Please enjoy yorobuuuunnnnnn~
Acara liburan singkat yang direncanakan Seulgi serta teman-temannya beberapa hari lalu akhirnya terlaksana meski sempat terkendala di ijin. Seperti yang diagendakan sebelumnya, mereka hanya akan menginap di daerah puncak, tapi ternyata di H-1 jadwal berubah dengan mereka memutuskan untuk ke Pulau Pari yang merupakan bagian dari Kepulauan Seribu. Bunda Bae jelas tidak memberi Irene ijin karena menurutnya mereka saja tidak bisa bertanggung jawab dengan planning mereka, apalagi di pulau nanti yang tidak ada pengawasan dari orang dewasa. Karena itulah Bunda Bae tidak ingin mengambil resiko.
Tapi untungnya semua teratasi saat Om Yoo turun tangan. Beliau yang awalnya hanya menjadi penonton dari drama ‘meminta ijin’ antara Seulgi dan Bunda Bae akhirnya memutuskan untuk menyewakan speed boat milik temannya juga mencarikan homestay yang aman untuk para remaja itu dengan catatan ada guide yang akan menemani mereka.
"Ini pengalaman. Masa muda itu nggak bisa diulang lagi, jadi kamu jangan terlalu ngekang Irene. Emang kamu tega liat anak kamu diem aja pas temen-temennya cerita tentang liburan mereka?" itu kata-kata Om Yoo yang akhirnya bisa membuat Bunda Bae memberikan ijinnya walaupun dengan banyak syarat.
Sabtu tiba dan mereka sudah berkumpul di Dermaga Marina untuk menyebrang menggunakan speed boat. Seulgi menunggu sambil berbicara dengan tuan Yoo dan temannya-temannya, selagi kapal disiapkan.
Sedangkan Irene berdiri di hadapan sang Bunda yang sedang mengabsen barang bawaannya. Takut ada yang tertinggal, itu kata Bunda. Padahal ia hanya pergi untuk dua hari satu malam.
"Waktu aku ke Jogja kayaknya Bunda nggak segininya deh ke aku." Ujar Irene sedikit mengeluh karena Bundanya tidak henti memberikan kuliah tujuh menitnya.
"Ya kamu kan ke Jogja sama guru-guru dan ada Om Fernan juga, jadi Bunda bisa ngawasin kamu lewat mereka. Coba kalau sekarang, kalau ada apa-apa terus kamu nggak bisa dihubungi, gimana?" Bunda Bae menjawab.
Om Fernan merupakan guru Olahraga di sekolah Irene dan sekaligus adik dari mendiang sang Ayah. Jadi jelas mengapa Bunda lebih merasa aman saat Irene pergi ke Jogja daripada ke Pulau.
"Aku nggak akan kenapa-kenapa Bun. Aku janji akan hati-hati di sana." Si cantik berusaha menenangkan orangtua tunggalnya itu. Ia paham dengan kekhawatiran sang Bunda, karena bagaimanapun mereka hanya memiliki satu sama lain dan Bundanya tidak akan mampu jika harus kehilangan satu cintanya lagi.
"Rene..." Bunda memanggil dengan suara lembutnya. Irene menyahut tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel yang ia mainkan.
"Hmm?"
"Bunda tau kamu sama Seulgi emang beda dari pasangan pada umumnya, tapi Bunda bisa kan percaya sama kamu?"
Irene mengangkat pandangan dan menatap bingung pada wanita di hadapannya. "Maksud Bunda?”
KAMU SEDANG MEMBACA
SR - PACARAN ✔
Fanfiction"Gi gue suka sama lo" "Oke" "Oke doang?" "Ya terus mau jawab apa?" "Ya okenya lo itu maksudnya apa?" "Oke, lo jadi pacar gue sekarang"