07. menjadi perwakilan.

30 11 0
                                    

Note :

Happy reading all, masih stay kan? yang masih stay angkat kaki nya dong, aing mau liat (◕દ◕).

~~~

awawawkard, itu lah suasana yang di rasakan sekarang oleh Lidya, Nazwa dan Alana beserta yang lain nya. terlebih di tambah lagi Lidia dan Jake yang saling melempar tatapan sengit mulai dari mereka bergabung untuk menjadi satu meja bersama.

"apa Lo liat liat?" tanya Lidia ketus. membuat Jake yang di tanya pun mendelik.

"iddih.... yang ngeliatin Lo Saha? hah? sok kecangtipan banget jadi manusia." jawab Jake dengan julid.

"sorry, gua emang cantik. baru sadar Lo?" balas Lidia dengan mengibas kan rambut nya kebelakang.

"pengen muntah gua liat nya." jawab Jake sambil memasang wajah mual nya.

"ti ati loh Jake, ntar Lo suka sama Lidia." ejek Jay dengan Mulut nya yang mengunyah kuaci rebo  yang ia baru saja beli.

sunoo mengangguk, "valid Lo bang, berawal dari rival, berakhir menjadi pacar. Ajiakhhh" heboh sunoo sambil menggebrak meja.

mereka sekarang masih berada di tempat yang sama, yaitu kantin. mereka benar benar menjadi pusat perhatian dari beberapa murid. baik dari murid dari komplek berlian, mau pun murid dari komplek kejora. namun mereka memilih acuh, toh mereka tidak melakukan kesalahan.

"na...." Panggil heeseung pada Alana yang hanya diam sedari tadi. membuat semua yang ada di meja langsung mengalihkan atensi mereka kearah Alana.

Alana mendongak, kedua netra nya menatap kearah heeseung dengan tatapan yang jika di artikan seperti  'apa?'.

"Lo gapapa?" Tanya heeseung lembut.

Alana menggeleng, "aku gapapa ko" jawab nya.

"terus kenapa diem aja dari tadi? apa karna ada kita jadi Lo diem?" kata sunoo to the point.

"bukan, dia cuman malu."

"e,engga gitu ko" jawab Alana panik. Kemudian kembali menunduk kan kepalanya.

"Lo sih bang! langsung ngomong aja tuh mulut, sensor dikit kek, apa kek" kata ni-ki sambil memasuk kan tahu sumpal ke dalam mulut sunoo dengan paksa. greget dia tuh sama sunoo.

"tenang ko bang hee, Alana cuman lagi malu doang." kata nazwa pada Heeseung.

benar, Alana akan selalu diam dan menunduk kan kepalanya jika ia sedang merasa malu. seperti ini sekarang.

"Gila Lo nik! untung ga keselek gua" umpat sunoo saat berhasil mengunyah tahu sumpal yang ada di dalam mulut nya. "betewe, tangan Lo kenapa di perban?" tanya sunoo pada Alana.

"eh iya, ini? cuman luka kecil kok gapapa." Jawab Alana sambil tersenyum manis.

"ehhh, ga bisa di remehin gitu, ini juga termasuk luka. sini Abang Jake bantu obatin biar cepet sembuh." kata Jake dengan senyum simpul.

tunggu, apa? Abang katanya?.

"Dih idih iddih... Abang" Lidya langsung merasa merinding saat mendengar Jake menyebut diri nya sendiri dengan embel embel Abang.

Jake tersenyum miring, "kenapa? cembokur Lo sama Alana kalau gue cuma manggil Abang ke dia?" tanya jake kemudian menyugar rambut nya kebelakang.

"tunggu, Lo bilang apa? gua cembokur? Dih ya kali gue cembokur sama modelan orang pendek kaya Lo." Balas Lidia sambil tertawa.

Jake mendelik sinis, "wah wah wah, body shaming nih ini nama nya! gue ga terima!" Jake menggebrak meja kencang. membuat semua mata yang ada di kantin kembali menatap ke arah mereka.

01. [✓] ANTAR KOMPLEKS | ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang