FYI: Pastikan koneksi kalian bagus untuk mengunduh png, karena nantinya cerita akan beralih ke mode gambar chatting. Terimakasih.
Kalian bisa tinggalkan jejak berupa voment ★💬 sebagai dukungan, terimakasih ....
Happy Reading^^
*****
Setelah sampai di cafe yang dimaksud, Akhila dan Dira turun di depan bangunan itu.
"Pak Jojo makasih ya. Oh iya, bisa tunggu Akhila di sini nggak?" tanya Akhila pada supir pribadi ayahnya. Kebetulan supir pribadinya Akhila, tak bekerja alias pulang kampung untuk beberapa hari kedepan.
"Bisa Non," jawabnya.
"Makasih Pak ...."
Setelah itu mereka pun masuk ke dalam cafe. "Khil, ini aneh ya. Masa malem-malem ngopi!!! Di cafe," tutur Dira.
"GAEBS kan emang aneh Dir, kita ngikut aja."
Mereka pun menghampiri salah satu meja besar yang dikelilingi oleh banyak remaja yang mereka kenal di sana.
"Wah, lagi pada konferensi meja lonjong nih ..." celetuk Dira saat sudah sampai di sana. Cewek itu menghampiri Gilang dan menjotos kepalanya. Tapi pemandangan yang toxic itu sepertinya bukan pertama kalinya mereka lihat, sehingga tidak terkejut saat kembali terjadi.
"Tapi Dira ... ini mejanya kotak!!!" ralat seorang cewek.
Wajah bahagia Dira langsung berubah jadi datar, "Nggak asik banget."
"Udah-udah ..." ujar Akhila.
Mereka berdua duduk di bangku yang sudah disediakan. Cafe serasa milik GAEBS sendiri, remaja yang jumlahnya kurang-lebih 32 orang itu benar-benar membuat berisik seisi cafe.
Ya, tapi ... cafe tersebut memang milik salah satu anak GAEBS jadi pasti hal itu bukanlah masalah. Sebenarnya sesuai jadwal cafe tersebut, jika sudah sore harus tutup tapi karena ada reuni seperti itu cafenya masih buka.
"Bocah-bocah GAEBS mencar semua ya sekolah SMA atau SMK-nya. Keren," ujar seorang cowok.
"Yang kaya gitu biasa kali!!! Semua murid sekelas di dunia ini kalo udah SMA atau SMK juga mencar!!!" tepis seorang cowok lainnya.
"Biasa aja kali ..." responnya.
"Ini udah biasa!!! Gue mah emang nyolot ngomongnya!!! Udah dari sononya!!!" bentak cowok itu.
"Woi!!! Bocah, ini reuni!!!"
"Diem aja lo Bambang!!!"
Bambang pun seketika mingkem.
𖣀𖣀𖣀
Setelah berbicara sendiri bak orang gila, Feno menyerahkan kembali ponsel milik Dini.
Cowok itu terlihat berbalas pesan dengan adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄-𝐌𝐀𝐉𝐀
Teen Fiction𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬: 𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐊𝐢𝐭𝐚.𝐁𝟏 || [𝙴𝙽𝙳] 𝘒𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘴𝘰𝘢𝘭 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳, 𝘮𝘦𝘴𝘬𝘪 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘴𝘶𝘮𝘱𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘮...