Chapter 3

496 20 0
                                    

Hari ini tidak lebih baik dari kemarin. Parisya belum mendapatkan satupun teman.Sebenarnya ia sering menangkap basah gadis disampingnya yang selalu mencuri pandang kearahnya.Tapi ketika  menoleh,gadis itu buru-buru mengalihkan pandangannya.

Ia tak terlalu memikirkannya dikarenakan tanpa sadar matanya tertarik dengan pria itu.Pria yang ia pergoki membawa bungkusan aneh.

Apa aku perlu melakukan sesuatu?

*

Bel istirahat berbunyi,semua murid keluar dari kelas.Parisya sudah tak heran lagi dengan pemandangan jam istirahat.Dan lagi-lagi menuju kekantin,sendirian.Saat berbelok ia tak sengaja menyenggol tangan seseorang.Buru-buru Parisya meminta maaf dengan menundukan kepalanya.Namun permintaan maafnya terhenti saat melihat benda yang sepeetinya terjatuh dari tangan orang yang ia tabrak.

"Apa yang kau lihat?!.Menyingkirlah!"
Orang itu mendorong parisya hingga punggungnya membentur tembok.
Dan langsung dengan cepat mengambil bungkusan itu lalu menyembunyikannya.Langkahnya terlihat terburu-buru.Umpatan sayup sayup terdengar ditelinga parisya.

"Bukankah dia..."

Parisya sedikit ragu,tapi dari warna rambutnya yang hijau mencolok membuat parisya dengan mudah mengenalinya.

"Apa yang sedang kau lihat?".Kejut seorang pria yang setengah berbisik didekat telinga parisya membuat parisya secara spontan menoleh kearahnya. Jarak wajah mereka kini hanya beberapa senti saja.Parisya dapat mencium aroma mint yang berasal dari pria itu.

"harum mawar",gumam pria itu

Parisya melangkah mundur beberapa langkah,menatap matanya sekilas kemudian berbalik dan meninggalkan pria itu tanpa sepatah katapun.

Eh...

Dengan sedikit terkejut,pria yang tadinya agak membungkuk karena menyesuaikan tingginya akhirnya menegakan kembali badannya.Alisnya mengerut sambil menatap punggung parisya yang semakin tidak terlihat.

"Dia menghindar?.Apa ada yang salah denganku?"

"Tristan!"

Marko terlihat melambaikan tangan ditengah-tengah kebingungan tristan.

"Kenapa dengan raut wajahmu?"
Marko heran melihat ekspresi aneh sahabatnya.

"Kebetulan sekali marko.Kemarilah!." Tristan menarik kedua bahu marko dan membuatnya berdiri tepat dihadapannya.Marko merasa sedikit merinding.

"Apa yang kau... "

"Diamlah!,kau cukup menjawab pertanyaanku saja?"

"Baiklah",nada suara marko terdengar ragu.Tristan menangkup wajah marko dengan kedua tangannya.

"Lihat wajahku!,apa ada yang salah ?"

"Tidak ada"

"Apa ketampananku berkurang?"

"Entahlah,seperti yang kita tahu aku jauh lebih tampan darimu."

"Jawab yang benar!"

"Baiklah.tidak.kau masih tampan seperti biasa."

"Benarkah?.kalau bukan itu?"
Tristan mendekatkan wajah marko ketubuhnya.

"Apa kau mencium sesuatu yang berbeda?"

"Sepertinya tidak,bukankah baumu memang seperti ini"

"Tidak juga ya.Kalau begitu..."

tristan menjauhkan wajah marko dari tubuhnya namun kini wajahnya yang mendekat.

"Apa nafasku bau?"

Kini marko tidak langsung menjawab.

"Hei lihat!,apa yang sedang mereka lakukan?"

MY LITTLE SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang