Chapter 17

122 12 0
                                    

Tristan sedang mengamati parisya yang tertidur kursi samping pengemudi.Mereka memang pulang sedikit terlambat dari rumah sakit.
Dan juga tristan harus mengantarkan emely dan marko terlebih dahulu karena arah rumah mereka sama.Dan dia sendiri tidak berniat mengganggu parisya.Kelopak mata parisya terlihat bergerak.Tristan langsung buru-buru menetralkan ekspresinya dan membenarkan duduknya.

"Ng?.aku di.. Eh astaga aku ketiduran?."

Ucap parisya karena terkejut dia sudah sampai didepan rumah.Dan sekaligus merasa tidak enak pada tristan yang sudah menunggunya bangun.

"Tidak apa-apa.Kita baru sampai beberapa menit yang lalu",bohong tristan sambil tersenyum.Padahal mereka sudah sampai disana setengah jam yang lalu.Tapi tristan tidak ingin parisya semakin merasa tidak enak padanya.

"Benarkah?.Harusnya kau membangunkanku.Eh tidak.Harusnya tadi aku tidak tertidur",ucap parisya yang merasa menyesal.

"Tidak masalah.Lagipula aku menyukainya"

Tristan mengucapkanya secara spontan membuat parisya sedikit terkejut.

"Ya?"

"Tidak tidak bukan apa-apa"

Ucap tristan dengan cepat dan ditambah senyuman canggungnya.
Parisya tersenyum dan mengucapkan terimakasih.

"Baiklah.Terimakasih sudah mengantarku.Apa kau- mau- mampir dulu?",tawar parisya pada tristan sedikit ragu.

"Ten-tidak perlu.Ini sudah malam,lain kali saja ya",tolak tristan dengan sopan.Padahal dalam hatinya ingin sekali mampir tapi mau bagaimana lagi hari sudah larut malam dan tristan tidak ingin mengganggu waktu istirahat parisya.Parisya menanggapinya dengan senyuman.

*
Suasana rumah sakit dimalam hari lumayan hening karena banyak yang sudah larut dalam tidurnya.Sesekali terlihat penjaga keamanan yang berlalu lalang dikoridor.Tak jarang juga para perawat yang mengecek pasien.Petugas keamanan yang menjaga pintu kamar itu juga tidak terlihat membuat Paul tersenyum penuh kemenangan.Mau tidak mau dia harus benar-benar menghabisi anak itu jika dia masih ingin keluarganya hidup,karena saat ini anak dan istrinya sedang digenggaman bosnya.Meski wajahnya tertutup masker namun masih bisa terlihat bahwa wajahnya dipenuhi lebam.Dia bergerak diam-diam dan memasuki kamr itu perlahan.Dia melihat ibu anak itu sedang tertidur.
Dia tersenyum dan mengeluarkan pistol yang dilengkapi peredam suara.

"Tidak kusangka akan semudah ini"

Paul mengatakanya dengan tersenyum dan mengarahkan pistol itu.Namun detik berikutnya lampu dikamar itu mati secara tiba-tiba mebuatnya panik.Dan tanpa dia sadari ada seseorang dibelakangnya dan menyerang dirinya.Orang itu mengunci lehernya dan menyumpal mulutnya.Dia menutup kepala paul kantong kain.Paul tidak bisa bergerak bebas apalagi melihat.Dirinya tidak tahu kemana orang itu membawanya karena kain yang menutup kepalanya.Orang itu mendorongnya,
karena tanganya diikat dia tidak bisa menahan tubuhnya terbentur lantai.

Mati kau!,kau sudah masuk kedalam jebakanku,batin paul yang merasa puas.

*flasback

Bugh bagh plak bugh brakk bagh bagh bugh

Keadaan Paul sudah kacau karena dia dikeroyok anak buah bosnya karena tidak menjalankan misinya.Dia diseret dari dalam mobil dan dipukuli disini.Bahkan istri dan anaknya disandera oleh bosnya.Wajah istrinya juga sudah babak belur sedangkan putrinya masih menangis.

"B-bos,s-saya tahu o-orang yang membantai a-anak buah saya",ucap paul sambil merangkak dan memohon dikaki bosnya.Itu satu-satunya harapan dirinya.Bos itu menendangnya membuatnya berguling beberapa kali.

"Kau pikir aku akan mempercayaimu?,dasar bajingan tak tahu diri.Sepertinya kau belum belajar dari kesalahanmu ya" ,remeh bosnya itu dan mengisyaratkan bawahannya untuk memukulinya lagi.

"Tunggu,beri saya satu kesempatan lagi bos.Saya punya sebuah rencana.Jika ini berhasil bos bisa menghabisi bajingan itu",ucap Paul tak mau menyerah.

"Baiklah,katakan!.Tapi ingat apa yang kau bicarakan kali ini akan menentukan masa depanmu itu",ucap bosnya memperingatkan.

"Baiklah.Terimakasih bos.Saya pastikan malam ini saya akan menangkap bajingan itu."

"Kau terlihat percaya diri.Apa rencanamu itu?"

"Saat dia tahu saya ada disana pasti orang itu akan menghentikan saya.
Dia pasti akan mendatangi saya.
Saya yakin dia pasti akan membawa saya kesuatu tempat.Saya akan mengirimkan lokasi saya dan bos bisa mengirimkan anak buah untuk menangkap dan menghabisinya."

"Jadi,kau ingin mejadi umpan ya. Baiklah anggap saja yang kau katakan itu benar.Tapi bagaimana jika yang menghubungimu itu polisi.Atau orang yang bekerjasama dengan mereka."

"Saya memang tidak mengenal orang itu.Tapi satu hal yang saya tahu orang itu tidak berkaitan dengan polisi.
Karena daripada memperingatkan saya melalui telepon bukankah lebih mudah menghubungi polisi dan mengepung saya saat masih berada didalam sana."

"Bagaimana kau yakin dia akan mendatangimu?.Dan bagaimana jika dia menghabisimu disana dan bukannya menculikmu?"

"Karena sebelumnya dia sudah mengancamku.Meski dia tidak datang maka saya akan berhasil membunuh anak itu.Dan jika tebakan saya benar dia tidak akan menghabisi saya disana karena itu akan menimbulkan permasalahan besar dan pasti polisi juga akan turun tangan.Saya akan pertaruhkan nyawa saya untuk ini.Jadi percayalah pada saya bos."

*
Saat ini seorang pria sedang duduk sambil memainkan pistolnya.Dia sedang menunggu informasi dari bawahannya.

"Bos!,dia sudah mengirimkan lokasinya.Tapi ini-"

Ponsel itu langsung diambil secara paksa oleh sang bos.Bos itu penasaran kemana raut wajah anak buahmya berubah.Setelah melihatnya dia tahu alasannya.

"Dasar pria bodoh!"

*
Kain dikepalanya dibuka.Bahkan penutup mulutnya juga dibuka.
Disekelilingnya gelap karena lampunya pasti sengaja dimatikan. Jadi dia tahu ada seseorang yang berdiri dihadapannya.Gelak tawa keluar dari mulutnya tiba-tiba.

"Hahahaha,kena kau brengsek sialan.
Kau pasti tak menyadari bahwa kau masuk dalam jebakanku hah?.hahaha kau pasti merasa senang karena sudah menangkapku.Tapi sebentar lagi kau akan menyesal.Karena anak buah bosku akan mengepung tempat ini.Dan mereka akan menghabisimu hahahaha..."

"Tidak masalah.Aku akan menyambutnya",ucap pria yang sedang berdiri didepan paul.Seketika paul menghentikan tawanya karena terkejut.Namun dia kembali tertawa.

"Kau mendapat keberanian itu dari mana hah?.Bukankah terakhir kali kita bertemu kau menggunakan alat pengubah suara.Sekarang kau sudah percaya diri hah,tuan?.Hahaha.
Sekarang tamatlah riwayatmu.Apa kau benar-benar berpikir bisa mengalahkan anak buah bosku hahaha"

Tek...

Tiba-tiba lampu menyala membuat paul spontan menutup matanya karena cahaya yang terlalu menusuk.Dia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kematanya.

"Jadi sekarang kau berani menunjukan wajahmu itu ya tu.."

Paul menghentikan kalimatnya saat dia sudah dapat melihat.Matanya membulat,senyum dan tawanya memudar saat melihat siapa yang ada didepannya.Bahkan sekelilingnya terlihat jelas dan dia tau dimana sakarang dia berada dan dia tahu jelas siapa orang yang ada didepannya.

"Melihat dari ekspresimu sepertinya bukan aku orang yang kau tunggu.
Tapi tak apa aku juga bisa menyambut tamu dengan ramah.Dan juga selamat datang di-"

MY LITTLE SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang