Lagi masa uas nih di kampus, doakeun dapat ipk bagus eak!
Pagi hari, udara dingin membuatku menarik selimut lebih tinggi hingga keujung daguku. Aku menggeliat pelan dan menekuk lutut semakin dalam layaknya janin dalam kandungan. Er, apa aku sudah pernah bilang aku anti dengan dingin?
"Al, dingin!" kataku dengan suara parau khas baru bangun tidur. Aku menunggu suamiku itu kembali ke ranjang dan memelukku dengan tubuhnya yang menangkupi seluruh tubuhku. Memberikan kenyaman yang tiada tara duanya didunia. Persetan dengan selimut jika dia sudah berada didekapanku.
"Al.." panggilku lagi setelah menyadari dia tidak juga datang menghampiriku. Kemana sih pria sialan itu?
"Al!" Aku menghempaskan selimut dari tubuhku ke samping dan baru menyadari ada yang berbeda dari kamarku sekarang. Kamar yang bercat putih bersih dengan ukuran kecil. Er, ini jelas bukan kamarku. Dan aku baru menyadari kalau aku sedang berada di Hongkong.
Sialan sekali! Sudah jauh-jauh kesini untuk melupakannya, aku malah berharap dia ada disini untuk memelukku. Dasar musim dingin membuatku sebal saja!
Ku tarik selimut lagi menutupi tubuhku sampai dagu. Meringkuk lagi dan berusaha tidur kembali.
Baru saja aku merasa di perjalanan menuju alam mimpi, seseorang menggedor pintuku. Siapa lagi ini?
Aku duduk kembali. Berteriak menanyakan siapa yang berada diluar sana menganggu tidurku. "Aku!" jawab suara wanita dengan bahasa indonesia fasih. Jelas itu adalah suara Angela. "Ayo sarapan, semuanya sudah berkumpul di ruang tamu."
Hell yeah, jika saja aku sedang berada dirumah, mungkin aku akan mengabaikan sarapan demi tidur kembali dan ujungnya Aldo akan menghampiriku dan menyajikan sarapanku di kamar. Hei, kenapa aku mengingatnya lagi?
"Iya!" Seruku. Jika saja ini bukan dirumah orang, mungkin aku tidak akan bangun sekarang dan menuju pintu. Memberikan sedikit senyum pagiku pada Angela lalu pamit ke kamar mandi untuk membersihkan wajah bantalku.
Aku kembali ke ruang makan sepuluh menit kemudian. Disana sudah duduk Alfian, Dean dan Angela. Oh ya, dipangkuannya ada seorang baby yang bernama Firsha. Kemaren aku sempat bermain dengan bayi berumur dua tahun itu. Dia sangat lincah tentu saja.
"Selamat pagi!" sapaku sambil menggulung rambutku tinggi. Semua yang berada disana melihat kearahku dan menjawab salamku. "Aunty!" teriak Firsha dengan tangan yang melambai kearahku memintaku untuk menggendongnya. Ah lucunya punya bayi seperti ini.
Aku menuju ke arahnya dan segera membawanya ke gendonganku. Lalu membawanya duduk bersama dipangkuanku dan dengan sabar mulai menyuapinya makanan bergantian dengan menyuapi diriku sendiri.
***
"Ayolah, kenapa kau didalam rumah saja kalau mau berlibur kesini!" kata Angela sambil menarikku dari duduk bergelung selimutku didepan televisinya.
"Err dingin Angel!" tolakku menarik tanganku kembali. Dia menggerutu tidak jelas lalu menghempaskan tubuhnya disebelahku. "Kau salah waktu kesini kalau begitu."
Aku menghembuskan nafas pelan lalu mulai menghadapnya. "You know why I'm here?"
Angela menggeleng. Lalu mulailah semua ceritaku. Hingga aku sendiri tidak menyadari air mata itu kembali mengalir. Sedikit bercerita pada orang membuatku sedikit lega. Diakhir cerita, Angela malah tidak menghiburku sama sekali dan dia malah tersenyum.
"Aku sudah pernah keguguran berkali-kali," jawabnya masih dengan senyum yang tegar. Aku bahkan tidak tau kemana arah pembicaraan ini. Yang pasti aku ikut bersimpati padanya karena dia juga mengalami hal yang serupa denganku. "Dan Firsha bukanlah anak kandungku. Dia adalah anak kakak Lim yang ku angkat menjadi anakku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting Baby
Romancesequel : my A buat para readers setia yang nungguin ini, buat silent readers yang diam-diam nungguin ini dan buat haters yang ngejudge tapi nyatanya baca juga. mungkin ga semenarik di cerita awalnya, karena ini sequel dan bukan cerita mereka mencar...