5. Murid Ayah

288 51 46
                                    

(Name) Pov

Rasanya berat sekali untuk bangun, kepalaku terasa sangat pusing. Sial! Kenapa pula aku harus kambuh disaat seperti ini? merepotkan sekali.

Mikey memberiku segelas air hangat. Karena posisiku yang telentang, aku malah tersedak. Mikey terlihat panik, ia perlahan mulai mendudukkanku.

"Ayo minum lagi, pelan-pelan oke?"

Aku mengangguk menurutinya.

"Mikey-kun, bisakah kita pulang sekarang?" Tanyaku.

Mikey tersenyum, Ya Tuhan, dia manis sekali. "Iiyo..sudah merasa lebih baik?"

"Ku rasa begitu.." Sahutku.

Chifuyu sedari tadi hanya diam memperhatikan. Dia terlihat lelah, tatapannya sayu. Rasanya agak aneh melihat teman sekelas bekerja seperti ini. Kagum sekaligus kasihan.

Mikey mendekat ke arah Chifuyu. Membicarakan soal aku yang minta pulang. Bisa ku dengar pembicaraan keduanya karena jarak kami cukup dekat. Ku lihat kucingku yang sibuk menggesekkan kepalanya ke badanku. Menggemaskan. Tega sekali orang yang mengabaikannya di jalanan. Entah dia dia dibuang atau bagaimana, aku lebih memilih memungutnya. Saat aku menolongnya, kucing ini dalam sudah dalam keadaan kotor dan kedinginan.

Usai menyiapkan segala keperluan kucingku Chifuyu mengantarkan aku dan Mikey sampai ke depan halaman pet shop.

"Hati-hati di jalan, silahkan datang kembali.." Ucapnya.

"Haik, terima kasih Chifuyu. Maaf ya, aku malah merepotkan.. jaa matane!" Sahutku sembari melambaikan tangan.

Mikey menoleh ke arahku sesaat sebelum menjalankan motornya, ekspresinya datar sekali.

"Sudah?" Tanya Mikey.

"Apanya?" Jawabku cepat.

"Salam perisahan dengan Chifuyu."

"Apaa sih, itu namanya pamit. Cepat jalan, aku sudah lapar!" Protesku.

Mikey mulai menjalankan motornya menuju rumahku dengan kecepatan sedang. Tiga detik berikutnya Mikey mendadak berhenti lalu turun. Di bukanya jaket yang ia kenakan.

"Pakai ini.." Mikey menyerahkan jaket itu padaku.

Padahal aku baru mengembalikan jaketnya tadi pagi. Tapi sekarang aku malah memakainya. Lagi. Astaga, padahal aku sudah susah payah membuat cookies cokelat sebagai rasa terima kasihku pada Mikey.

Tunggu, aku jadi penasaran. Apa Mikey suka atau mungkin Mikey membuangnya dengan sengaja karena cookies yang ku buat tidak enak?

Sadarkah wahai diriku, Kenapa kau malah memikirkan hal yang tidak perlu.
Suka tidak suka urusan Mikey!

"(Name), (Name).." Panggil Mikey.

Aku tersadar dari lamunanku. Mataku refleks berkedip, aku tersenyum kikuk. Malu menatap wajahnya.

"Kurangi hobi melamunmu, tidak baik."
Lanjut Mikey.

Aku semakin malu saja mendengarnya. Mikey menepuk pelan pundakku, "Ayo, bukankah kau sudah lapar?" Ajaknya.

Aku mengiyakan. Sekali ku beritahu alamat rumahku sepertinya cukup untuk Mikey. Ia mengangguk paham tanpa menanyakan detail akses yang akan kami lalui. Mungkin itu adalah salah satu kelebihannya sebagai anak geng motor.

Complicated - Sano ManjirouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang