8. Truth

14.8K 667 5
                                    

Yeaaaaay ada yang nunggui huahahahaha
Happy reading yang nungguin :D

Bunyi bel pintu terdengar nyaring. Aku yang sedang duduk diruang keluarga menunggu bunyi bel itu berhenti karena Angela pasti akan membukakannya.

"Ra, ada ramu tuh sepertinya!" teriaknya dari kamar. Uh, mungkin dia sedang sibuk dengan Firsha. Lagian Alfian dimana sih? Tidak bisa membukakan pintu ya? Akukan sedang malas berjalan.

Ketika bel di bunyikan sekali lagi. Aku berteriak bahwa aku segera membukakan pintu. Dan ketika pintu itu terbuka, aku hanya bisa mematung melihat siapa yang berdiri disini.

"Hai," sapanya kaku.

"Kenapa kau disini?" tanyaku dengan mata menyipit menatapnya.

"Tidak ada izin masuk dulu? Aku keberatan," jawabnya sambil mengangkat satu tas jinjing besar yang ku perkirakan berisi baju-bajunya.

Aku memiringkan badanku dan membiarkannya masuk. Kebetulan sekali, Angela baru keluar dengan Firsha digedongannya dari kamar.

"Eh Aldo! Selamat datang di Hongkong!" katanya ceria sambil menyalami Aldo. "Maaf sekali ya tidak bisa datang ke pernikahan kalian."

"Tidak masalah. Dan aku juga minta maaf tidak bisa hadir ke pernikahanmu ya."

Angela mengangguk. Aku berdehem kecil. "Oh ya, Jeje tidak menyusahkan kan?" tanya Aldo tanpa menoleh padaku. Jika aku sedang mood, mungkin aku sudah menjitak kepalanya sekarang.

Angela tertawa. "Tentu saja tidak. Dia banyak membantu walaupun terkadang juga membuatku kesusahan mengurus Firsha yang jadi suka main sampai malam."

Aldo tertawa. "Maafkan dia ya. Nanti kunasehati untuk tidak kabur-kaburan lagi."

Eh, dia bilang apa?

"Kau kenapa bisa berada disini?" tanyaku memotong pembicaraan mereka yang sedang membicarakan keburukanku.

"Kau bilang semalam merindukanku," jawab Aldo polos. "Kukira bakal mendapat sambutan hangat."

Aku menaiakan sebelah alisku. Memangnya saat aku menelfonnya kemaren aku bilang merindukannya?

"Ehm, mungkin kalian butuh waktu bicara berdua. Aldo, kau kan sudah tidak jetlag dan sudah cukup istirahat di hotel, nah bawalah istri bawelmu ini jalan-jalan. Dari tadi pagi dia mager di ruang keluarga," celetuk Angela. Angela tau darimana Aldo menginap di hotel dan kapan mereka berhubungan? Dan kapan Aldo sampai di Hongkong?

"Bagaimana? Mau jalan bersamaku?" tanya Aldo meminta kesediaanku. Kalau bukan karena tidak mau ribut didepan Firsha, mungkin aku tidak akan mau berjalan dengannya.

"Tunggu disini, aku ambil jaket dulu."

"Bawakan ini kekamar kita," kata Aldo saat aku akan berbalik kekamar. Dia menyerahkan tasnya padaku yang aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Kubawa saja tas itu kekamarku, maksudnya kamar kami.

***

Aku mengusap tanganku agar tidak kedinginan. Aldo melirik dan menarik tangan kananku masuk kedalam saku jaketnya. Berada didalam genggamannya.

"Kalau kedinginan kenapa mau jalan keluar?" tanya Aldo tanpa menoleh padaku. Kami masih berjalan entah menuju kemana. Yang pasti aku hanya mengikuti langkah kakinya.

"Aku hanya tidak mau bertengkar didepan Firsha."

"Memangnya kau mau bertengkar dengan siapa?" tanyanya. Aku menoleh menatapnya dengan tajam. "Denganmu, dengan siapa lagi?"

Aldo terbahak. Uh, aku benci melihatnya seperti ini.

"Kenapa tidak mencariku?" tanyaku akhirnya hanya berani menatap ujung sepatuku yang melangkah pelan.

Waiting BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang