🍁 Chapter 7🍁

343 80 40
                                    

Jan lupa Vommentnya genkz
Tekan ⛥ Hargai Penulis

Happy Reading 💜💜💜

Happy Reading 💜💜💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku mencalonkan diri sebagai walikota, untuk memenuhi persyaratan dari wasiat pamanku." Ujar Jeon, meletakkan serbet dimeja.

Jieun mengibaskan rambut panjangnya ke belakang punggungnya dan meraih Winenya.

"Itu tidak masuk akal. Permintaan terakhirnya, kamu harus menjadi walikota?"

"Semacam itulah. Dia memang
menyerahkan segalanya kepadaku, bank, rumah, tanah miliknya, tapi dengan syarat bahwa Aku membuktikan menjadi terhormat, dengan mencalonkan diri sebagai walikota dan menang."

"Dan disini kupikir keluargaku saja yang membelit. Tapi itu banyak uang, kan? Maksudku itu sebabnya kamu mau melakukannya." Kata Jieun.

"Tidak termasuk bank, harta itu bernilai sekitar seratus miliar won." Jieun hampir selesai menelan anggurnya ketika Jungkook berbicara. Meski begitu, dia terengah-engah, lalu mulai tersedak dan batuk.

"Kamu baik-baik saja?" Jungkook bertanya, setengah bangkit dari tempat duduknya.

Jieun melambai.

"Aku baik-baik saja," katanya dengan suara serak. Dia batuk lagi, lalu meraih airnya dan menyesapnya. "Apakah kamu mengatakan 100 miliar won?"

Dia tertawa. "Ya. . Jieun."

"Itu jumlah uang yang besar. Aku mencintai pamanku, lebih dari yang bisa aku katakan, tetapi yang dia tinggalkan untkku hanyalah sebuah rumah kecil dengan tiga kamar tidur."

"Tanpa syarat."

"Benar, tetapi untuk uang sebanyak itu, aku akan lompat tali dengan rantai jika perlu."

"Jadi, wah. Kamu akan menjadi walikota terkaya dalam sejarah Busan. Aku kira kamu hanya ingin melayani satu periode. Lalu apa?" Tanya Jieun.

"Aku belum memutuskan." Sebenarnya, Jungkook tidak berencana untuk tetap melewati pemilihan. Surat wasiat itu menyatakan bahwa dia harus menang, tetapi tidak mengatakan apa pun tentang menjalani masa jabatannya.

Pelayan datang dengan salad mereka. Ketika dia pergi, Jieun berkata, "Kamu juga mengelola bank, kan? Apakah itu aneh?"

"Itu pekerjaan meja pertamaku. Selama aku pergi, aku banyak belajar di waktu luangku. Aku mendapatkan gelar sarjana di bidang keuangan, yang membantu. Tetap saja, aku terus-menerus di ambang mengacau. Sekretarisku, Saeron, sangat membantu."

Ekspresi Jieun berubah. "Saeron, ya?"

"Dia adalah harta karun. Di usia enam puluhan, masih memakai setelan tweed. Memerintahkanku seperti orang gila."

"Aku tidak akan pernah mengira kamu adalah tipe pria yang senang didominasi oleh wanita."

"Saeron sangat istimewa." Cahaya mengubah rambut Jieun menjadi warna kemerahan.

Falling Again ✔ CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang