Tak perlu waktu lama kapal feri itu melaju ke tengah laut. Membawa serta Sandi yang masih ingin Aryo habiskan waktu nya. Hanya berdua, menikmati waktu yang ada selagi masih bisa bersama.
"Kau tau.... Dulu aku ingin sekali menjadi TNI. Tetapi bapak tak pernah mengijinkan ku karena dia begitu trauma akan kematian kakak nya saat dulu bertugas sebagai TNI. Aku tau, ketakutan bapak mungkin tak beralasan, yang membiarkan satu mimpi ku gugur begitu saja."
Sandi duduk manis terdiam menatap wajah Aryo yang tampak begitu muram.
Mendengar kan segala keluh kesah pemuda itu yang begitu setia menemani nya selama ini."Lalu dikala aku ingin masuk ke perguruan tinggi pun bapak masih saja melarang ku. Aku tau bapak peduli padaku tapi bukan kah itu berlebihan?"
Manik mata Aryo mengarah pada pujaan hati nya itu. Seakan menanti harap kepada Sandi agar memberi solusi yang terbaik untuk nya.
Sandi menarik nafas dalam. Senyum nya merekah lebar dan mengusap bahu Aryo.
"Mas. Bapak itu gak berlebihan. Bapak itu sayang sama mas Aryo. Karena mas itu anak lelaki satu satu nya. Wajar saja jika bapak menaruh harap yang besar ke mas Aryo."
"....."
"Beliau ingin anak nya kesayangan nya ini hidup bahagia dan selalu sejahtera. Lalu apa mas Aryo tega melihat bapak mas semakin terpuruk jika beliau tau ada hubungan apa diantara kita?"
Aryo terperanjat. Ucapan Sandi yang sesungguhnya adalah sebuah kiasan bahwa Sandi mulai ragu akan kelanggengan hubungan mereka. Walaupun sejujurnya hubungan sesama jenis seperti ini tak akan pernah bertahan lama tapi seakan Aryo tetap bersikeras bahwa dia adalah pemilik Sandi satu satu nya.
"Jangan sekali kau ucapkan hal itu Sandi. Apapun yang terjadi aku gak peduli. Aku tetap menyayangi mu. Dan sampai kapan pun kamu tetap akan menjadi milik ku."
Sandi kembali terdiam. Dalam batin nya bergejolak tanya,
Apakah Aryo sedang menguji dirinya?
Tetapi rasa takut akan dampak jangka panjang yang mungkin akan mereka dapatkan membuat keteguhan hati Sandi perlahan luntur.
"Mas.... "
"Apa yang kau takut kan Sandi?"
Sebegitu tau nya Aryo akan isi hati Sandi. Hanya se kalimat tanya pun dia mampu mendebarkan hati Sandi.
"Aku.... Aku..... "
"Kau takut? Apa kau ragu?"
Sandi kembali tertunduk. Jika saja dia bisa menarik kata kata nya tentang harapan pak Joko tadi mungkin dia tak terpojok seperti ini. Tak ada nyali bagi Sandi untuk berkata jujur kepada Aryo. Dia hanya tak ingin membuat Aryo kecewa oleh nya.
"Sandi. Kenapa kau jadi begini? Bukankah kau sudah janji kepadaku kalau kau akan tetap bersama ku? Lalu kenapa kau sekarang ragu?"
"Aku cuma takut mas. Aku cuma takut jika nanti nya apa yang kita perbuat ini berdampak buruk kepada keturunan mas Aryo!"
Singkat. Namun mampu membungkam Aryo membaur dengan Sandi dalam keraguan. Benar memang apa yang di ucapkan Sandi. Jika nanti nya keturunan mereka lah yang akan menanggung akibatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemuda Pesisir Selatan [ BxB ] ✔️
Roman pour AdolescentsAris tak menyangka bahwa pertemuan nya dengan Izan adalah sebuah ikatan janji orang tua mereka sejak dulu. Sebuah kesalahan masa lalu yang mengharuskan kedua pemuda belia itu menanggung karma atas kesalahan orang tua mereka. Mau tak mau mereka ter...