𖣀 Chapter 3: Bisnis yang Gagal

34 14 48
                                    

Kalian bisa tinggalkan jejak berupa voment ★💬 sebagai dukungan, terimakasih ....

Happy Reading^^

*****

Ding ....

Dong ....

Bel pulang sudah berbunyi. Dira masih terlihat marah dengan sumpahan itu. Sejak perkataan itu keluar dari mulut Airin, Dira sama sekali tak bicara dengan Feno begitu juga sebaliknya. Dia tidak ingin sumpahannya Airin jadi nyata. Tidak akan pernah terjadi!!!

Akhila memperhatikan, Dira benar-benar membuat perhatiannya terpusat pada gadis itu.

“Peri Gila kenapa? Kok gitu mukanya. Marah ya?” celetuk Akhila.

“Udah tau kok nanya sih?! Ah,” jawab Dira sewot.

Akhila menghela nafas, “Sebenernya aku nggak tau. Peri Gila marah, nggak marah mukanya sama aja kaya gitu. Itu bikin aku bingung.”

Dira memutar bola matanya. Ya, Gadis Cermin, Akhila memang menyebalkan, terutama bagi Dira.

Mereka pun sampai di anak tangga paling dasar terakhir, di saat itulah mereka bertemu dengan teman SMP mereka lainnya.

“Eh ... Es Batu Belum Jadi,” ujar Akhila.

Gadis berambut panjang yang diikat itu hanya memdeham. Dira dan Akhila secara berganti mengangkat kepala melihat papan kecil kelas itu. X IPS 3.

“Jadi lo S tiga.”

“Hn,” jawabannya.

“Ririn mau mengikuti jejak mama sama papanya Ririn ya!!!” terka Akhila.

“Ngomong apa sih lo? Gue masuk IPS karena terpaksa,” jawab Ririn acuh. 

“Oh ... kirain ....”

“Gue mau balik. Nebeng nggak?” tawar Ririn.

“.... Ah, lo Rin pake nanya. Gue mau lah,” jawab Dira langsung.

“Gue ngomong sama Akhila,” ujar Ririn.

“HAH! Jahat banget gila!!! Masa gue gak diajak?!”

“Ckh, yaudah deh buru.” Ririn pun membalikkan badan dan kembali berjalan.

“Makasih Ririn ... jadi sayang,” ujar Dira, tapi Ririn hanya pasang wajah datar atas respon Dira. Akhila hanya tertawa melihat wajah kesal Ririn.

Tak lama kemudian mereka beranjak masuk ke dalam mobil mewah berwarna putih milik Ririn.

Salah satu yang Dira suka dari kedua sahabatnya adalah hal ini. Dira suka gratisan, otomatis dia suka nebeng.

◍◍◍

Mobil Ririn berhenti di depan gedung apartemen ayahnya Akhila. Akhila dan Dira pun beranjak turun.

“Makasih ya, Es Batu Belum Jadi emang yang terbaik!!!” pekik Akhila senang.

“Iya tuh. Makasih ya. Besok–” sahut Dira.

𝐑𝐄-𝐌𝐀𝐉𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang