Chapter 23 (2)

121 7 0
                                    

Pria itu menyeringai melihat apa yang ada didepannya.Bahkan dia tertawa.Dia benar-benar menyukai situasi itu.Pria itu bertepuk tangan.

Plok plok plok plok

"Wah...ternyata jesline benar.Kau bukan orang biasa",ucap pria yang tak lain adalah fred.Fred mencoba mengendalikan tawanya.Alasan tertawanya adalah karena parisya menghindari pisau itu dalam waktu beberapa detik saja.Pisau itu bahkan menancap didinding yang berarti fred melemparnya dengan tenaga.

"Padahal aku hampir kecewa karena kau tidak melawan tadi",tambahnya.
Fred mendekat perlahan,tapi parisya benar-benar tidak memalingkan tatapan darinya.Atau bahkan bergerak mundur.Fred sampai tepat dihadapan parisya.Hanya ada jarak tak sampai satu langkah diantaranya.

"Kau bahkan tidak gentar meski aku mendekat",ucap fred lagi,dia semakin tertarik dengan parisya karena sedari tadi diam saja namun matanya menatap tajam.Fred mengelus pipi parisya.Dan kemudian turun keleher,dan mencekalnya.

"Padahal aku ingin langsung membunuhmu.Tapi melihat kau secantik ini,sepertinya tidak masalah kalau kita bermain-main sebentar.
Aku sudah melihat leher mulusmu dari foto itu",ucapnya lagi dengan nada menjijikan tentunya.Apalagi tatapannya seperti dipenuhi nafsu.

"Aku jadi ingin lihat,apa bagian lain juga semulus itu juga?",ucapnya sambil menyeringai.Dia menarik turun baju parisya dibagian dada namun parisya dengan cepat mencengkeram tangannya.Dan menggagalkan apa yang ingin pria mesum itu lihat.Namun 2 kancing paling atas kemeja parisya terlepas karena tarikan itu.

"Sepertinya kau tidak belajar apapun dari jalang itu",sarkas parisya karena fred bertingkah konyol.Padahal seharusnya dia sudah mendengar sedikit tentangnya dari mulut jesline.

"Kenapa?.Toh aku akan melihatnya juga saat aku membunuhmu",ucap fred lagi dengan tatapan mesumnya.

"Kau akan bernasib buruk jika menyentuh seorang wanita sembarangan",ucap parisya dengan nada dingin,begitu juga tatapannya.

"Aaa kau benar.Aku sudah berlaku tidak sopan",ucap fred sambil melepas genggamannya dari baju parisya.Dia berjalan memutari parisya dengan perlahan.

"Tapi bagaimana ya...,aku benar benar ingin melihatnya",ucapnya sambil menyeringai mesum.Dia menarik kemeja parisya dari belakang dengan cukup keras membuat kemeja itu benar-benar lepas dari tubuh parisya.
Parisya masih menggunakan tanktop.Namun punggungnya tereskpose jelas.Fred tertawa mesum saat melihat kemeja parisya ada ditangannya.Tapi kemudian tawa itu terhenti.Dia mengerjapkan mata beberapa kali seakan tak percaya apa yang dia lihat sekarang.

"Tunggu!,tatoo itu-"

"Kau senang sekarang?",potong parisya sambil membalikan badan menatap fred yang air wajahnya berubah.

"Sial!",umpat fred sambil mengelurkan pistolnya yang ia bawa untuk berjaga-jaga.Dia mengarahkannya ke parisya,tepat beberapa detik sebelum dia menarik pelatuknya.Parisya sudah memegang tangan fred dan mengarahkannya keatas hingga peluru itu menembak keudara kosong.Parisya menendang perut fred dengan lututnya dan saat fred menunduk karena menahan sakit,parisya lanjut menghantam wajahnya dengan lututnya juga.
Hingga fred terjatuh kebelakang.

Tentu saja,pistol itu sudah direbut parisya.Dia mengeluarkan pelurunya dan membuangnya begitu saja.Fred sudah bangkit meski hidungnya mengeluarkan darah karena patah juga rahangnya pasti sudah bergeser dari tempatnya.

"Kenapa?.Kau terlihat percaya diri tadi?",ejek parisya kini dia tidak menyembunyikan ekspresinya.Fred berdecih.Dia mengambil pisau yang tertancap didinding tadi.Dan mengambil sikap siaga.

"Apa ini?.Kau mau melawan seorang wanita menggunakan senjata?",ejek parisya lagi.Situasi yang berbalik membuat fred sedikit kebingungan.
Dia menyadari kesalahannya,
harusnya tadi dia langsung membunuh parisya.

"Kau pikir aku peduli hah!",bentak fred sambil mengayunkan pisau ke arah parisya.Sudah beberapa kali namun parisya berhasil mengelak.Dia mengambil jarak yang cukup dan melakukan tendangan berputar untuk menjatuhkan pisau ditangan fred.Fred tersentak sambil memegang tangannya yang terkena tendangan.

Sekali lagi parisya melakukan tendangan.Kini mengarah kebagian samping tubuh fred.Namun kali ini fred melihatnya.

Aku melihatnya,arah tendangannya,batin fred dengan percaya diri bergerak untuk menahan tendangan ditempat yang ia perkirakan.Namun parisya menyeringai,dia mengubah arah tendangannya menjadi dari atas.Tentu saja itu membuat fred tidak bisa menghindarinya dan terkena telak.Dia jatuh tengkurap.

Parisya menendang tubuh bagian samping,membuat fred berguling dan terlentang.Parisya menduduki perut fred.Membuka lebar tangan fred dan menahannya menggunakan kedua kakinya.Parisya sedikit mencondongkan tubuhnya kedepan.
Itu biasanya adalah posisi yang disukai laki-laki mesum.

"Bagaimana?.Bukankah ini yang ingin kau lihat?",tanya parisya pada fred yang terlihat tak punya tenaga itu.
Parisya yakin pandangannya pasti mengabur.

"Begini saja,kalau tidak ingin lihat lebih baik jangan melihat",ucap parisya sambil mengambil pisau fred tadi dan menancapkan kemata kanan fred.Dan langsung mencabutnya.Darah mengalir deras dari rongga mata itu beserta teriakan fred.Parisya langsung menyingkir dari tubuh fref untuk membiarkannya bergerak semaunya.

Argh....

Fred memegangi mata kanannya yang sudah mengeluarkan banyak darah.Dia berguling-guling dilantai karena rasa sakit yang ia terima.

"Cih..asin",ucap parisya yang baru saja menjilat noda darah dipisau itu.Tapi kemudian dia tertawa.
Apalagi saat melihat fred.

"Aku hanya mengambil satu matamu tapi kau sudah bereaksi seperti itu",
remeh parisya.

"Aku jadi penasaran,bagaimana reaksimu jika aku mengambil satu mata lagi.Atau aku ambil ususnya.
Argh jangan.Aku tidak tahu apa yang kau makan hari ini.Ah aku tahu.Aku akan ambil hatinya saja.Aku yakin,darahnya akan banyak sekali",ucap parisya terdengar seperti seorang psikopat.Apalagi tawanya yang menyeramkan lolos dari bibirnya.Siapa saja yang mendengarnya pasti akan ketakutan.

"Oops!,maaf.Sepertinya aku membuatmu takut",ucap parisya karena menyadari ekspresi fred yang sudah pucat.Apalagi dia sudah berusaha menahan sakitnya.Parisya mendekati fred,dan fred terlihat seperti seorang kelinci yang ketakutan saat didepannya ada singa.

"Baiklah baiklah.Kau bisa pergi.Kali ini kubebaskan",ucap parisya dengan nada serius dan sedikit kasihan.Fred sedikit terkejut.

"Kuhitung sampai 10.Kalau kau tidak pergi aku akan menghabisimu",ucap parisya lagi karena menyadari fred tidak mempercayainya.

"1"

Parisya mulai menghitung.Dengan sekuat tenaga yang tersisa fred langsung bergerak menuju pintu.Parisya menyeringai.

"10"

Ucap parisya sambil tertawa.Fred menyadari kalau parisya tidak akan benar-benar melepaskannya.Apalagi dengan pisau yang melayang mengiris lehernya dan menancap dipintu.Fred terjatuh tepat didepan pintu sambil memegangi lehernya yang terus mengucurkan darah.Dengan penglihatannya yang tinggal sebelah juga darahnya yang sudah mengalir banyak.Pandangannya mengabur,tapi dia samar-samar melihat parisya mendekat kearahmya.Dia tidak bisa melawan lagi.Bahkan sekedar berdiripun tidak bisa.

"Kau pikir aku benar-benar akan melepaskanmu hm?.Padahal kau sudah melihat apa yang seharusnya tidak kau lihat",ucap parisya lagi.

"Tapi kalau kau ingin aku mengampuni nyawamu.Kurasa aku bisa.Tetapi sebelum itu aku harus memotong lidahmu juga tanganmu.Dan mencongkel sisa matamu.Setidaknya ku tidak akan memberitahu siapapun",saran parisya pada fred.

"Bagaimana?.Aku sudah bersikap baik dengan memberimu pilihan",ucap parisya lagi ditambah senyuman manisnya.Fred tidak menjawab.Karena baginya,kedua pilihan itu sama saja membuatnya kehilangan nyawa.Entah karena dibunuh atau kehilangan banyak darah.

"Oh,sepertinya aku tahu yang sedang kau pikirkan.Baiklah,suatu kehormatan untuk saya karena bisa menentukan pilihan untuk anda"
,ucap parisya sambil membungkukan badan sebagai bentuk hormat.Tapi kemudian dia tertawa.

"Oh aku punya ide yang lebih baik.Kurasa dengan ide ini aku juga bisa sekalian memberikan hadiah untuk kekasihmu itu",ucap parisya dengan antusias.

MY LITTLE SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang