14. terhasut.

26 10 2
                                    

[ Epilog ]

hyunjin berjalan amat pelan dengan kedua ujung tumit nya yang ia angkat, seperti berjinjit mungkin. kepala nya terus menatap ke arah sekeliling.

sepi. benar benar sepi.

bagus! itu yang dia mau, dengan sedikit menegak kan badannya yang terbungkuk, ia melenggang kan kedua kaki nya lebih cepat dari sebelumnya. mata nya terus menerus mengerling ke arah sekitar, mencari seseorang yang sudah ia ikuti sejauh ini.

"selamat pagi kak Alana.."

seketika langkah nya terhenti, pendengaran nya berusaha ia pertajam.

"hum.. pagi juga"

senyum tipis terukir di bibir tebal hyunjin saat mengenal sebias suara yang barusan membalas sapaan. akhirnya, ia menemukan orang yang ia cari.

hyunjin langsung membalik badan nya, kedua netranya langsung menatap ke arah dua perempuan yang baru saja keluar dari satu buah ruangan. alias toilet.

"anjir! apa gue beneran harus masuk ke toilet cewek gitu?" tanya nya sambil meremat Surai hitam nya frustasi.

ini benar benar nekat! kalau sampai ada satu orang saja yang lewat, maka ia bisa di habisi oleh satu gedung anak komplek kejora di tempat. tapi, mau bagaimana lagi, ini harus selesai sekarang juga.

ceklek!!

hyunjin membulat kan pupil mata nya saat seseorang yang ia cari cari sudah keluar dari toilet.  posisi hyunjin sekarang berada di dekat dinding, ia langsung berlari dan bersembunyi di balik dinding bercat putih itu.

bayangan gadis itu mulai terlihat, bunyi dentuman kedua sepatu itu pun semakin terdengar jelas. ini saat nya, hanya ini satu satu nya cara agar bisa membuat pikiran nya tenang.

hyunjin langsung menarik lengan putih itu dan membawa nya kedalam pelukan, bukan apa, dia takut perempuan itu berteriak. jadi ia memeluk nya agar teriakan sedikit teredam karna di peluk nya.

"ka hyunjin!"

"usttt!..."

hyunjin langsung meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Alana. menyuruh agar perempuan yang lebih kecil dari nya itu diam.

selang beberapa detik, posisi mereka masih sama. saat Alana sudah sadar, buru buru ia pun langsung melepas pelukan sepihak dari yang lebih tua pada tubuhnya.

"Kaka ngapain kesini? nanti kalau anak komplek yang lain liat gimana?" ujar Alana berbisik.

"aku mau ketemu sama kamu na"

"ketemu untuk apa lagi ka?" jawab Alana langsung. "mending Kaka sekarang balik ke gedung Kaka, aku takut kak haechan liat kita dan mukul Kaka di sini."  Alana mendorong Sorong tubuh bongsor hyunjin agar menjauh, namun usahanya nihil.

"na... dengerin Kaka dulu" hyunjin memegang kedua bahu mungil Alana. menatap manik hitam nan legam itu dengan lekat. tubuh nya ia Bungkuk kan, agar tinggi badan nya dengan yang lebih muda sejajar.

"Kaka mau minta maaf, Kaka hari itu udah kebawa emosi, Kaka khilaf, Kaka sadar Kaka salah, Kaka mau minta maaf."

mendengar perkataan hyunjin barusan, membuat Alana mendengus tak menyangka. ia pun langsung menyingkirkan tangan hyunjin yang ada di bahunya.

"Kaka seharusnya minta maaf ke adik Kaka sendiri, yaitu ni-ki. bukan ke aku ka"

"tapi Kaka liat kamu kecewa hari itu na, Kaka ga mau kamu kecewa." Jawab hyunjin dengan tangan yang kembali memegang pundak Alana namun langsung di tepis oleh si empu.

01. [✓] ANTAR KOMPLEKS | ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang