10. pengunguman.

32 10 3
                                    

"eh nyet, bangun.."

"...."

"ckck, astogehhh gue pengen ngumpat!" ujar nazwa geram namun kembali mengambil nafas nya dengan dalam. "sabar wa, sabar. orang sabar, kubur nya luas." katanya sambil tersenyum manis.

"Lidia, bangun.." Kata nazwa kesekian kali nya. tangannya pun mencoba menggoyang goyangkan bahu Lidia sedikit lebih kencang.

"....."

"Arrgghh Lidia setan!" akhirnya, umpatan nazwa pun keluar.

"wa...." tegur Alana yang berdiri di sampingnya.

nazwa mendelik, "kesel na kesel, pengen ngejambak eh tapi bestai. ntar gue dikira kdrt lagi sama temen sendiri" katanya misuh misuh.

"kdrt upil Lo, Lo pikir Lidia istri Lo apa jadi ada kdrt kdrt an" sambar Jisung yang tengah Mabar dengan chenle di kursi belakang.

kebiasaan memang. dimana pun mereka berdua berada, tak pernah lepas dari kata Mabar itu.

"diem lo! Ini juga semua gara gara Lo berdua tau gak!"

"kok gua?" Tanya chenle dan Jisung serentak saat dituduh oleh bocil setan yang tengah menunjuk kearah mereka.

"ya iya lah salah Lo berdua, kalau bukan lo berdua ngajak nih anak setan malam tadi nonton bola, dia gak bakal ngiler di sekolah kek gini sekarang!" omel nazwa.

iya, Jisung dan chenle malam tadi datang kekamar mereka bertiga di jam tiga pagi. untuk apa? ya itu, untuk mengajak Lidia yang tengah sibuk mengerjakan pr nya yang sempat tertunda untuk menonton bola.

rajin? ohhhh, jangan kalian berpikir sampai situ. nyata nya, itu tidak lah rajin bagi nazwa. kebiaasan Lidia, dia akan tidur terlebih dahulu dari jam delapan sampai jam dua belas malam ketika di kelas mereka ada pr.

Lidia yang di bujuk bujuk oleh Jisung dan chenle dengan kata akan di traktir besok jika ia ikut menonton bersama mereka pun langsung tancap gas. dan berakhir ikut bergadang sampai jam enam pagi tadi. di mana nazwa yang baru saja bangun dari tidurnya pun melihat mereka yang ada di ruang tamu.

dan berakhir lah seperti ini sekarang, Lidia dengan sifat mager nya pun tidur di kelas. dan selama sepuluh menit lebih nazwa dan Alana berusaha membangunkan nya. dan selama itu juga Lidia tidak merespon.

"kita cuman ngajak dia doang ya, bukan maksa." jawab Jisung membela diri.

"hooh, lagian kita ga maksa tuh." timpal chenle dengan wajah songong nya.

"ga maksa pala Luh! gue denger ya semua bujuk rayu Lo berdua malam tadi, nyogok nih anak setan pakai acara mau neraktir di kantin hari ini. ngaku gak Lo!" Ujar  nazwa ngegas dengan jari telunjuk nya yang ia tunjuk kan kearah Jisung dan chenle.

chenle memasang cengiran kuda nya, "hehe... ketahuan deh kalau kita bo'ong" ujar nya canggung.

"Heeh, gue depak juga lu lama lama."

"udah.... Astaga" lerai Alana. "Ning, kalau Lidia gak ikut dulu buat rapat osis hari ini, boleh ga?" tanya Alana kepada salah seorang murid perempuan.

sebut saja Ning Ning nama nya.

Ning ning yang hanya diam sedari tadi menyimak pun menoleh ke arah Alana. "duh, gimana ya na... sebenarnya boleh. tapi kalau untuk hari ini ga bisa, soalnya tadi pak yuta nyuruh buat ketua maupun wakil ketua osis harus lengkap semua nya." jelas Ning Ning.

iya, tadi pak yuta sempat datang keruangan osis. menyuruh mereka semua untuk berkumpul di halaman. karna ada yang mau beliau sampai kan katanya. dan karna itu juga lah, Ning Ning yang menjadi wakil ketua bagi Lidia juga ingin Lidia bangun dari acara hibernasi nya dan ikut untuk berkumpul di halaman.

01. [✓] ANTAR KOMPLEKS | ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang