5. Mansion

1K 170 10
                                    

Pepatah mengatakan rumahmu istanamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pepatah mengatakan rumahmu istanamu. Untuk saat ini mungkin kiasan itu berlaku untuk rumah Mahen. Rumah megah yang disebut sebagai mansion itu membuat Jehan tidak berhenti membuka mulutnya karena ternganga, mirip seperti istana Ratu Elizabeth mungkin.

Pagi tadi dia hanya sampai di depan pintu, sekarang akhirnya dia masuk ke dalam rumah megah itu. Ternyata di dalamnya sangat cukup membuat Jehan ternganga.

"Rumahmu keren sekali." Jehan berhenti dan menatap langit-langit rumah yang dihiasi dengan pernak-pernik mengkilap dari emas yang memantulkan kilau keemasannya. Nuansa elegan, mahal, dan mewah amat sangat terasa. "Wah, aku akan betah di sini selama sembilan puluh sembilan hari lagi."

Jehan merentangkan tangannya dan menutup matanya. Dia membayangkan bisa bersenang-senang di dalam rumah Mahen sesuka hatinya. Pasti ada banyak hal yang bisa dia nikmati di rumah ini.

"Siapa yang bilang saya akan mengizinkan kamu untuk tinggal di sini lebih dari satu hari?" Imajinasi Jehan buyar seketika mendengar kalimat yang keluar dari bibir Mahen. Dia menatap dengan nyalang laki-laki yang berdiri sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam celana itu. Wajah tegas Mahen hanya menatap lurus-lurus ke depan. "Malam ini kamu boleh di sini karena saya kasihan. Besok, pergilah!"
Mahen berjalan lebih dulu menuju kamar tamu yang ada di sudut ruang tamu itu. Jehan kesal sambil menyumpah serapahi Mahen. Tapi bukan Jehan namanya kalau menurut begitu saja.

Ketika Mahen menyuruh pelayan membuka ruang tamu dan menunjukkan ruangan itu, Jehan menggembungkan pipinya sambil menahan napas. Dia menggeleng dengan kuat.

"Jelek! Aku nggak mau di bawah. Mau di atas." Jehan menunjuk lantai atas.

Sebenarnya ruangan itu bagus, desainnya klasik sesuai dengan konsep mansion itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya ruangan itu bagus, desainnya klasik sesuai dengan konsep mansion itu. Tapi sayangnya Jehan tidak puas kalau tinggal di lantai bawah. Dia tidak suka.

"Nggak ada yang meminta pendapatmu Je. Pendapatmu tidak dibutuhkan di sini. Ini rumahku."

"Ya terserah. Tapi aku nggak mau. Wlekk." Jehan memeletkan lidahnya dan berlari menaiki tangga.

Mahen tidak suka daerah tertorialnya diacak-acak oleh orang lain. Dia langsung mengikuti Jehan untuk mencegah laki-laki itu berbuat onar di lantai atasnya. Namun, sekali lagi. Bukan Jehan namanya kalau tidak melakukan sesukanya. Dia masuk ke salah satu ruangan yang hampir memakan setengah lahan bagian atas.

How to be Alive? || MarknoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang