sesaat kemudian senyuman Mikey hilang. Mikey ingin segera menghubungi (Name). Tapi apa gunanya ponsel baru jika saat ini dirinya tak punya kontak (Name).

"Ini aku kembalikan,"

Mikey menoleh ke sumber suara. Dengan kesal Mikey merampas ponsel lamanya yang ternyata memang sengaja Emma sembunyikan sejak kemarin pagi. Mikey sedikit tak percaya dengan apa yang dilakukan Adiknya.

"Hihi jangan marah!"

"Un, terima kasih." Sahut Mikey lalu memeluk Emma erat.

"Kau suka?"

"Tentu saja, ayo kita tes kameranya!"

Emma mengikuti ajakan Mikey dengan semangat. Mulanya Mikey memfoto Emma dengan kamera belakang. Lalu keduanya berfoto bersama memakai kamera depan.

Mikey sangat menyayangi Emma. Begitupun sebaliknya. Mereka seringkali bertengkar tetapi sangat peduli satu sama lain. Bahkan keduanya punya beberapa barang dengan model yang sama tetapi dengan warna yang berbeda seperti sepatu, kemeja, dan lain-lain.

__

Kembali lagi pada (Name). (Name) sedang berdiri di depan rak susu di supermarket. Tangan kirinya memegang susu rasa cokelat sedangkan yang kanan memegang susu rasa stroberi. (Name) sangat bimbang sekarang. Ia bingung harus pilih yang mana. (Name) suka keduanya.

"Stroberi saja,"

"Tidak, yang cokelat lebih enak."

"Tapi yang stroberi manisnya lebih smooth,"

(Name) jadi pusing sendiri dan berakhir memasukkan dua kotak susu berukuran 1 liter tersebut ke dalam keranjang. Ia kembali berjalan menyusuri rak-rak lain dan mengambil apa saja yang sudah tercatat di dalam list belanjaannya.

Selesai dengan bagian sayuran (Name) beralih pada rak camilan. Tangannya lihai mencomot keripik kentang, stik rasa keju dan kawan-kawannya. Tak lupa (Name) juga mengambil beberapa mi instan favoritnya. Pokoknya kalau sudah sesi spesialnya seperti ini (Name) akan lebih semangat mengelilingi lorong supermarket. Satu jam lagipun tak masalah bagi (Name).

Utahime memang sengaja membagi dua list belanjaannya dengan (Name) agar lebih cepat dan ia bisa segera membawa (Name) ke rumah sakit. Utahime yakin (Name) pasti lupa kalau hari ini adalah jadwalnya melakukan kemoterapi. Untuk menyenangkannya terlebih dahuhu Utahime sengaja membebaskan (Name) memasukkan apapun yang (Name) mau ke dalam keranjang.

"Sayang, kamu sudah selesai belum?

(Name) mencari sumber suara yang tak lain adalah Sang Ibu. "Belum sih Bun, masih ada yang (Name) cari hehe.." Jawab (Name) malu-malu. Pasalnya saat ini keranjang kecil yang (Name) bawa tadi sudah berganti dengan troli besar. Dimana jumlah jajanan (Name) lebih banyak daripada titipan Utahime.

Complicated - Sano ManjirouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang