Winda terbangun dengan perasaan yang berbunga bunga. Belum pernah dia merasakan hal semanis ini. Terbangun dari tidur berada di dada Aryo. Pula Aryo memeluk tubuh nya dalam selimut yang menutupi ketelanjangan mereka setelah semalaman Aryo menumpahkan seluruh benih benih terbaik nya dalam tubuh Winda.
Belaian lembut Winda di dada nya Aryo pun membuat si pemuda pesisir selatan itu terbangun dari tidur nya.
"Selamat pagi bidadari manis ku." sapa Aryo.
Winda tak menjawab. Perasaan bahagia nya cukup memberi isyarat bahwa Winda sangat bahagia pagi ini.
"Gimana semalam? Kau puas?"
"Lebih dari cukup. Aku puas banget Yo. Tapi bagaimana dengan Sandi?"
"Tenang aja. Ini semua sudah aku pikirkan matang matang sama Sandi. Kau tak perlu khawatir, aku yakin dia pasti akan menjagamu."
Lalu Aryo juga mengelus perut Winda.
"Dan dia juga akan menjaga benih yang aku tanamkan disini!"
"Jika nanti ini semua berhasil, anggap lah benih di dalam perut mu ini nanti anak mu dengan Sandi."
"Tapi Yo.... "
"Win. Ingat lah. Aku hanya sebatas menuruti kemauan mu. Dan aku tak bisa memastikan kalau aku akan bisa memberi mu nafkah batin selain ini. Mungkin ini adalah yang pertama dan terakhir. Ku harap kamu mengerti."
"Besok adalah hari pernikahan ku dengan Inneke. Doakan semoga apa yang kita lakukan ini tetap lah menjadi rahasia terbesar kita."
Mau tak mau Winda menerima keputusan itu. Dengan besar hati pula dia lalu menggenggam tangan Aryo memberinya isyarat bahwa dia dengan tulus menerima. Lalu Winda memberinya pelukan yang begitu erat dimana mungkin itu pelukan terakhir mereka.
"Winda."
"Iya?"
"Bolehkah aku meminta sesuatu padamu?"
"Apapun itu. Katakan!"
"Jika nanti aku dan Inneke punya anak, aku mau anak mu dan anak Inneke menjadi sepasang kekasih."
"Selamanya."
"Winda. Aku bukan sedang bercanda. Aku bersumpah."
Winda tentu saja mengiyakannya, karena walaupun itu menyalahi kodrat karena jika nanti kedua anak itu lahir mereka tentu saja bersaudara.
Namun sepertinya Winda larut dalam kebahagiaan. Dan lambat laun seiring pernikahan nya dengan Sandi terlaksana, ingatan tentang sumpah Aryo itu perlahan hilang.
Hingga akhirnya,
9 bulan kemudian.....
Lahir lah seorang bayi laki laki dari rahim Winda.
Guratan senyum itu mewarnai kedua pasangan yang harmonis itu. Lalu seorang bidan memberikan bayi manis itu kepada Sandi.
Ayah nya Angkat nya.
(Di perjanjian pernikahan nya, mereka sudah berkomitmen untuk melupakan tentang sangkut paut Aryo. Jadi bayi itu tetaplah di anggap sebagai anak kandung Sandi. Walupun sebenarnya tidak)
"Lihat anak kita Win. Dia manis seperti mu." kata Sandi yang menggendong bayi nya.
Tapi sayang nya, anak itu langsung menangis seperti tak nyaman berada di pelukan Sandi.
"Aduh sayaaang. Sini ikut ibu nak!"
Di berikan nya bayi itu ke Winda yang masih terbaring lemas di ranjang nya. Setelah beberapa jam lalu dia melahirkan secara normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemuda Pesisir Selatan [ BxB ] ✔️
Ficção AdolescenteAris tak menyangka bahwa pertemuan nya dengan Izan adalah sebuah ikatan janji orang tua mereka sejak dulu. Sebuah kesalahan masa lalu yang mengharuskan kedua pemuda belia itu menanggung karma atas kesalahan orang tua mereka. Mau tak mau mereka ter...