🌊 Part 2

5.7K 352 23
                                    


Joko Winotho, bisa dibilang sebagai saudagar kaya yang mempunyai pelelangan ikan besar di pesisir selatan. Bahkan jika diperumpamakan, sepertiga pergerakan ekonomi di sepanjang pesisir selatan bergantung pada nya. Nama nya juga sempat tersohor sebagai penyuplai ikan ikan segar ke berbagai wilayah.
Hal itu membuat nama keluarga nya begitu dikenal di kalangan masyarakat.

Tapi selain dikenal nya dia sebagai pengusaha sukses, keluarga nya juga semakin dikenal karena memiliki seorang putra bungsu yang rupawan. Sosok nya begitu menjadi idaman bagi berbagai pasang mata yang melihat nya. Seorang anak yang kini beranjak dewasa dan menunjukkan betapa gagah nya dia. Tak lain dan tak bukan anak itu adalah Aryo.

Bungsu dari 3 bersaudara. 2 kakak nya kini sudah menikah dan membina keluarga mereka masing-masing. Tinggal Aryo seorang yang masih mempertahankan status bujang nya.
Bagi Joko, anak lelaki satu satu nya itu di gadang akan menjadi penerus usaha turun temurun keluarga nya. Maka tak heran jika Pak Joko menaruh banyak harapan pada seorang Aryo yang sekarang baru saja menginjak usia 19 tahun.

Di saung halaman rumah nya itu, Joko bersua sambil menyeruput kopi panas buatan istrinya. Mengamati anak lelaki kebanggaan nya tengah sibuk mengasah golok besar milik kakek nya.

"Bagaimana hasil tangkapan ikan hari ini Yo?" tanya Pak Joko.

"Hari ini lumayan banyak pak dan langsung di suplai ke pelanggan tetap bapak." jawab Aryo yang masih sibuk dengan golok nya.

"Syukurlah kalau begitu. Ayah juga baru sampai dirumah tadi ba'da Dzuhur."

"Bapak dari mana?"

"Ketempat Hayati. Mbak mu!"

"Ohh.... Gimana Mbak Haya pak?"

"Kau tidak tau?"

Aryo berhenti sejenak. Pemuda itu mengerutkan dahi dan nampak heran. Lalu dia berbalik arah menatap bapak nya.

"Mbak mu Hayati lahiran! Lahiran anak yang ke 3."

"Benarkah?"

"Iyo nak. Anak ketiga nya laki laki. Dan di beri nama Bagus. Sebagus parasnya yang mirip banget sama mbak mu."

Pemuda itu menghela nafas sejenak. Memikirkan sudah berapa bulan dia tak berkunjung ke rumah Hayati, kakak pertama nya. Dalam hatinya yang terdalam dia juga merindukan kakak kesayangan nya yang merawat dia saat kecil dulu. Bahkan dia juga merindukan Ridwan, anak pertama Hayati yang sekarang sudah berusia 12 tahun.

"Oh iya. Ridwan juga sering bertanya bagaimana kabar mu. Sebaiknya jika ada waktu luang, berkunjung lah kesana."

"Pasti pak. Di lain waktu Aryo pasti akan berkunjung kesana. Aryo juga kangen sama Ridwan. Kelas berapa ya dia sekarang?"

Di tengah lamunan nya dia mengingat Ridwan, keponakan nya, Pak Joko tiba tiba saja menepuk bahu anak nya itu.

"Nak. Kamu harapan bapak satu satu nya. Kamu yang akan meneruskan usaha turun temurun ini. Dan bapak mau yang terbaik dari kamu!"

"Maksud bapak?"

"Segeralah menikah."

"Pak?"

"Dengerin bapak dulu nak. Bapak meminta mu untuk menikah bukan tanpa alasan. Bapak ini sudah tua nak. Dan bapak pasti tak lama lagi akan meninggal. Satu keinginan bapak adalah melihat anak kesayangan bapak menikah dan menjadi orang sukses. Itu aja."

"Tapi pak. Aryo itu masih muda pak. Aryo belum mau menikah jika lahir batin Aryo belum siap. Lagipula Aryo juga pengen lanjut ke Perguruan Tinggi seperti teman teman Aryo Pak!"

Bukan menjadi hal asing lagi bahwa Pak Joko mempunyai riwayat darah tinggi karena dia memang punya sifat yang keras. Maka dengan diberi jawaban anak nya itu, spontan emosi nya makin naik.

Pemuda Pesisir Selatan [ BxB ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang